Home / Horor / Lemari Mencari Tumbal / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Lemari Mencari Tumbal: Chapter 11 - Chapter 20

48 Chapters

BAB 11

“Eh!? Siapa kamu!? Kamu mau berbuat jahat ya! Pergi kamu!” Bentak Maya kepada sosok pria yang cukup tampan yang tiba-tiba muncul di hadapannya, tapi dia hanya memakai celana dan tidak memakai baju.Mendengar itu, sosok pria itu menoleh ke segala arah seperti mencari sesuatu. Lalu, pria itu bertanya,“Kamu bicara dengan siapa May?”“Eh!? Kok kamu tahu namaku?” Tanya Maya.Lalu, pria itu menoleh lagi ke segala arah. Tapi tetap saja, tidak ada siapa-siapa di sana kecuali Maya, pria itu dan 10 sosok yang tergeletak tadi.“Siapa? Aku?” Tanya pria itu sembari menunjuk dirinya sendiri.“Yaiya lah! Jadi kalau bukan kamu, siapa coba? Disini hanya ada kita berdua saja… Emm… Otoy… Kamu menculik Otoy ya!!!” Bentak Maya kepada pria itu.‘Menculik? Oh iya, dia kan belum pernah melihat wujud manusiaku ya? Emm… Aku kerjain ah, hehe’“Hai n
last updateLast Updated : 2021-09-07
Read more

BAB 12

“Hadeh-hadeh… Yasudah, aku ikut. Tapi, aku keluar menggunakan wujud ini ataupun menggunakan wujud manusia. Aku punya sebuah cincin batu merah delima yang bisa ku gunakan untuk tempatku bersemayan sekaligus memulihkan tenagaku. Aku juga dapat memantau pergerakanmu dari dalam batu cincin ini. Tapi sebagai gantinya, coba kamu salurkan tenagamu sedikit ke dalam batu merah delima ini, supaya aku bisa masuk ke dalamnya. Nih, coba pakai…” Kata Otoy sembari memberi sebuah cintin batu merah delima kepada Maya.Kemudian, Maya mengambil cincin itu dan kemudian memasangkannya di jari manisnya.Sontak, ketika cincin itu di pasangkan di jari manisnya, seketika tubuhnya Maya gemetar hebat dalam waktu kurang dari semenit. Kemudian, tiba-tiba cincin batu merah delima itu bersinar, dak kemudian, Otoy masuk ke dalam batu cincin itu. Setelah itu, cahaya dari batu merah delima itu redup dan kembali seperti semula.“May… Maya… Kamu bisa m
last updateLast Updated : 2021-09-07
Read more

BAB 13

“Eyang, aku keluar dulu ya…”“Iya May, jangan lama-lama pulangnya ya.”“Iya Eyang, aku berangkat dulu… Kak Reno, kak Ayu, aku berangkat.”Setelah itu, Ayu keluar dan menuju ke pos penjaga milik pakde Yono.“Pakde… Pakde…”“Eh… Siapa itu, malam-malam begini kok panggil-panggil? Ganggu orang lagi nonton TV saja.” Kata pakde Yono.Kemudian, pakde Yono mematikan TV nya, dan kemudian berjalan menuju pintu dan membukanya.“Eh, non Maya? Anda mau kemana, kok sudah rapih-rapih sekali?” Tanya pakde Yono.“Hehe… Mau jalan-jalan dong pakde. Eyang sudah mengizinkanku untuk keluar jalan-jalan, tapi harus di temenin oleh pakde. Pakde sibuk nggak?” Kata Maya.“Emm… Pakde sedang santai sih… Tapi non Maya beneran mau keluar? Tidak takut apa, malam-malam begini keluar? Emang mau kemana?”
last updateLast Updated : 2021-09-07
Read more

