"Tidak ayah, ayah harus berdamai dengan masa lalu," Intan menatap lekat ayahnya. "Intan tidak mau ayah seperti ini, ayah harus bisa bahagia dan hidup dengan damai," ujarnya sambil memeluk ayahnya erat.Abraham hanya terdiam, ia belum bisa memaafkan dirinya, ia menyesali membuat ibu dari putrinya menderita sendirian.Tak terasa mereka telah sampai di perusahaan.Mereka melangkah di atas koridor perusahaan. Beberapa karyawan berhenti dan memberikan salam penghormatan kepada mereka. Beberapa orang diantaranya mengulas senyum saat melihat kehadiran Intan di sisi ayahnya."Selamat pagi dan selamat datang Nona," sekretaris Intan menyambutnya di ruang kerja."Selamat pagi Mila, apakah kau merindukanku?" Intan bercanda dengan sekretarisnya, telah lama mereka tak bertemu."Tentu saja, sudah lama anda tidak mengomeliku, rasanya sangat sepi dan membosankan, nyonya," Mila mengembangkan senyumnya.Meskipun itu tampak klasik, Mila memang jujur merindukan Intan,
Baca selengkapnya