Home / Pernikahan / MADU DARI MERTUA / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of MADU DARI MERTUA : Chapter 21 - Chapter 30

50 Chapters

Ada Bahagia, Ada Kesedihan

"Sabrina, kamu mengalami kecelakaan mobil yang begitu hebat dan akhirnya kamu koma selama berbulan-bulan," terang Fani.Sabrina yang masih merasakan sakit kepala, kembali mengingat bagaimana peristiwa malam itu."Astaghfirullahaladzhiim ...."Sabrina pun menangis pilu. Menahan getirnya. Fani pun mencoba menenangkan sahabatnya itu. Airmatanya pun tidak dapat ia tahan lagi."Kamu cukup lama koma, Sabrina,"ujar Fani mengenggam tangan Sabrina."Kamu koma sangat lama, Sabrina. Kami selalu berdoa buat kamu agar kamu bisa segera cepat sembuh. Tidak terkecuali dokter Indra yang selalu menjaga kamu," ucap Fani menahan getir.Tangis Fani dan Sabrina pun pecah. Dua sahabat sejak di bangku kuliah itu akhirnya berpelukan." Tetapi, kamu juga pasti merawat aku selama di sini. Kamu adalah sahabat terbaik yang pernah aku punya," ucap Sabrina memuji kebaikan sahabatn
Read more

Ketulusan vs Pengkhianatan

Ya Allah, kuatkan aku.  Kuatkan aku melihat kemesraan  Mas Doni dengan wanita lain ...." Tidak ada kebahagiaan yang jauh lebih berharga ketika dapat memeluk Sabrina lagi. Wanita yang sangat ditunggu kesembuhannya oleh Doni.Fani yang tidak kuat melihat kemesraan Doni dan Sabrina akhirnya memilih perlahan mundur dan keluar dari ruangan SabrinaAirmata Fani pun luruh. Ia tidak sanggup lagi menahan bulir bening itu membasahi pipinya. Hatinya perih saat mendapati Sabrina kembali. Ia tahu, sebagai istri kedua, dirinya tak bisa menuntut banyak.Di dalam kamarnya, Doni begitu bersyukur karena doanya kini dikabulkan. Sabrina telah kembali. Pelukan hangat seorang wanita yang selama ini dirindukannya.
Read more

Aryo Bersikeras Bercerai

Prita membawa Sisil malam itu ke rumah sakit. Sisil mengalami demam tinggi. Karena takut terjadi sesuatu, bersama baby sister, Prita membawa Sisil ke rumah sakit.Saat sedang menunggu dokter yang memeriksa keadaan Sisil, Aryo pun datang tergesa."Sisil ....""Kamu kenapa, Nak?" tanya Aryo mengusap kepala Sisil.Prita yang egois, tanpa basa-basi lagi langsung memaki Aryo di depan si baby sister anaknya itu."Aryo, tunjukkan rasa simpati kamu pada Sisil. Bagaimanapun juga, Sisil itu kan anak kamu," pekik Prita yang berdiri di depan Aryo dan seolah menantang lelaki yang masih sah menjadi suaminya itu."Katanya kamu sayang sama dia. Tetapi, di saat Sisil butuh, kamu nggak pernah ada buat dia," gerutu Prita.Aryo hanya diam. Ia tidak ingin meladeni Prita dan bertengkar di hadapan Sisil. Anak semata wayangnya."Aku ke sini bukan mau ribut sama k
Read more

Keajaiban Itu Nyata

Rumah MartinMalam ini Martin sedang duduk menikmati segelas kopi hangat di ruang tamunya yang mewah itu. Tiba-tiba gawainya yang tergeletak di meja pun berbunyi. Terlihat nama Doni memanggilnya.[ Assalamualaikum, Doni.][Wa'alaikumsalam, Pa][Pa, aku ada berita penting saat ini.][Saya hanya mau bicara sama kamu setelah kamu menyadari kesalahan kamu menduakan Sabrina.]Martin pun meradang pada menantunya. Sejak kedua orang tua Sabrina tahu jika Doni sudah menikah lagi dengan Fani, sahabatnya sendiri, hubungannya dengan sang mertua pun memburuk.,[Pa, Papa tolong tenang dulu. Aku tahu, kalian sangat membenci aku karena pernikahan kedua aku. Cuma saat ini aku punya kabar gembira tentang Sabrina.][Kabar gembira apa?]Martin membentak Doni dengan suara yang memekikkan telinga. Martin yang terlanjur emosi dan memben
Read more

Kesembuhan Sabrina, Tangis Fani

"Ragamu bisa kau bagi, tetapi cinta yang tulus hanya akan mempunyai satu tempat yang tidak akan bisa dibagi  ...." "Lalu siapa yang mau menggugat Bunda?""Sabrina atau kamu sendiri?" pekik Sania.Doni pun terdiam."Bukan aku yang akan menggugat Bunda. Tetapi, Sabrina dan keluarganya tidak akan tinggal diam melihat aku menikah lagi dan ini akan menjadi malapetaka buat keluarga kita," ujat Doni membuat Sania terperangah."Doni, ya Allah. Malapetaka apa?" sahut Sania dengan wajah panik yang tidak bisa ditutupinya."Bunda juga harus siap-siap. Karena Fani akan minta cerai," lanjut Doni membuat sang Bunda semakin terpojok."Cerai?""Kenapa harus cerai? Nggak perlu kan harus cerai," timpal Sania."Karena ketika Sabrina sembuh. Fani akan merasa ber
Read more

