Home / Fantasi / Jika Waktu Berakhir / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Jika Waktu Berakhir: Chapter 71 - Chapter 80

83 Chapters

Bab 24.1 | Perasaan Ini

“K-kamu apa?” Iskha tak percaya dengan apa yang dikatakan Saphira.“Iya, itu benar. Kamu tak salah dengar. Biarkan aku bercerita dulu. Aku ingin kau mendengarkannya dengan seksama, kuharap ini akan menjadikan hubungan persahabatan kita makin erat,” jawab Saphira. Dia melihat ke sudut tembok. Di sana terdapat jaket biru pemberiannya dulu. “Kau masih menyimpan jaket itu.”Iskha mengangguk. “Iya, aku masih menyimpannya.”“Ada alasan khusus kenapa aku memberikannya kepadamu,” kata Saphira sambil beranjak dari kasur. Dia lalu menghampiri jaket yang dihanger Iskha di gantungan baju. “Jaket ini adalah kenangan yang tak akan bisa terlupakan, khususnya aku.”“Lalu kenapa kamu memberikannya kepadaku?”“Karena kau sahabatku dan aku peduli denganmu,” jawab Saphira.“Aku tak mengerti,” ucap Iskha.“Segalanya dimulai ketika waktu kita m
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more

Bab 24.2 | Perasaan Ini

Iskha terkejut. Hatinya tiba-tiba berdesir, seolah-olah sedang disiram air es yang sangat dingin. Dia merasa tak percaya dengan apa yang diceritakan Saphira. Kedua tangannya sekarang meremas-remas kepalanya. Dia menggeleng-geleng tak percaya, “Tidak, itu tidak mungkin! Maksudmu Faiz itu terobsesi kepadaku?”“Bukan hanya terobsesi dia benar-benar menyukaimu, cintanya kepadamu sangat kuat. Kau tidak mengetahuinya? Ah, baiklah kalau kau tidak tahu sampai sekarang aku bisa mengerti. Faiz memang orang seperti itu. Dia bisa menyembunyikan perasaannya sampai sedalam itu. Kau mungkin tak percaya tetapi dia memang demikian adanya,” lanjut Saphira.“Kau menyukai Faiz, itu artinya...,” Iskha ingin berbicara lagi tetapi Saphira menahannya.“Sebentar, aku belum selesai bercerita!” sergah Saphira. “Iya, memang aku menyukai Faiz. Tetapi, Faiz tak menyukaiku. Dia telah memilihmu sejak lama. Ketika aku terbengong di kamarnya
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more

Bab 24.3 | Perasaan Ini

Arief menatap cermin yang ada di kamar mandi. Ia baru saja selesai mandi. Badan atletisnya terlihat di cermin, makin terlihat macho ketika napasnya naik turun. Jemari tangannya menyentuh bibirnya. Ada sesuatu yang aneh. Bayangan seorang gadis muncul di benaknya setiap kali ia menyentuh bibirnya seakan-akan ia kenal dengan gadis itu. Arief seperti mengenali bau parfumnya, bau rambutnya, dari sini ia merasa de javu.“Bau rambut?” gumamnya.Segera saja dia keluar dari kamar mandi. Ia menyambar baju yang ada di gantungan baju untuk dia pakai setelah itu ia keluar kamar. Langkahnya dipercepat hingga dia sampai di garasi. Dia teringat sesuatu, tetapi ia lupa. Hanya saja sesuatu itu sangat kuat sekali. Di garasi ia melihat sepeda motor kesayangannya bertengger di sana. Sepeda motor sport tersebut tampak gagah dengan warna abu-abunya, namun bukan itu yang membuat Arief tertarik. Helm putih yang ada di atas sepeda motor itulah yang membuatnya tertarik. Seja
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more

