Beranda / Romansa / Mantan Istri / Menyalahkan Diri

Share

Menyalahkan Diri

Penulis: Dewanu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Semakin dekat,  Intan membuka kaca mobil dan menyerahkan tiga lembar uang seratus ribuan. Matanya terus menatapnya sehingga mereka bertemu mata. Intan sangat terkejut setelah tahu siapa sebenarnya wanita itu.

"Bibi Anita?" gumamnya bersamaan dengan wanita itu menyahut uang yang ia serahkan sambil melengos pergi.

"Apakah aku tak salah melihat?" gumamnya lagi merasa tak percaya.

Mereka telah berlalu dari perempatan itu, tapi hati dan pikiran Intan masih tertinggal di sana.

"Bolehkah Intan tahu, dimana saja wanita itu mengemis, Pak?" Intan mencoba bertanya kepada asisten ayahnya.

"Hmm, saya hanya pernah melihatnya di  Gunung Sahari, di Cempaka putih dan Pasar Baru, Non. Selain itu saya tidak tahu," jawab pria itu.

Abraham sedikit merasa aneh dengan pertanyaan Intan.

"Sejak kapan kamu merasa tertarik dengan kehidupan pengemis, putriku?"

Intan menatap ayahnya, rasanya tak tega mengatakan yang sebenarnya.

"Benar ayah, seorang wanita y
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mantan Istri   Berdamai dengan Masa Lalu

    "Tidak ayah, ayah harus berdamai dengan masa lalu," Intan menatap lekat ayahnya. "Intan tidak mau ayah seperti ini, ayah harus bisa bahagia dan hidup dengan damai," ujarnya sambil memeluk ayahnya erat.Abraham hanya terdiam, ia belum bisa memaafkan dirinya, ia menyesali membuat ibu dari putrinya menderita sendirian.Tak terasa mereka telah sampai di perusahaan.Mereka melangkah di atas koridor perusahaan. Beberapa karyawan berhenti dan memberikan salam penghormatan kepada mereka. Beberapa orang diantaranya mengulas senyum saat melihat kehadiran Intan di sisi ayahnya."Selamat pagi dan selamat datang Nona," sekretaris Intan menyambutnya di ruang kerja."Selamat pagi Mila, apakah kau merindukanku?" Intan bercanda dengan sekretarisnya, telah lama mereka tak bertemu."Tentu saja, sudah lama anda tidak mengomeliku, rasanya sangat sepi dan membosankan, nyonya," Mila mengembangkan senyumnya.Meskipun itu tampak klasik, Mila memang jujur merindukan Intan,

  • Mantan Istri   Wanita Tiga Miliar

    "Wanita itu telah menerima tiga miliar untuk pergi dari sisi ayahmu lima belas tahun yang lalu, rasanya dia sudah tidak pernah kembali lagi," ujar pak Joko pelan."Apa? Tiga miliar? Tapi..." Intan hanya bisa menggantung kata-katanya. "Bukankah itu jumlah yang besar, Pak?""Benar, Non. Ketika baru saja ibumu meninggal, ayahmu mengusirnya dari kota ini dan Anita berangkat ke Surabaya untuk membuka usaha toko pakaian," terangnya. "Setelah itu, ia tidak pernah muncul." Ketika itu, Pak Joko juga sempat melacak keberadaan Anita di Surabaya, dan ternyata memang Anita membuka toko pakaian dan tidak menikah dengan siapapun."Apakah dia wanita yang baik?" Intan mencoba ingin tahu lebih banyak."Bagaimana mungkin selingkuhan disebut wanita yang baik, Nona?" Pak Joko membantah pertanyaan tersebut."Tapi ayah, bukankah ayah sangat mencintainya?""Awalnya, wanita itulah yang menyukai ayahmu semenjak belum menikah. Akan tetapi setelah lama ia muncul kembali seperti ga

  • Mantan Istri   Kami akan Menikah

    Kegugupan Baskoro terlihat di mata Abraham. Ia bisa tahu bagaimana pandangan Baskoro menghindari tatapannya. Bagaimana bisa pria itu datang kepadanya dan mengintimidasi dengan garang saat itu, dan sekarang menatapnya saja tak bisa. Hatinya tertawa melihat tingkah Baskoro yang sering salah tingkah.Seorang pramusaji membawa beberapa menu pesanan mereka."Katakan, apa ada maksud lain selain mengajakku makan siang?" Abraham menyendok nasi dan menunggu Baskoro berbicara.Baskoro melihat Abraham, ia juga bingung apa kata yang tepat untuk mulai mengatakannya?"Anda tahu, hubungan semacam apa antara saya dan Intan, eh...""Tentu saja aku tahu, jadi?""Ehmmm, dan juga Bastian adalah anak kami...""Iya, aku tahu kalau Bastian adalah anak kalian," kata Abraham sambil menyeruput tulang iga di mangkuknya."Jadi, maksud kami..."Abraham berhenti menggigit daging yang menempel pada tulang iga tersebut, menatap tajam Baskoro