Fani Menggugat Cerai

"Fani, maaf ya, Bunda harus masuk," ucap Sania saat membuka pintu kamar Fani. Sania terus memanggil, menyusuri tiap sudut kamar itu tetapi tidak ada jawaban apapun dari Fani."Bun, jangan-jangan Fani sudah pergi," celetuk Prita.Saat sedang mencari, Sania menemukan sebuah surat yang tergeletak di ranjang. Ia pun membacanya."Ya Allah, Fani ....""Sia-sia dong Bunda mempersatukan mereka dalam ikatan pernikahan," gumam Sania.......Nyonya Renny pun mencoba menenangkan sang putri."Langkah kamu sudah tepat kembali ke rumah ini. Bagaimanapun juga kamu masih terikat pernikahan dengan Doni. Kamu harus menjaga setiap langkah kamu di depan suami dan di mata Allah Subhana wa taala," ujar Renny."Nak, sabar, Sayang ya," tutur Renny menenangkan sang putri."Ma, saya nggak mau kembali sama Doni.  Saya nggak mau. Saya nggak mau jadi orang ketiga dalam pernikahan sahabat saya sendiri," ucap Fani menangis. 
Read more

Ketika Harus Memilih

Sebelum lanjut membaca, jangan lupa tinggalkan jejak di like dan komentar ya.  Jangan lupa kasih ulasan dan gudangkan cerita ini biar kalian tidak ketinggalan update terbarunya. Terimakasih ❤️ ...... Sinta dan Martin seperti biasanya duduk santai menonton acara favoritnya sambil menikmati secangkir kopi hangat."Ini ... Fani istri keduaku."Tiba-tiba Sinta kembali terngiang kata-kata Doni saat hari itu ia memperkenalkan Fani sebagai istri keduanya.Tanpa sadar, cangkir berisi kopi itu terlepas dari genggamannya."Ya ampun, Ma. Kamu kenapa?" tegur Martin yang bingung ada apa dengan istrinya itu.
Read more

Ultimatum Untuk Doni

"Dalam hidup, kita diharuskan memilih. Tidak semua yang kita inginkan, bisa kita raih. Terkadang, hidup memaksa kita untuk menerima sesuatu yang tidak kita inginkan ...." Sebelum lanjut baca, jangan lupa subscribe ya biar kamu nggak ketinggalan update ceritanya."Menceraikan Sabrina?" gumam Doni."Kamu tidak diterima lagi di rumah ini. Jadi sekarang kamu keluar!" bentak Martin menarik paksa Doni.Doni pun berusaha menolak dengan cara halus. Namun, akhirnya dia mengalah."Pa, oke, Pa. Aku akan pergi dari sini. Tetapi, aku akan
Read more

Sabrina dan Doni Bertemu

Martin dan Sinta pun menemui Sabrina di sebuah apartemen milik Martin yang memang disediakannya untuk Sabrina."Pa, cepetan dong, Pa. Nanti keburu Sabrina bangun," ujar Sinta agar Martin lebih cepat membawa kendaraannya menuju apartemen."Tenang, Ma. Di apartemen juga kan ada Bibi. Nanti kalau Sabrina terbangun, pasti dibukain pintunya," jawab Martin."Bibi kan jam segini udah pulas, Pa. Nggak mungkinlah terbangun," sahut Sinta."Ma, Sabrina itu dalam pengaruh obat tidur. Kata dokter Indra itu obatnya bertahan 8 jam. Jadi kita sudah sampai sebelum Sabrina terbangun," terang Martin menenangkan sang istri."Aku mulai ragu loh, Pa. Bagaimana kalau keputusan kita menyembunyikan Sabrina nantinya menjadi bumerang untuk kita?" ujar Sinta."Gimana kalau Sabrina justru mengira kita yang ingin memisahkan dia dari Doni," lanjut Sinta khawatir.Di Apartemen
Read more

Persaingan Dimulai

Wajah Doni semakin pucat. Bibirnya pun kelu tak bisa menjawab pertanyaan Sabrina. Sabrina yang terlanjur kecewa akhirnya memilih pergi."Assalamualaikum."Doni pun langsung sigap mengejar Sabrina yang melangkah pergi."Sabrina, Sabrina. Bukan gitu maksudku. A-aku cuma kaget aja dengan kedatangan kamu di rumah ini," dalih Doni yang justru membuat Sabrina curiga."Memangnya apa yang berubah dengan rumah ini, Mas? Aku masih istri kamu kan?" cecar Sabrina."Aku pernah tinggal di sini. Tetapi, kenapa aku mau ketemu kamu, aku harus telepon kamu?!" serang Sabrina."Kalau kamu telepon aku dulu, aku bisa jemput kamu. Iya kan?" jawab Doni beralasan.Sabrina pun menangis. Airmatanya tak dapat ia tahan."Doni ke mana sih? Lama banget," celetuk Prita."Makanannya sampai nggak disentuh, Bunda," sambung Prita."Iya," jaw
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status