Beranda / Romansa / Takdirku Bersamamu / Bab 11 - Bab 20

Semua Bab Takdirku Bersamamu: Bab 11 - Bab 20

27 Bab

Selamat Pagi

“Mentari sudah bangun dari tidurnya, burung sudah bernyanyi dengan riangnya dan angin juga sudah berlomba dengan hembusan lembutnya, lalu mengapa bidadariku masih terdiam dan menutup diri dari dunia yang mulai ramai.”“Devan Triyansyah”Devan yang akan memetik senar gitar, menghentikan aksinya ketika melihat Reihan yang mulai berjalan mendekat kearahnya. Sebelum Reihan benar-benar mengganggu aksinya. Devan berkata,“Lo di luar aja oke, biar gue yang bangunin Qila.”“Lo nggak bisa bangunin Qila dengan suara gitar itu Devan Triyansyah, yang ada Qila bukan bangun tapi malam makin nyenyak.’“Udahlah Han, lo percaya sama gue.”Reihan yang sebal dengan tingkah Devan, membalikan tubuhnya dan keluar dari kamar Qila.Devan yang melihat Reihan sudah keluar, langsung melakukan aksinya. Devan memetik senar demi senar gitar yang kini ada di pangkuannya. Devan mengalunkan
Baca selengkapnya

Mulai Dekat

“Hadirmu membawa warna baru di kehidupanku, mengganti warna hitam kelam yang dua tahun ini menyelimutiku.” Qila terus menggerutu di dalam kamar melihat tingkah Devan.“Dasar cowok nyebelin, ngeselin, sok cool, sok tampan.”Qila membanting-banting bantal yang sudah dia rapikah sebelum keluar kamar. Qila tidak tahu mengapa dirinya kini sangat sebal pada Devan. Cowok yang dengan rela menggendongnya sejauh 2km.Untuk menghilangkan kekesalannya, Qila mengambil pena juga buku diary yang biasa dipakainya untuk menuliskan semua hal yang terjadi dalam hidupnya.Qila melihat bahwa sudah lama dirinya tidak menulis, terakhir tulisan yang ada dalam lebar buku diary itu, tercatat pada tanggal 27 Mei 2019. Hari dimana Qila begitu bahagia karena Dave akan melamarnya. Qila menutup lembaran itu dan membuka lembaran kosong yang baru.Dear Diary27 Mei 2021Alammu dan alammku sud
Baca selengkapnya

Mengesankan

“Hai bro, sorry gue telat,” seru Reihan “Iya maaf ya telat”, seru Raisa dengan senyumannya. Fajar yang berada tepat di hadapan mereka langsung menimpali “Kita juga baru nyampe kok, ya kan guys”“Bohong tuh, kita udah habis kopi 5 nih, lama banget lo,” teriak Devan yang duduk lumayan jauh“Hahaha bener tuh, jadi buat hukumannya lo harus traktir kita semua ya kan guys?” seru Yogi yang tak kalah keras. Cinta, Meli dan Madya hanya tersenyum dan mengangguk menyetujui saran Yogi. “Oke gue traktir, kalian boleh pesen apapun sesuka kalian.”“lo serius Han, tumben banget lo traktir kita sepuasnya biasanya juga hanya kopi satu per orang.”“Udahlah gi, mungkin Reihan lagi baik atau dapat gaji lebih ya kan.”“Bener tuh kata Fajar Gi, syukuri aja ye kan”, tambah DevanSudah hampir 15 menit Qila berada di toilet, dia merasa gugup untuk bertemu dengan kawan-kawan abangnya. Qila bukan tidak bisa beradaptas
Baca selengkapnya

