Home / Romansa / BUNGA ABADI / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of BUNGA ABADI: Chapter 61 - Chapter 70

89 Chapters

TENANG SEBELUM BADAI

Aku menjadi diam dan tidak terasa meneteskan air mata. Lingga langsung menyadarinya,  mengusap air mata yang jatuh di pipiku."Hey, kamu kenapa? ini kan film action bukan film sedih," tanyanya."Gak apa - apa ko, hanya ingat masa lalu," jawabku.Lalu Lingga menyandarkan kepalaku pada dadanya. Kita berdua terus melanjutkan menonton film tersebut. Aku bukan trauma akan kejadian seperti itu, atau masih merasa sedih karena kejadian buruk itu merenggut kedua orang tuaku. Sudah terlalu lama jika terus bersedih dan aku adalah wanita yang terlalu tegar untuk menjadikan hal itu sebuah truma. Hanya saja kejadian itu menjadi salah satu memori terburuk dalam hidupku yang tidak akan pernah bisa dilupakan. Jika memori itu teringat lagi, itu akan memunculkan kembali rasa sedih yang sudah tertimbun lama di hati,  seperti sebuah kaset yang memainkan film lama.Film sudah selesai di putar. Aku dan Lingga berjalan keluar ruangan dengan bergandengan tangan.
Read more

MENJELANG PERAYAAN

Keesokan harinya setelah malam yang indah itu. Azalea bangun lebih pagi dari pada burung. Ia sudah membuka jendela kamarnya dan menyandarkan tangannya disana. Menikmati sejuknya udara pagi dan menyapa dunia. Langit masih berwarna jingga tetapi semangat Azalea hari itu sudah membara."Pagi burung, kamu bangun kesiangan," sapa Azalea kepada seekor burung yang baru saja keluar dari sarangnya. Burung itu meloncat - loncat dengan melihat Azalea.Ciitt.. Citt.. Citt.. Suara burung itu mulai bernyanyi menyambut pagi."Burung, kamu semangat banget, sepertinya bukan hanya aku yang bahagia, burung memangnya cuma kamu yang bisa bernyanyi. Handphoneku juga bisa hahaha..  aku sudah gila sampai bicara dengan burung," Azalea menertawakan dirinya sendiri lalu mengambil handphonenya untuk memutar sebuah lagu.šŸŽ¼šŸŽ¼ Beautiful life ost drama Korea Goblin šŸŽ¼šŸŽ¼It's a beautiful lifeIni hidup yang i
Read more

LOMBA OLAH RAGA

Seharian aku membantu Pak Pram dan Gracia untuk menyiapkan pesta perayaan ulang tahun besok. Jadwal kegiatan untuk besok adalah pada pagi hari akan di adakan lomba olah raga berikut dengan pemberian hadiah bagi pemenangnya. Lalu malam harinya adalah pesta ulang tahun perusahaan yang sebenarnya. Pesta di adakan di aula perusahaan, tidak perlu menyewa gedung untuk tenpat merayakan pesta. Kantor KARTANAGARA GROUP memiliki aula yang sangat luas untuk acara - acara seperti ini.Disini Bisma juga selalu membantu Gracia seperti telah terjalin sesuatu di antara mereka. Lingga sesekali turun untuk menyapa Pak Pram dan menemaniku sebentar. Ia selalu mengingatkanku untuk tidak dekat dengan laki - laki lain. Tingkahnya yang kekanak - kanakan ini membuatku semakin gemas melihatnya. Tidak terasa hari sudah sore. Persiapan untuk besok sudah selesai semuanya. Aku pulang lebih awal berniat beristirahat lebih, guna mengumpulkan tenaga untuk besok. Seperti biasa Lingga yang mengantarku pulang.
Read more