  • Mantan Istri   Diamankan

    Pak Joko terus menghubungi Intan hingga terdengar sahutan di sana."Non Intan, saya menemukan Anita," Pak Joko langsung memberitahukan kepada Intan bahwa dirinya memang benar-benar melihat Anita."Jadi, saya tidak salah melihatnya bukan? Saya sangat yakin kalau wanita itu adalah dia.""Benar Non, tapi ada kejadian yang tak terduga.""Apa itu, Pak?""Aparat membawanya ke kantor polisi, saya rasa Anita ditangkap razia pembersihan kota," jelas Pak Joko."Benarkah? Kalau begitu, kita harus mencarinya, Pak. Tolong jemput saya."" Baik Non."Pak Joko dan Intan sepakat untuk mencari keberadaan Intan. Mereka mendatangi kantor polisi di beberapa tempat. Sampai akhirnya mereka menemukan Anita sedang di interogasi."Jadi kartu tanda penduduk anda menunjukkan berasal dari Surabaya?"tanya polisi itu lembut. Anita mengangguk dengan pasrah."Apa motivasi anda untuk meminta-minta?""Saya kehabisan uang Pak, dan tidak punya sanak saudara d

  • Mantan Istri   Hati Malaikat

    Intan tidak membawa Anita mansion ayahnya, melainkan membawanya ke vila dimana Bastian tinggal. Ada banyak hal yang ingin Intan ketahui terutama bagaimana wanita yang mencintai ayahnya ini meminta-minta di jalan-jalan ibukota."Ini adalah kediamanku, bibi."Anita berjalan mengikuti langkah Intan. Matanya menyusuri sudut-sudut yang asri dengan aneka tanaman hias."Kamu seperti ibumu, selain cantik dan baik, kamu juga menyukai tanaman-tanaman bunga yang indah."Intan menanggapi dengan senyuman yang mengembang."Hanya itu yang bisa membuatku melepaskan kerinduan dengan ibu, kami berpisah di saat aku sangat membutuhkannya, akan tetapi aku masih memiliki kenangan yang selalu bisa kuingat."Anita menerima secangkir teh hangat yang disuguhkan Intan. Netranya selalu memperhatikan senyuman yang mengukir indah Putri Abraham."Apa yang membuatmu menolongku?" suara paraunya menyapa Intan setelah keheningan beberapa lama."Entahlah, aku hanya mer

  • Mantan Istri   Hadiah

    "Apa yang membuatmu tersenyum sendiri sejak tadi? Kurasa kau salah minum obat."Intan mencibir Baskoro."Eh itu, masalah tantangan itu. Aku sudah melamar ke ayahmu. Jadi, setelah menikah aku tidak harus dihukum bukan?'Intan menatapnya setengah curiga, masalahnya tingkah Baskoro semakin aneh dan menyebalkan."Memangnya, apa keputusan ayahku?""Hmm, masalah itu... anehnya ayahmu belum mengatakan apapun. Aku jadi segan untuk bertanya lagi kepadanya."Wanita mana yang tidak merasa kesal, kalau calon suami tak punya nyali untuk memperjuangkan dirinya."Kau pikir ayah akan menerima begitu saja? Dia bahkan belum mengatakan apapun kepadaku. Kurasa lamaranmu teranggap tidak sah, Bas."Baskoro mengacak rambutnya, bagaimana mungkin Abraham mengabaikan dirinya begitu saja? Ataukah memang pria tajir melintir seperti Abraham masih mengharapkan sebuah hadiah darinya seperti ucapan Bobby?"Jadi bagaimana menurutmu? Haruskah aku menemuinya lagi?""Mungkin!" Intan menge

  • Mantan Istri   Sakit

    Bagaimana tidak? Baginya Abraham adalah cinta yang tidak pernah pudar meski telah dimakan usia. Dia telah mengagumi pria itu dalam kurun waktu yang lama, bahkan sebelum Abraham menikah dan mereka sama-sama masih dibangku sekolah. Abraham adalah cinta pertamanya yang telah membuatnya nekat dan gelap mata.Sekarang, meskipun rasa sesal itu ada, ia tak bisa melupakan begitu saja kehancuran hidupnya demi cinta butanya, ia masih benar-benar buta untuk melihat segala keegoisan Abraham kepadanya. Akan tetapi ada hal yang membuatnya penasaran, ia merasa janggal dengan kematian putranya setelah melahirkan. Saat itu sebelum dirinya pingsan tak sadarkan diri, ia sungguh mendengar tangis keras suara bayi lelaki, sang dokter mengatakan kepada perawat yang lain bahwa bayi itu sehat dan selamat. Namun mengapa setelah ia sadarkan diri, dokter mengatakan bahwa bayi tersebut telah menjalani proses pemakaman?Mengingat itu, Anita merasa sesak dan lemas, bahkan perutnya terasa sakit terserang

