Beranda / Romansa / Cinta Dalam Hati / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab Cinta Dalam Hati: Bab 21 - Bab 30

61 Bab

Selamat

Akan tetapi belum sempat Yudi melintasi sebuah pohon besar, sebuah tangan membekuk lehernya dengan sebuah benda tepat di nadi lehernya. "Siapa kau? Dan siapa yang mengirimmu? Katakan? Atau pisau ini menghujam tepat di batang lehermu?" Yudi terkesima, wanita mungil semampai yang selama ini selalu bertengkar dengannya dan beberapa bulan ini menjadi kucing manis. Kini, benar-benar menjadi singa liar lega satu kata di hatinya. "Nia, apakah Kamu ingin menjadi janda sebelum menikah?" tanya Yudi. "Mas Yudi ...?!" ucap Tania. Ia mengendorkan tusukan ranting kayu di leher Yudi, "Iya, aku calon suamimu! Kamu baik-baik sajakah?" tanyaYu
Baca selengkapnya

Sesuatu

Keduanya makan dengan tenangnya, yudi memperhatikan Tania makan dan ingin menanyakan sesuatu tapi diurungkannya.   Yudi tidak ingin mengganggu ketenangan Tania, hanya saja hatinya sedikit menciut. Mengingat kejadian beberapa jam lalu dan tanpa sepengetahuan Tania,   Yudi mengirimkan pesan kepada calon mertuanya, dan mereka sepakat untuk menyembunyikan Tania sampai waktu persidangan tiba.   Yudi sudah menghubungi beberapa teman lamanya juga menyewa beberapa bodyguard untuk menjaga keamanan Tania,   "Nia, kamu bisa tidur di kamar mas yang tadi. Mas akan tidur di kamar tamu," ujar Yudi. Ia memperhatikan Tania, wajah tunangannya begitu cantik dan menggemaskan.
Baca selengkapnya

Ujian cinta atau ujian ketahanan mental

Drrrttt! Drrttt! Ponsel berdering ~ Yudi "Halo .... " Yudi dengan malas mengangkat ponselnya. ~Soleh "Hai, Bro. Apa, kabar? Ga ada kabar Lo, ya? Mentang-mentang sudah, sukses! Btw Lo mau kawinan, ya?" Samar - samar Yudi mengingat setiap pola suara di seberang sana. ~ Yudi "Sehat Leh, alhamdulillah. Lu ini seperti ga ada hari esok saja. Kamu tahu nggak ini jam berapa? Ganggu istirahat gue aja Lo?" Yudi menggerutu. Namun, ia duduk dengan nyantainya. 
Baca selengkapnya

Persembunyian

Sudah seminggu Tania di dalam persembunyiannya, tetapi dia dan putra masih terus berhubungan mengenai perkembangan kasus mereka.   Sementara Yudi setiap pagi pergi bekerja, Tania menghabiskan waktunya mengecek email dan bersih-bersih menikmati sejuknya pedesaan yang terpencil.   Entah mengapa Tania merasa bosan, karena perkembangan kasusnya makin tak berujung dengan jelas. Sementara berita kematiannya semangkin santer di media-media elektronik.   Dan berulang kali Tania melihat Wijaya masih dengan pongahnya melenggang di kancah politiknya, dan memiliki pendukung bejibun.   Ia begitu luwesnya memanipulatif semua orang hanya karena uangnya, dan si pendukung begitu bodohnya digiri
Baca selengkapnya

Ancaman

Di tempat lain, Yudi baru selesai mengerjakan pekerjaannya. Ia meraih ponselnya ingin menghubungi Tania, Yudi melihat pesan masuknya. Deg! Jantungnya bergemuruh memeriksa GPS, secepat kilat dia pergi mengendarai sepeda motor ke kantor calon mertuanya, "Ayah, coba lihat ini?!" Yudi memberitahukan kepada Hamzah karena yudi tidak ingin gegabah mengambil tindakan. Yudi melihat di ruangan Bunda Noni, Ayah Hamzah dan semua staf pegawai kantor yang memiliki kedudukan yang lumayan berpengaruh sedang melakukan rapat. Yudi memasuki kantor, "Maaf, saya mengganggu! Tetapi
Baca selengkapnya

