Beranda / Romansa / BUNGA ABADI / Bab 41 - Bab 50

Semua Bab BUNGA ABADI: Bab 41 - Bab 50

89 Bab

TIDAK SEPERTI BIASA

Hari ini sangat tenang, tidak ada hal yang membuat jantungku berdetak kencang atau pun ketakutan. Sekarang sudah siang dan Lingga masih juga sibuk dengan pekerjaannya. Tidak berbicara denganku tidak pula melihatku."Pak, ini referensi vila yang Pak Lingga minta," ucapku pada Lingga."Oh ya taruh situ saja!" jawabnya singkat tanpa melihatku."Hmm..  Pak,  ini sudah saatnya jam makan siang!" ingatku padanya."Ohh yaa??" jawabnya sambil melihat jam tangannya."Hmm..  aku akan pergi makan siang dengan Paman Pram, kamu bisa istirahat juga sampai aku kembali!" sambungnya kemudian pergi tanpa melihatku.Aku menatapnya aneh, ada apa dengan Lingga hari ini? Ada apa denganku hari ini? Aku berpikir seolah menunggu kapan Lingga menyentuhku. Haaisss.. bukan seperti itu, maksudnya tidak biasanya dia seperti ini. Apa aku melakukan kesalahan? Jika benar begitu pasti saat ini Lingga sudah menyiksaku, bukan membiarkanku tenang seperti ini.
Baca selengkapnya

TIDAK BISA LAGI

Pagi yang cerah, hari ini Azalea sangat semangat karena istirahat yang cukup banyak."Iyaakkk.. ahh.. enak sekali, tidur yang cukup memang menyegarkan badan!" ucap Azalea sambil melenturkan tubuhnya yang kaku karena tidur semalaman."Sepertinya hari ini akan lebih santai, proyek berjalan lancar, tidak banyak yang harus di cek oleh Lingga, semua yang berhubungan dengannya selalu lancar, sangat mendapat restu Ilahi sekali dia," ucapku berbicara sendiri."Sudahlah yukk.. mandi, mumpung masih pagi!" lalu Azalea pun bergegas untuk mandi.Beberapa saat kemudian. Masih memakai handuk kimono, Azalea mulai mempersiapkan diri untuk berangkat ke kantor. Di awali dengan mengeringkan rambutnya dengan hair dryer, setelah itu Azalea mengganti bajunya. Dress berwarna peach yellow dengan model bahu yang terbuka menjadi pilihan bajunya hari ini. Setelah selesai mengganti baju, Azalea kembali duduk di depan meja riasnya."Coba make up sedikit lah mumpung masih pagi!"
Baca selengkapnya

DOUBLE ( KARENA KEMARIN BELUM )

"Proyek real estatenya berjalan lancar," info Pak Pram sambil duduk di sofa."Dan.., " Pak Pram menghentikan ucapannya."Dan apa Paman? " tanya Lingga."Raden Bisma Kartanagara akan kembali!"Lingga terkejut mendengar ucapan Pak Pram. Siapa Raden Bisma itu? Apakah salah satu keluarga mereka. Kenapa mereka mengatakan nama itu seolah sebuah petaka?"Oh yaa..  kapan? " tanya Lingga."Beberapa bulan ke depan," jawab Pak Pram."Baiklah, berarti kita harus segera selesaikan proyek real estate ini!" ucap Lingga yang awalnya tegang sekarang mulai tersenyum."Azalea telpon Pak Hendry untuk segera menyelesaikan proyek ini!" perintah Lingga kepadaku yang langsung aku kerjakan.Lingga dan Pak Pram saling bertatapan tapi tidak berbicara apapun. Seolah ada hal besar yang mereka pikirkan,  siapa Raden Bisma itu? Baru kali ini aku melihat wajah Lingga dan Pak Pram tegang seperti itu."Sudah saya sampaikan pada Pak Hendr
Baca selengkapnya