Bab 25.1 | Aku Menyukaimu

Festival Sekolah membuat semua murid sibuk. Ini acara besar sekolah, biasanya bersamaan diadakan dengan reuni akbar yang diselenggarakan setiap sepuluh tahun sekali, hanya saja tahun ini tidak ada acara reuni akbar. Jadi festival sekolah yang diadakan ini murni hanya untuk memeriahkan hari ulang tahun sekolah. Murid-murid bersiap untuk memberikan apapun yang terbaik bagi festival ini, mereka mulai membangun stand-stand, hingga mengatur dekorasi panggung. Tak ada pelajaran hari itu, jadi semuanya datang ke sekolah dengan mengenakan baju bebas. Semuanya sibuk, tak ada yang menganggur kecuali beberapa anak yang memang cuma ingin setor muka saja di sekolahan.Kelas XI-3 memang mempersiapkan sesuatu yang agak unik, seperti kafe. Di kafe itu sendiri ada live music dan karaoke. Yang mengisi tentu saja murid-murid kelas XI-3 sendiri. Arief yang menjadi ketua kelas sekaligus pengurus OSIS tentu saja sangat sibuk hingga harus bolak-balik mengatur panggung utama yang ada di aula dan jug
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more

Bab 25.2 | Aku Menyukaimu

Ternyata Iskha membawa Faiz ke ruang UKS. Di sana ia segera masuk dan meminta minyak kayu putih untuk dioleskan di tempat yang gosong tadi. Faiz dipaksa duduk di kursi sementara Iskha mengambil minyak lalu menaruh sedikit di tangannya, setelah itu dia mengoleskan minyak itu ke luka gosong yang ada di perut Faiz. Berkali-kali Iskha menelan ludah saat mengolesinya. Ini pertama kali ia melihat perut seorang lelaki dan entah kenapa jantungnya berdegup lebih kencang.“Hati-hati! Sakit tahu!” ucap Faiz.“Kalau kamu berisik aku tambah lagi,” ancam Iskha.“Iya, iya. Nggak, nggak kok,” ucap Faiz sambil mengangkat kedua tangannya. Dia kapok mengusili Iskah lagi.“Nah, cukup!” ucap Iskha setelah selesai mengolesinya. Matanya menatap tajam ke arah Faiz. Faiz merinding melihat tatapan itu. Dia mengembalikan minyak tersebut ke tempatnya sambil berterima kasih kepada penjaga UKS.“Hei, mau kemana?” tanya
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more

Bab 25.3 | Aku Menyukaimu

Faiz menatap mata Iskha. Dia bingung ingin mengekspresikan perasaannya. Kedua insan itu hanya terdiam sambil saling menatap mata. Tetapi Faiz yang mengalah, “Ah, sudahlah. Ngomong-ngomong besok kamu mau tampil?”Iskha benci hal ini. Kenapa Faiz tak menjawabnya. Dia mendengus kesal. “Iya.”“Kalau misalnya aku pergi, kau kehilangan tidak?” tanya Faiz tiba-tiba membahas sesuatu yang tidak pernah dia sangka sebelumnya.“Pergi? Pergi kemana?” tanya Iskha.“Yah, ke tempat yang jauh gitu,” jawab Faiz. “Kira-kira kau akan merasa kehilangan tidak?”“Tempat yang jauh itu banyak, emangnya kau mau kemana? Ada kompetisi di luar kota?” tanya Iskha yang mengetahui kalau ekstrakurikuler pencak silat di sekolahnya mengikuti kompetisi di luar kota.Faiz menggeleng. “Bukan itu, kalau itu semua juga tahu.”“Lalu apa?”“Aku mau kuliah d
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more

Bab 26.1 | Terhubung

Malam itu Iskha senyum-senyum sendiri. Setidaknya sekarang ia lega kalau Faiz memang menyukainya. Semua pertanyaannya selama ini telah terjawab. Tetapi masih ada misteri yang belum terpecahkan. Di mana Kayla? Bagaimana ia bisa menghilang begitu saja? Kenapa juga semua orang tak ingat dengan Kayla dan hanya dia sendiri yang bisa mengingatnya? Misteri ini memang belum terjawab, namun pasti ada jawabannya. Sementara itu ponsel Iskha berkali-kali berdering, serta Faiz yang mengiriminya chat dengan pertanyaan berkali-kali agar Iskha menjawabnya. Tetapi Iskha membalasnya dengan balasan yang singkat, “besok aja”.Dia merasa menang telak kali ini membuat Faiz was-was. Pasti sekarang ini Faiz tidak bisa tidur memikirkan jawaban yang akan diberikannya besok. Melihat ekspresi wajah Faiz sejak kembali ke kelasnya membuat dia senang sekali. Lusi saja sampai bingung dengan tingkah polah dua orang ini. Iskha tampak senang dengan ekspresi penuh kemenangan, sedangkan Faiz seperti
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more