Tania dan sumpitnya

Seorang pria menyeret Tania memasuki sebuah ruangan, yang penuh dengan para wanita muda. Seorang wanita berdandan menor sebagai mucikarinya, menoleh ke arah kedatangan Tania. "Wah, cantik sekali wanita ini!" ucap Wanita yang berdandan menor. "Kata si Bos, 'Aku ingin wanita ini  untuk menemaniku malam ini,' jadi, persiapkanlah!" ucap si penjaga. "Baiklah ... akan siap pada waktunya sampaikan salamku!" balas si mucikari. Wanita itu menarik tangan Tania, menyeretnya membuka ikatan tangan sekalian menjambak rambut Tania hingga Tania menengadah menatap ke retina wanita itu. "Aku tidak suka, tatapanmu! Jangan macam-macam denga
Baca selengkapnya

Hukuman seorang wanita

"Aku pernah bersumpah padamu bukan? Aku tidak akan membiarkanmu bebas berkeliaran, dan aku ... akan membinasakanmu di neraka yang kau ciptakan sendiri!" ancam Tania.   Tania mengitari Wijaya yang sedang menahan sakitnya, darah terus merembes.   Buk! Buk!   Tania menendangkan kakinya ke  arah pusaka sakti milik Wijaya, ia benci mengingat apa yang akan dilakukan Wijaya kepadanya tadi.   Pria yang hanya memanfaatkan kelemahan dan ketidakberdayaan seorang wanita, sehingga mereka dengan sesukanya memukul dan memperdagangkan wanita selayaknya sebuah barang.   "Mana kesombonganmu? Kau menganggap kami seonggok s
Baca selengkapnya

Akhirnya menikah juga

Tania keluar dari persidangan dengan senyum mengembang. Ia berhasil membebaskan dan membela semua.wanita korban trafficking yang dilakukan Wijaya. Ia menang telak, apalagi Wijaya pun telah meregang nyawa dihukum oleh semua wanita korban kekejamanannya. Tania ke luar dari ruang sidang bersama dengan para wanita. Semua oknum-oknum yang terkait telah tertangkap dan diadili seadil-adilnya. Walaupun rasa sedih, trauma, dan kepahitan masih membekas di wajah para korban. Namun, paling tidak mereka masih mampu untuk menatap dan membenahi kehidupan yang telah hancur. Akan tetapi mereka berusaha untuk berjalan dan memulai dari awal lag
Baca selengkapnya

Malam pertama super heboh

Kriiieett .... Pintu kamar mandi terbuka Yudi memakai handuknya, tubuh maskulin dan roti sobeknya membuat panas dingin tania. "Mas! Sepertinya AC-nya kurang dingin ini!" ujar Tania membuat mode paling dingin sekutub. "Masa sih, yank? Kayaknya nggaklah?" balas Yudi. Ia mendekati Tania yang masih mengotak-atik remote AC, sembari memasukkan kedua belah kakinya ke selembar pakaian dalamnya. "Ya ampun, Mas ini! Seperti nggak ada tempat ganti saja. Ckckck .... " Tania membelakangi Yudi. Ia merasa sangat malu melihat semua perilaku suaminya yang sembrono.
Baca selengkapnya

Rubah betina

Bab. 30. Yudi meraba-raba sisi kiri tempat tidurnya tetapi tania tidak ada. Seperti biasanya, suara cempreng Tania memanggil-manggil. Akan tetapi, pagi ini hening. Yudi mengangkat kepalanya, menoleh ke kanan dan ke kiri memusatkan pendengarannya sepi .... Yudi bangkit memakai jeans bututnya mencari istri tercintanya ke kamar mandi, ruang tengah, dan dapur. Tania tiada, sarapan terhidang di meja makan dan sepucuk surat. Dear suamiku .... Aku buru-buru pergi ada sidang pagi ini. Sarapan sudah aku siapkan, Mas! Makanlah dengan lahap. Selamat berkerja cinta, Muach! Sayankmu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status