EDELWEISS BUNGA ABADI

atu minggu kemudian.Tinn!!  Tinn!!Suara klakson mobil Lingga di pagi hari. Membuatku berlari gugup untuk segera menemuinya."Iyyyaaa..  sebentarrrr..!! " teriakku dari dalam."Pagi semuanya hah hah," aku masih mengatur nafasku setelah terburu - buru untuk keluar rumah."Saya siapkan makanan lagi!" sapaku sambil menunjukkan kotak bekal sama seperti sebelumnya."Terima kasih Azalea," ucap Pak Pram dengan senyum khasnya yang berkharisma."Sudah ayo cepat masuk!" sahut Lingga."Baikkk! " sahutku lalu segera masuk ke dalam mobil.Dua jam kemudian. "Hahhh.., " aku merentangkan tangan saat keluar dari mobil.Tempat ini begitu indah. Hanya saja sebagian tempat sudah mulai terdapat bangunan - bangunan bagian dari real estate yang baru setengah jadi. Walaupun baru beberapa kali kesini,  rasanya tempat ini sudah tidak asing. Udara yang dingin dan segar serasa membuatku lebih hidup.
Baca selengkapnya

HARI ULANG TAHUN AZALEA

Tidak terasa sudah delapan bulan aku bekerja disini. Dengan caraku yang sudah terbiasa melakukan hal yang Lingga inginkan, dia tidak lagi bersikap kejam padaku, hingga rasanya kontrak itu tidak pernah ada walaupun kenyataannya butuh waktu seumur hidup untuk menyelesaikannya.Besok adalah tanggal 2 Agustus, hari dimana umurku akan genap berusia dua puluh empat tahun. Harapku tidaklah banyak, semoga untuk ke depan hidupku akan semakin baik.Walaupun aku terikat kontrak dengan Lingga, kupikir hidupku tidak terlalu buruk juga. Entah karena selama ini aku selalu menuruti keinginannya jadi dia tidak bersikap kejam padaku atau karena aku dekat dengannya hidupku sedikit membaik.Jika kupikirkan lagi, sejak kenal dengan Lingga aku tidak pernah lagi merasa sendirian. Yang biasanya aku malas untuk bersama dengan orang lain, bersama Lingga dan Pak Pram aku merasa nyaman. Mungkin itu karena Pak Pram adalah orang tua bijak yang selalu tersenyum dan menyapaku, sedangkan Lingga
Baca selengkapnya

TALI UNTUK KAKI AYAM

Lingga mendekat satu langkah di depan Azalea. Menghampiri leher Azalea yang tampak indah dan menciumnya disana, melumatnya dengan lembut tanpa meninggalkan bekas merah. Kali ini Lingga tidak ingin membuat leher yang indah itu bernoda. Azalea memejamkan matanya, ia menarik nafas panjang merasakan lumatan yang Lingga lakukan."Hahh..  Hahh..," nafas Lingga dan Azalea beradu. Walaupun hanya sentuhan kecil itu cukup membuat keduanya sesaat hilang dalam kendali kenikmatan."Ayo kita pergi makan, karena hari ini hari ulang tahunmu maka hari ini aku akan membuatmu bahagia!" ucap Lingga setelah melepaskan lumatannya. Aku masih belum lepas dari pengaruh sentuhan itu di tubuhku."Iyaa!" kujawab ucapan Lingga dengan pelan karena aku masih mengatur nafas dan detakan jantung di dadaku.Kemudian Lingga menarik tanganku lalu melangkah menuju mobilnya, membukakan pintu untukku dan mendudukkanku disana. Setelah itu ia juga masuk ke dalam mobil dan melajukan mobil yan
Baca selengkapnya

KEDATANGAN BISMA

"Ayamku ini harus di tali biar gak lepas!" ucap Lingga berjongkok sambil memakaikan gelang kaki itu pada kakiku."Nah karena sekarang sudah ditali jadi ayamku ini tidak boleh lari, mengerti?" perintahnya dengan tersenyum lembut padaku.Aku begitu terpesona mendapat perlakuan Lingga kali ini. Tali ini begitu indah. Tatapanku tak bisa lepas darinya. Sungguh kali ini aku tidak bisa mengendalikan hatiku lagi."Iya, saya mengerti dan tidak akan pernah lari!" jawabku begitu mudahnya mengikuti perintah Lingga seperti terhipnotis oleh segala keromantisan yang dia ciptakan.Setelah memberiku gelang kaki Lingga mengajakku jalan - jalan berkeliling di mall. Memainkan beberapa permainan di play zone, menonton bioskop film romantis walaupun Lingga tampak bosan saat melihat film itu tapi dia tetap menontonnya bersamaku, tertawa bersama, sejenak meninggalkan segala pekerjaan dan melupakan hubungan kontrak.Jika aku boleh bertanya, apakah seperti ini hubungan anta
Baca selengkapnya