BAB 14

“Setelah ini, kita mau kemana non?” Tanya pakde Yono.“Emm… Kita disini dulu lah pakde sembari menikmati bakso ini. Setelah itu, baru kita keliling lagi.” Jawab Maya.“Emm… Yasudah non”Beberapa menit kemudian,“Ini non bakso nya…”“Eh, iya bu, terima kasih ya bu, ini uang nya…”“Terima kasih banyak ya non…”Lalu, Maya dan pakde Yono duduk di dekat penjual bakso itu sembari menikmati bakso yang tadi di beli oleh penjual bakso itu. Dan,“Hummpphh… Bakso nya enak ya bu… Tapi kok, tidak ada orang yang datang kesini untuk membeli bakso ibu ya?” Tanya Maya dengan nada bicara yang sedikit keras kepada ibu penjual bakso itu.Mendengar itu, pakde Yono menyenggol bahunya Maya untuk memberikan kode untuk menyuruh Maya diam. Lalu seketika, Maya menyadari kalau suaranya sedikit keras, tapi dia sudah te
last updateLast Updated : 2021-09-07
Read more

BAB 15

Mendengar itu, pakde Yono langsung menoleh kearah yang di tunjuk oleh Maya. Tapi tetap saja, tak ada apapun yang di atas sana.“Ha!? Tidak ada apa-apa kok non. Ada jangan bercanda ah…” Kata pakde Yono.“Eh, enggak loh pakde, itu serius ada seseorang yang tergantung di ranting pohon, tapi mengarah ke bawah sini loh! Kalau dia sampai jatuh, otomatis dia akan langsung mendarat ke tempat kita yang sekarang ini pakde. Jaraknya sangat tinggi loh pakde, sekitar 40 meter ke atas sana kalau dari tempat kita berdiri sekarang ini.” Kata Maya sembari masih menunjuk kearah atas puncak.“Ah, anda sepertinya sedang berhalusinasi saja non..”“Tidak loh pakde, itu sepertinya salah satu pendaki yang tadi sempat bertanya tentang jalur pendakian yang kita temui di jalan tadi. Masak pakde di melihatnya?”“Ah, anda serius non?”Kemudian, Maya menutup matanya dan mencoba berbicara dengan Otoy,
last updateLast Updated : 2021-09-07
Read more

BAB 16

‘Permisi bu… Ma… Maaf, numpang tanya bu… Emm… Jalan mau ke… Eh!? Bu… Kok Ibu bawa-bawa pisau? Bu… Tolong jangan…’‘Aaaakhhhh!!!’‘Niaaaa!!! Nisa! Mundur Nisa! Yura! Lenny! Mundur!’‘Aaaakhhhh!!!’‘Aaaakhhhh!!!’‘Aaaakhhhh!!!’“Tiiidaaaak!!!”“Huffttt… Huffttt…”Seketika, gadis pendaki itu tersadar.“Eh, kamu sudah sadar kak? Jangan terlalu banyak gerak dulu, nanti lukanya makin parah loh… Nih, minum dulu kak biar sedikit legah.” Kata Maya kepada gadis pendaki itu.“Ak… Aku… Aku dimana? Kamu siapa?” Tanya gadis itu sembari memegangi kepalanya yang sakit.“Oh, kakak di rumah Eyangku… Aku yang kemarin itu loh kak, yang kakak tanyain soal jalur pendakian itu…”“Hah?
last updateLast Updated : 2021-09-08
Read more

BAB 17

“Ya takut lah, sakit tau! Yasudah, ayo kita berkeliling sekalian berkenalan dengan teman-temanku yang kemarin. Sekalian juga, kamu minta maaf ke mereka atas kejadian yang kemarin…”“Emm… Iya deh iya…”“Yaudah, yuk kita jalan…”Lalu, Maya dan Otoy berjalan masuk ke dalam hutan dan satu-persatu sosok-sosok mulai bermunculan. Tapi kali ini, mereka tidak berani untuk muncul secara tiba-tiba di hadapan Maya. Melainkan, mereka muncul setelah Maya melewati mereka. Sampai beberapa saat, mereka tiba di sebuah yang bentuknya seperti istana yang ada di tengah-tengah hutan.“Eh, kok ada sebuah istana di tengah hutan ini? Milik siapa ya?” Tanya Maya kepada Otoy.Tiba-tiba, ketika Maya dan Otoy mendekati istana itu, ada sekitar 4 sosok yang sangat tinggi banget. Kemudian, Maya memandangi sosok itu dari bawah kaki sampai ke atas dan,“Ehh… Jangan memandanginya begitu,
last updateLast Updated : 2021-09-08
Read more