LOMBA OLAH RAGA 2

Gracia mengeluarkan dua toples kaca bundar dengan kertas - kertas yang di gulung berisikan sebuah nomor. Setiap pasangan haruslah laki - laki dan perempuan. Aku mengaduk - aduk nomor tersebut dan mengambil satu gulungan kertas di dalamnya. Semua karyawan yang lain juga melakukan hal yang sama. Kubuka gulungan kertas yang sudah kuambil."Nomor dua," cetusku.Aku menoleh untuk mencari siapa yang juga mendapatkan nomor dua. Gracia juga membantuku mencari siapa yang dapat nomor dua."Aku nomor dua," sahut suara laki - laki yang ternyata adalah Bayu."Waahh.. senang sekali aku bisa berpasangan denganmu Azalea, aku sungguh beruntung sekali!" ucap Bayu lagi sambil menunjukkan nomornya."Aku juga senang berpasangan denganmu," jawabku dengan tersenyum.Karena semua sudah mendapat pasangannya. Gracia memberitahu MC untuk segera memulai perlombaannya. Lingga, Pak Pram dan para tamu nampak antusias melihat lomba olah raga ini. Lomba yang pertama adalah
Read more

PESTA

Setelah sampai di depan rumahku Lingga hanya diam saja,  tidak seperti biasanya dia seperti itu. Tidak ada kiss bye atau kata manis lainnya."Kamu kenapa?" tanyaku polos."Sebel!" jawabnya ketus."Sebel kenapa?" tanyaku lagi."Huhhh..  dasar gak peka, sini sini tangannya aku strerilkan dulu!" katanya lalu menarik tanganku kemudian menggenggamnya erat dan meniupnya."Udah!" ucapnya lagi sambil melepas tanganku kembali. Aku masih heran dengan tingkah Lingga sekarang."Apa sihhh?" tanyaku lagi."Lain kali jangan pegang - pegang orang lain lagi!" jawabnya. Aku sedikit berpikir kemudian sadar dengan apa yang dia maksud."Owhhh..  ahahahaha..  okey okey!" jawabku.Cup!  Aku mencium pipinya. "Itu adalah permohonan permintaan maafku," kataku kepada Lingga."Cihh.. murah sekali!" jawabnya."Kiss itu penuh dengan cinta yang berkualitas jadi mahal," jawabku lagi membuat Lingga tersenyu
Read more

PESTA 2

Lingga turun dari mobil, aku pun juga begitu. Aku berdiri di samping Lingga. Para wartawan begitu antusias bertanya dan memotret momen ini."Pak Lingga, bagaimana tanggapan anda tentang pesta perayaan ulang tahun KARTANAGARA GROUP tahun ini?" tanya seorang wartawan."Perayaan tahun ini lebih seru karena lomba olah raga yang kita adakan sangat menghibur semua orang dan juga membuat para karyawan menjadi lebih dekat, namun tetap tidak mengurangi kualitas perayaan ulang tahun perusahaan seperti biasanya, dimana setiap menjelang ulang tahun, KARTANAGARA GROUP akan membagi - bagikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Hal itu sudah di atur semua oleh COO kami Raden Pramoedya. Dan salah satu bantuan yang kita salurkan adalah di panti asuhan minggu kemarin," jawab Lingga begitu tegas dan santai."Pak Lingga, di tahun - tahun sebelumnya, Pak Lingga selalu datang sendirian, bahkan Pak Lingga tidak pernah terlihat bersama dengan wanita sampai muncul rumor bahwa Pak Li
Read more

PESTA 3

"Saya hanya ingin membantumu Pak," ucap Gracia lagi, kali ini ia mengelus dada bidang Lingga."Ahhh.., " Lingga mencengkeram tangan Gracia dengan kuat. Terus menarik nafas yang dalam karena semakin kepanasan."Enggak! Hentikan!" tolak Lingga kemudian berjalan meninggalkan Gracia memasuki lift dan menekan tombol tujuh puluh sembilan. Gracia juga ikut masuk ke dalam lift dan terus bergelayut menempel pada Lingga."Lepas!  Lepaskan tanganmu!" pinta Lingga berusaha melepas sentuhan Gracia. Namun saat melihat tubuh Gracia yang terbuka Lingga juga semakin kepanasan.Sementara itu di lantai tujuh puluh sembilan, Azalea sedang mencari Lingga. Azalea ingin membuka ruangan Lingga namun ruangan itu ternyata masih terkunci. Azalea melihat Lingga berada di dalam pantry lalu ia pun masuk ke dalam sana."Pak Lingga, kenapa kamu memanggilku kesini?" tanya Azalea kepada Lingga yang sedang mengambil minum menghadap ke depan. Azalea hanya melihat tubuh Lingga da
Read more