Bab 26.2 | Terhubung

Arief mendesah lagi. Dia masih berada di sekolahan bersama dengan pengurus OSIS lainnya sedang mengatur dekorasi panggung. Tetapi pekerjaannya sudah selesai malam itu. Dia dan teman-temannya sedang beristirahat sambil makan-makan dari nasi kotak yang sudah disediakan untuk panitia. Meskipun makanannya tak begitu mewah, hanya berupa ayam bumbu rujak dengan sambal lalu nasi putih plus acar itu saja sudah membuatnya kenyang. Setelah makan dia duduk di sudut panggung sambil melihat teman-temannya yang asyik berkelakar di antara kursi-kursi yang sudah diatur. Dia menebak, kursi-kursi itu tak akan ada gunanya besok, karena para penonton lebih suka melihat pertunjukan itu sambil berdiri.“Pastikan ya gaes sebelum pulang, tak ada kesalahan. Sound system, lighting dan lain-lain!” ujar Arief dari kejauhan.“Sudah pasti, tenang aja! Pulang aja, Rief. Kamu sudah dari pagi di sini. Biar yang lain gantiin!” ucap salah satu panitia yang juga beristirahat.
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more

Bab 26.3 | Terhubung

“Kau belum menjawabku,” lanjut cowok itu.Iskha lalu mendorong pemuda itu sambil berusaha merebut coklatnya. “Itu coklat milikku, balikin!”Faiz mengangkat sebungkus coklat itu tinggi-tinggi. Lucu saja melihat kedua tingkah polah dua insan ini. Iskha berusaha meraih coklatnya, tetapi Faiz yang lebih tinggi mengangkat tangannya tinggi-tinggi akhirnya Iskha seperti kucing melompat-lompat ingin meraih sesuatu. Teman-temannya tertawa melihat hal itu.“Kalau melihat mereka kok rasanya dejavu ya?” gumam Sandi.“Oh, jangan-jangan kertas ini...,” Reno menunjuk gulungan ke kertas yang ada di ransel mereka.“AAHHHH!!” keempat anggota band berseru bersamaan.Lusi terkejut ketika keempat orang itu berseru. Dia tak mengerti apa yang terjadi. Tiba-tiba keempat anggota band tadi tertawa terbahak-bahak.“Oh, jadi begitu ceritanya. Baiklah,” gelak Ucup.“Tapi boleh ju
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more

Bab 26.4 | Terhubung

“Kau mengambilnya, sebab itulah aku bisa kembali ada,” ujar Kayla. “Aku tak percaya bisa bertemu nenek lagi.”“Kau mengatakan aku nenekmu?” tanya Iskha.“Iya, kau nenekku, kau juga sahabatku yang terbaik yang pernah ada. Aku melakukan kesalahan sebelum akhirnya kau pergi untuk selamanya. Aku kemudian ingat pesanmu ada seorang sahabat yang namanya mirip seperti namaku yang memberikan arloji itu kepadamu. Aku menyelidikinya dan tak kutemukan orang dengan nama seperti namaku di masa ini, di tempat ini. Dari situ aku sadar akulah yang kamu maksud, aku dari masa depan,” jelas Kayla. “Misiku hampir gagal. Apa yang sebenarnya terjadi? Aku tak mengerti kenapa aku sampai menghilang?”“Mungkin saja, itu karena hal itu. Waktu itu...aku mendengar Faiz mengucapkan perasaannya kepadamu. Aku kira, aku kira Faiz menyukaimu,” terang Iskha. “Tetapi benarkah kau cucuku dari masa depan?”&ldq
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more
PREV
1
...
456789
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status