BAB 18

“Toy… Tolong Toy… Jangan sampai, kejadian yang kemarin terulang lagi… Tolong deh bilangin ke dia, jangan dekat-dekat begitu…” Kata Maya sembari memandangi wajah sosok itu.“E… Eh kuy-kuy, jangan terlalu dekat begitu ya, hehe. Tidak enak dilihat tetangga sebelah nanti…” Kata Otoy sembari sedikit menjauhkan si Kuyang dari Maya.“Nah, gitu dong, kalau begini agak sedikit berkurang rasa takutnya, hehe.”Kemudian, sosok-sosok yang lainnya mulai bermunculan satu-persatu bersamaan dengan si Genderuwo yang tadinya sempat pergi tidak tau kemana. Dan sekarang, di depan istana itu sudah ramai dengan berbagai jenis sosok. Mulai dari yang paling pendek, sampai yang paling tinggi, mulai dari yang kurus, sampai yang paling besar tubuhnya. Ada yang memiliki kepala dengan wajah yang masih utuh, ada yang memiliki kepala, tapi dengan wajah yang abstrak, bahkan sampai ada yang berwajah rata. Kemudian, ada
last updateLast Updated : 2021-09-08
Read more

BAB 19

“Umm… Umm… Umm…” Teriak Sukma sembari mulutnya di bungkam oleh Maya dan menunjuk kearah Otoy yang sepertinya tiba-tiba muncul.“Sssstttt… Sudah, dia tidak mengganggu kok kak. Dia temanku, hehe”“Huh! Memang ya, manusia kalau sudah di tolong tidak tahu terima kasih! Eh, malah tunjuk-tunjuk, ga sopan tau!” Kata Otoy dengan sedikit jengkel kepada Sukma.“Di tolong? Siapa? Aku? Hah!?” Tanya Sukma kepada Maya.“Iya kak, dia yang sudah menyelamatkan kakak. Ga tau deh, bagaimana cara dia menyelamatkan kakak. Tapi yang jelas, kakak selamat, hehe”“Hah!? Hadehh…”“Eeeittttsss… Jangan pingsan, tolong jangan pingsan. Bakal ribet entar urusannya… Oke-oke, aku pergi…” Kata Otoy.Dan seketika, Otoy perlahan menghilang.“M… May… Itu tadi apa? Siapa? Kok dia punya dua tanduk begitu? Pun
last updateLast Updated : 2021-09-08
Read more

BAB 20

“Emm… Tidak tau kalau masalah itu… Dari cerita kamu saja, kalian sudah melanggar aturan yang ada disini. Pantas saja, penunggu yang ada disini marah kepada kalian.” Jawab pakde Yono.“Tapi pakde, yang sudah membunuh teman-temanku itu bukanlah hantu atau makhluk gaib lainnya. Melainkan, manusia biasa seperti kita ini!”“Hah!? Manusia? Siapa itu? Emm… Kamu tau cici-ciri orang yang sudah membunuh teman-teman kamu?” Tanya pakde Yono.“Ya jelas tau pakde, yang lebih jelasnya sih, tidak mungkin pakde tidak mengenal orang itu.”“Hah!? Siapa orang nya? Kok pakde tidak tau?”“Orang yang telah membunuh teman-temanku itu adalah…”“Eh! Sepertinya kita sudah terlalu lama disini pakde, kak sukma… Lebih baik kita turun saja yuk, hehe. Soalnya, kurang enak aja gitu kalau kita berlama-lama disini.” Kata Maya memotong pembicaraan.&ldq
last updateLast Updated : 2021-09-09
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status