PENJAHAT TERDEKAT

Aku membiarkan Lingga terus mencium dan menggerayangiku. Aku memeluk tubuhnya erat sehingga Lingga mengikuti kemana pun aku melangkah. Saat Lingga terus menciumi leherku, aku melangkahkan kakiku menuju kamar mandi, menyalakan air dingin dalam bathup dan menjatuhkan tubuhku bersama dengan Lingga disana. Terus berendam bersama dan berusaha menahan Lingga untuk tidak melakukan lebih dari ini hingga tubuh Lingga menjadi dingin dan reaksi obatnya sudah hilang.Setelah cukup lama berendam disana. Akhirnya Lingga sudah terlepas dari pengaruh obatnya. Kulitku juga sudah mengeriput karena terlalu lama berendam. Lingga diam terus melihatku yang juga basah kuyup sepertinya."Kamu jahat?" ucap Lingga terus melihatku tanpa expresi. Aku bingung harus menjawab apa."Padahal tadi aku sudah seperti itu," ucapnya lagi."Ayo ganti baju dulu, nanti kamu sakit!" jawabku."Apa bedanya? Seperti tadi juga sakit, biar disini saja terus," ucapnya lagi.
Read more

PENJAHAT TERDEKAT 2

Air mataku menetes,  aku terus menangis hingga ssesenggukan. Rupanya hatiku sudah tidak bisa menahannya lagi."Azalea, kenapa kamu menangis? Aku kan tidak melakukan itu padamu," ucap Lingga."Bukan itu," jawabku lirih."Lalu kamu kenapa menangis?" tanya Lingga yang sekarang sedang memegang tanganku. Pak Pram tidak merasa terkejut sama sekali dengan sikap Lingga yang begitu lembut kepadaku."Tadi malam Bisma_" ucapku lalu berhenti. Aku butuh menata hatiku sejenak agar bisa menceritakan hal ini dengan jelas.Pak Pram menoleh terkejut setelah aku menyebut Bisma. Lingga juga seperti itu."Kenapa Bisma?" tanya Lingga yang sekarang memegang wajahku dengan kedua tangannya."Tadi malam Bisma mau memperkosaku" jawabku.Air mataku menetes. Tangisku kembali pecah setelah mengatakan itu. Lingga melepaskan kedua tangannya dari wajahku setelah mendengar aku mengatakannya. Kulihat ia begitu terkejut hingga tidak mengatakan apapun untuk b
Read more

KENAPA? PADAHAL AKU KAKAKMU

Beberapa waktu kemudian. Lingga dan Pak Pram sudah berada di kediaman keluarga Kartanagara. Terlihat Ibu Prameswari sedang menata bunga dalam vas kaca."Ibu, dimana Bisma? " tanya Lingga."Kamu sudah pulang Le? Tumben jam segini kamu ada di rumah?" tanya Ibu Prameswari."Iya Ibu, saya ingin menemui Bisma," jawab Lingga."Adikmu ada di kamarnya, dia lagi istirahat," sahut Ibu Prameswari.Kemudian Lingga bergegas menuju kamar Bisma, begitu juga dengan Pak Pram.Ceklek!Lingga langsung membuka pintu kamar Bisma tanpa mengetuk pintu. Bisma terkejut dengan kedatangan Lingga. Dilihatnya di kepala adiknya itu melingkar sebuah perban."Kakak, kamu tidak bisa ketuk pintu dulu? Ini bukan kamarmu!" cetus Bisma spontan."Kepalamu kenapa? Kamu terluka? " tanya Lingga kemudian masuk ke dalam kamar Bisma, begitu juga dengan Pak Pram." Ohhh.. ini, ya kecelakaan tadi malam saat pesta karena aku begitu ceroboh," jawab Bisma.
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status