Aku akan menunggumu

“Kak?”“Apaa?”“Maksud kakak ngomong gitu apa?”Devan berjalan meninggalkan Qila dengan kebingungannya. Devan merentangkan tangannya dan menrasakan betapa sejuknya udara yang ia rasakan. Qila hanya menatap punggung Devan dengan kebingungan, sesaat kemudian Qila tersenyum mengingat hal yang baru saja terjadi. Qila sungguh tidak menyangka bahwa Devan akan berteriak seperti itu.“Apa aku bermimpi?”Qila menyunggingkan senyumnya namun tidak berselang lama senyumnya luntur, wajah Qila kembali murung. Bayangan Dave seakan menghantuinya, Qila tidak mau mengkhianati Dave. Qila memejamkan matanya dan merasakan tangannya bergetar disertai rasa sakit. Qila sering merasakan tubuhnya atau tangannya bergetar ketika mengingat hal-hal yang selalu membuatnya teringat masa lalu.“Hai, lanjutkan hidupmu. Aku akan bahagia jika melihatmu bahagia. Jangan terpaku padaku, aku tidak akan marah padamu jika kau memiliki seseorang yang bisa membuatmu kembal
Baca selengkapnya

Hidup Baru

Qila bangun dari tidurnya dengan senyum yang mengiringinya. Qila merasakan tubuhnya lebih segar dan hatinya juga senang entah karena apa. Qila terus tersenyum menyambut pagi dan dengan ceria dia langsung masuk kamar mandi dan membersihkan dirinya setelah itu dia langsung membereskan kamarnya dan membuka horden juga jendelanya. Qila membiarkan agar cahaya matahari masuk dan menghangatkan kamarnya.“Kok hari ini rasanya seneng banget ya, kayak ada apa gitu”, Ucap Qila pada dirinya sendiriQila keluar dari kamarnya dan turun untuk menghampiri Mamahnya yang kini sedang menata sarapan di atas meja.“Selamat pagi Mah, aku bantuin yah.”Liana yang melihat Qila berbeda dari biasanya merasa heran dan bergumam“Tumben ni anak ceria banget.”“Apa Mah? Mamah ngomong sesuatu?”“Nggak sayang, kamu panggilin abang kamu gih, ajak sarapan bareng.”“Oke mah”, Ucap Qila yang masih dengan senyumnya.Liana yang melihat putr
Baca selengkapnya

Mulai Mencair

Waktu terus berlalu, detak jam dinding terus berbunyi, waktu dari menit ke menit terus berjalan dan Devan masih saja tertidur. Liana tidak sedikitpun mencoba untuk membangunkan Devan, Liana hanya membiarkan Devan tertidur sepuasnya dan dirinya sendiri pergi ke luar rumah untuk membeli bahan makanan yang sudah mulai habis. Waktu sudah menunjukan pukul 11 pagi, Devan bangun dari tidurnya dan celingukan mencari pemilik rumah, Devan mulai berjalan mencari Liana namun Devan tidak menemukannya. Devan membuka ponselnya dan ada notif dari Liana bahwa dia keluar sebentar untuk ke supermarket. Devan mencoba untuk menghubungi Qila yang kini sedang kuliah. Devan yakin bahwa kini Qila sudah selesai belajar. Prozen·       Mau gue jemput gak?·       Gue berangkat sekarang, lo jangan kemana-mana dulu. Tungguin gue·       Gak ada penolakanQila yang mendapatkan pesan dari Devan hanya menghela nafas kasar. Qila bingung den
Baca selengkapnya

Alergi Dingin

Reihan memasuki rumah bersama dengan Liana. Saat Reihan sedang di jalan pulang, Liana menghubunginya untuk mampir ke supermarket yang dekat dengan perkomplekan rumah mereka. Liana menyuruh Reihan menjemputnya karena hujan dan Liana enggan untuk menaiki taksi online. Mereka memasuki rumah dan mencari keberadaan Qila juga Devan. “Dek....” teriak Reihan“Mereka mungkin belum pulang sayang”, Ucap Liana dan melenggang ke dapur dengan barang belanjaan yang di bawanya. Reihan mengikuti Liana dan menyimpan barang bawaan yang di bawanya. Setelah menyimpannya, Reihan langsung pamit untuk ke kamarnya. Saat pertengahan jalan, Reihan melihat Qila yang tertidur di bawah sofa dengan tangan yang menggenggam tangan Devan. Reihan juga melihat ada handuk kecil yang kini menempel pada jidat Devan. “Ni anak pasti keujanan makannya sakit, udah tahu alergi dingin malah ujan-ujanan, ngerepotin ade gue aja lo”, gerutu Reihan dan langsung meninggalkan mereka b
Baca selengkapnya

