All Chapters of HOT NIGHT: Chapter 81 - Chapter 90

Di dalam kamar motel yang masih terasa panas dan gerah Jared kembali membaringkan tubuh Mara pelan-pelan. Napas mereka masih saling memburu, Jared juga kembali menjilati kulit Mara yang manis oleh sisa dari percintaan gila mereka yang sangat panas, semuanya panas sekujur tubuh mereka juga panas berdenyut-denyut hebat. Jared tidak keberatan untuk melakukan apapun untuk wanita yang sudah membuatnya sangat puas."Sungguh aku tidak ingin berakhir denganmu sampai kapanpun," desah Jared setelah mendapat kepuasan di dalam tubuh wanitanya yang selalu menggairahkan jiwa liarnya sebagai pria.Mara masih belum sanggup bicara napasnya belum bisa kembali dia atur dengan benar, dadanya berdegup kencang berdebar-debar panas tidak terkendali. Jared Landon bukan hanya baru menerkamnya seperti mutan tak beradab dia juga bisa menyetubuhi wanitanya seperti berandalan yang keji tapi juga nikmat luar biasa. Mara beberapa kali dibawa menepi ke puncak gairah yang tidak putus-putus menyerangnya seperti bencana

"Jadi kau yang mengurus semua pernikahan mereka?" tanya Jaremy dengan nada dingin tapi datar sulit untuk ditebak seperti apa reaksinya. Mr. Rich menyerahkan semua dokumen pernikahan Jared Landon yang baru dia selesaikan ke depan Jeremy Loghan sambil kembali menjelaskan dengan hati-hati. Mr. Rich juga mengatakan jika Jared tidak mau siapapun tahu mengenai dirinya. Jika kemarin mereka tidak bisa berdebat di depan Lily tapi kali ini Geby sudah benar-benar tidak tahan. "Lihat, bagaimana adik laki-lakimu bisa berbuat seperti ini bahkan dia tidak memberitahu satupun dari kita!" Geby tidak terima. "Sebenarnya ada Nona Lily yang ikut datang," sela Mr. Rich. "Apa?" Geby langsung berpalin

Semuanya jadi sangat mengerikan, otak jared seperti di cengkram oleh kengerian yang berlipat ganda karena dia benar-benar sedang melihat kobaran api seperti dalam mimpinya. Rumah utama dua lantai itu benar-benar terbakar dengan api berkobar-kobar dan tidak ada yang bisa berbuat apa-apa. Api baru padam setelah petugas pemadam kebakaran tiba dan hari sudah terang benderang. Rumah besar dua lantai itu kali ini hanya menyisakan puing bangunan yang menghangus, dinding batu merahnya sudah berubah menjadi hitam dan masih mengepulkan asap panas. Mara menjerit-jerit melihat tubuh bibi Carolina yang ikut terpanggang api. Jared memegangi mara kuat-kuat karena dia terus meronta ketika melihat petugas pemadam kebakaran mengevakuasi tubuh bibi Carolina dari puing-puing yang masih menganga. Semua

Masalah paman Mara dan mendiang Mr. Clark memang sudah jadi buntut berkepanjangan, terutama setelah kematian adik perempuannya dan kemudian Mr. Harper malah mendengar Damian Clark menikahi wanita simpanannya. Ada kemarahan yang sangat besar sebagai kakak laki-laki dari satu-satunya adik perempuan yang telah dikhianati suaminya. Sejak awal Mr. Harper memang tidak pernah setuju ketika adik perempuannya menikah dengan putra dari keluarga Clark, tapi adik perempuannya tetap nekat bahkan kabur dan berani menikah diam-diam hingga melahirkan Mara di peternakan. Meski sempat memaafkan mereka setelah lahirnya anak-anak tapi sejak mengetahui adik perempuannya dikhianati dengan seorang gadis muda, Mr. Harper kembali bersitegang dengan Mr. Clark dan bersumpah tidak akan mencampuri urusan mereka lagi. Bahkan pada saat mendengar kematian Anelies, Mr. Harper juga masih sangat kaku dan tidak mau mengal

Semua orang kembali dikejutkan dengan terbakarnya istal utama, namun anehnya semua kuda sudah dilepaskan. Mara syok dan bukan hanya karena melihat api yang sudah berkobar-kobar dan membumbung tinggi, tapi Mara langsung teringat dengan api yang di sebut-sebut jared dalam mimpinya beberapa malam ini. Mara langsung menoleh pada Jared yang kemudian menghampirinya dan memeluknya. "Sepertinya tidak ada kuda yang ikut terbakar, sebentar lagi tim pemadan juga akan segera datang," ucap Jared untuk menenangkan istrinya. "Tapi bagaimana dengan para pekerja?" tanya Mara yang masih sangat cemas dan ketakutan. Jared langsung memanggil Felix. "Paman Felix!" seru Jared dengan suara lantang karena para pekerja juga masih ribut dan panik. "Coba pam