KELUARGA KARTANAGARA

Di kediaman keluarga Kartanagara. Seorang wanita paruh baya berwajah cantik dan anggun memakai jarik dan kebaya sederhana, rambutnya di sanggul membuat wajah tua yang ayu itu nampak jelas sisi kebangsawanannya. Sedang membatik sebuah kain di samping jendela. Sinar matahari yang menyorot masuk melalui kaca jendela membentuk panorama layaknya lukisan dengan figur perempuan bangsawan yang tengah membatik kain.Tangannya yang lembut begitu lentur menorehkan tinta - tinta pada setiap lengkung garis rumit yang tertoreh pada kain. Bisma melangkah mendekati perempuan paruh baya yang anggun itu."Sugeng siang Ibu!" sapa Bisma memberi salam kepada Ibunya yang tengah khusyuk dalam melakukan aktifitasnya. Perempuan itu kemudian menoleh menghentikan aktifitasnya, senyumnya merekah kala melihat sosok laki - laki yang berdiri di hadapannya."Anakku, sugeng rawuh!" jawabnya sambil berdiri dan berjalan menuju Bisma yang berdiri dengan penuh senyum yang merona di wajahnya.
Baca selengkapnya

KELUARGA KARTANAGARA 2

Lingga berjalan menuju kamar Bisma. Di dalam kamar, Lingga melihat Bisma yang sedang fokus membaca buku. "Apa yang sedang kamu baca?" tanya Lingga mengagetkan Bisma yang tengah fokus dalam membaca bukunya. Bisma menoleh ke arah suara yang memanggil namanya. "Ohh.. Kakak, kamu sudah pulang? " jawab Bisma menghentikan aktivitasnya membaca buku kuno tersebut. "Buku apa yang sedang kamu baca?" tanya Lingga kembali melihati buku kuno yang sebelumnya belum pernah ia lihat. "Ini buku Romo, aku meminjamnya saat tadi siang aku melihat Romo sedang membacanya buku ini, isinya tentang silsilah keluarga Kartanagara," jawab Bisma. "Bagaimana pekerjaanmu di kantor Kak? Apa semuanya lancar? " tanya Bisma. "Ya, tentu saja lancar seperti biasanya," jawab Lingga. "Ya, sudah pasti begitu, semua yang kamu kerjakan pasti akan lancar karena itu aku tidak dibutuhkan disini," sahut Bisma. "Apa yang kamu maksudkan berbicara seperti itu?
Baca selengkapnya

SEMAKIN DEKAT

Have a nice dream. Kata - kata yang melayang di benak Lingga dan Azalea malam itu. Dua sejoli yang saling jatuh cinta tapi tidak menyadari tentang perasaannya. Lingga tenggelam dalam lamunan tentang Azalea, begitu pun dengan Azalea. Keduanya terlelap dengan hati yang menanti - nanti agar esok pagi datang lebih cepat."Apa yang membuatmu menangis Utari?" tanya seorang laki - laki."Pemimpin dapur memarahiku karena tidak bisa memasak dengan benar, dia bilang masakanku tidak enak," jawab Utari sesenggukan sambil memetik Bunga Azalea berwarna merah muda di sampingnya, mematah - matahkan kelopak Bunga itu hingga menjadi kecil - kecil."Hidup itu seperti tanaman, kadang berbunga cantik lalu kemudian gugur setelah itu muncul lagi kuncup bunga baru, dia harus berusaha agar mekar dengan indah, seperti itu hidup terus berjalan!" ucap seorang laki - laki kepada Utari yang sedang menangis di halaman belakang kerajaan. Laki - laki itu adalah Raden Arya Kartanagara. Putra per
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status