Dia Milikku

Semenjak kejadian tempo hari, Qila dan Devan menjadi semakin dekat. Sikap dingin Qila mulai mencair bak salju yang terkena cahaya matahari. Hari ini adalah hari weekend, Devan mengajak Qila keluar untuk berjalan-jalan. Qila yang memang suntuk di rumah memilih untuk mengiyakan ajakan Devan.Setelah meminta ijin pada Liana dan juga Reihan Devan dan Qila akhirnya pergi. Devan dan Qila bertujuan untuk pergi ke BIP (Bandung Indah Flaza) yang mana BIP merupakan sebuah mall atau tempat perbelanjaan tertua di kota Bandung yang mana didirikan pada akhir tahun 80-an. BIP terletak di kawasan Bandung Utara yang mana tepatnya di jalan Merdeka no. 56 atau bisa di bilang juga terdapat di kecamatan Bandung wetan. Mereka kesana bukan untuk belanja melainkan untuk menonton di bioskop XXI 🎥🎬👀 Devan mengajak Qila kesana karena Devan ingin mengajak Qila menonton film terbaru yang berjudul “Merindu Cahaya De Amstel” yang mana genre dari film itu adalah drama religi. Sebuah film yang
Baca selengkapnya

Akhirnya Hari itu Tiba

Qila dan Devan menghabiskan waktu beberapa jam di Gramedia, mereka membaca-baca buku dan juga membeli beberapa buku. Karena waktu yang sudah siang, Devan mengajak Qila untuk melanjutkan perjalanan. Masih banyak tempat yang ingin Devan tunjukan pada Qila. Devan yang merupakan orang Bandung asli begitu mengetahui tempat-tempat wisata di daerah Bandung. Bandung adalah kota yang terkenal sebagai paris Van java, kota yang menyimpan banyak kenangan dan juga kota dengan seribu keindahan. Banyak wisatawan yang berburu untuk mengunjunginya. Suasana alam yang masih asri dan juga sejuknya udara yang masih murni membuat banyaknya wisata yang menginginkan tinggal di daerah Bandung. Namun kini sudah banyak sekali bangunan menjulang tinggi yang memenuhi kota Bandung sehingga membuat banyak sekali polusi yang tercipta tapi mau bagaimanapun Bandung tetaplah kota sejuta keindahan. Jika kalian tidak percaya datanglah kesini agar kalian bisa menikmati bagaimana indahnya kotaku. Hhe
Baca selengkapnya

Bakso Mang Darno

Waktu sudah mulai sore dan awan mulai terlihat mendung. Gumpalan hitam mulai terlihat menggulung di langit, kilatan-kilatan cahaya menambah keanggunan langit yang terlihat akan turun hujan. Suara petir mulai menggelegar menembus cakrawala.Qila mengeratkan pelukannya pada Devan. Qila takut dengan suara petir yang menggelegar apalagi kini dia sedang berada di luar tepatnya di tengah perjalanan menuju lembang. Jalanan menuju lembang macet karena biasanya memang banyak sekali wisatawan yang mengunjunginya. Apalagi kini ada tempata wisata yang baru yaitu ASIA AFRIKA bukan KAA tapi ASIA AFRIKA yang mana di dalamnya terdapat banyak monumen mengenai negara lain. Dimana di tempat itu kita bisa menikmati suasana 7 negara tanpa harus mendatangi negaranya langsung.Qila sempat membacanya di internet saat Devan memutuskan untuk mengajaknya ke daerah Lembang. Dulu semasa Qila masih di Jakarta, Qila selalu berharap bisa tinggal di Bandung dan berjalan-jalan mengelilingi kota Ban
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status