  • Mantan Istri   Anita yang Bersembunyi

    "Tidak bisakah di waktu yang lain, Ayah? Malam ini ada kesibukan yang tidak bisa ditunda," Intan meminta maaf karena tidak bisa menghadiri undangan ayahnya. Sementara itu, ia tidak mungkin bercerita alasan yang sebenarnya bahwa Anita bersamanya dalam kondisi sakit.Abraham sedikit kesal. Ia sudah menghabiskan banyak sekali persiapan untuk menyambut orang-orang yang disayanginya.Bukan masalah berapa yang dihabiskan, akan tetapi betapa banyak energi yang ia pakai untuk berpikir dan mengusahakan yang terbaik untuk putrinya. Akan tetapi apa yang Intan lakukan? Putrinya bahkan tidak terlalu perduli.Ia menatap hidangan di atas meja makan dengan sedih. Iapun menutup sambungan telepon dan duduk di kursi makan.Tak ada yang bisa dilakukannya kecuali mengambil salah satu mangkuk puding dan melahapnya dengan kesal.*"Ayahmu menelpon berkali-kali tadi, tapi maaf, bibi tidak bisa menerima telepon itu," Anita mengakui kesalahannya."Ah, ti

Bab terbaru

  • Mantan Istri   TAMAT

    Kebahagiaan semakin mewarnai mansion Abraham. Baik Intan dan juga Baskoro menjalani kehidupan rutinitas mereka dengan baik dan bahagia.Begitu juga Abraham yang menikmati hari hari masa tuanya bersama Anita. Rumor tentang pelakor pada Anita sudah tidak lagi terdengar gaungnya. Itu semua berkat Intan yang selalu membungkam mulut orang jahat yang berusaha merendahkan ibu tirinya."Untuk apa membahas masa lalu? Dia sekarang dah menjadi ibuku yang berarti menggantikan posisi ibu kandungku. Jadi, dia adalah ibuku yang sebenarnya," ujarnya membantah omongan miring beberapa kerabat yang tidak menyukai keberadaan Anita di sisi Abraham.Dan Indra juga menjalani hidupnya dengan baik. Setelah menyelesaikan sekolah iapun berangkat ke Boston untuk bersekolah sekaligus berlatih dengan pelatih Basket yang berpengalaman. Ia sudah melupakan Melissa yang kini sudah menikah dengan dokter Yusac. Ia merasa bahwa itulah yang terbaik untuk mereka sehingga tak ada penyesalan sedikitpun dengan jalan yang mere

  • Mantan Istri   Jajanan

    Seluruh penghuni mansion dikejutkan dengan penampilan Bastian yang sedikit aneh, lucu tapi memprihatinkan.Mereka heboh dengan ekspresi yang bermacam-macam.Ada yang tertawa, khawatir dan malah gemas. Tidak kalah hebohnya adalah kakek Abraham dan juga Neneknya yang menatapnya prihatin."Ingat kata nenek, jangan suka bermain di tempat yang banyak lebahnya. Lihatlah, dia kira ini sarang lebah sehingga salah bertengger?" cicitnya sambil menatap prihatin pada cucunya.Bastian tak bisa menyangkal karena tidak bisa menggerakkan bibirnya melainkan akan terasa sangat nyeri. Begitu juga para maid yang prihatin."Aduuh, pasti sakit sekali. Bastian, apa kamu pernah mengejek seseorang sehingga mendapatkan balasan seperti ini?" tanya salah seorang maid yang sering Bastian panggil dengan nama maid Cerewet. Ingin rasanya Bastian menjawab ucapan mereka dengan sangat marah dan kesal, sayang sekali ia hanya bisa diam tak berdaya.Meskipun sudah diobati, efek bengkak tersebut tidak hilang begitu saja.

  • Mantan Istri   Sulit Menangis

    Meskipun kepulangan Baskoro ke kampung halamannya menyisakan kesedihan. Setidaknya segala misteri wasiat orang tuanya sungguh terungkap. Baskoro merasa ayah Waluyo sangat memperhatikan hidupnya. Dia tahu bahwa Baskoro tidak pernah menyukai Wulan sehingga ia membiarkan Baskoro menjalani pilihannya."Kau tak menyesal menikah denganku setelah tahu menikahi Wulan adalah wasiat orang tuamu?" tanya Intan saat mereka menghabiskan waktu di taman belakang rumahnya."Kenapa memangnya? Apa kau yang mulai menyesal sekarang?""Tidak, aku hanya ingin tahu isi hatimu.""Kenapa? Pahami dulu isi hatimu baru ingin tahu isi hati orang lain. Atau bilang saja kau ini sedang cemburu."Intan menyebik. Selalu saja itu alasan yang Baskoro lontarkan kalau dia ingin mendengar isi hatinya."Huft, untuk apa aku harus cemburu.""Kenapa? Apa salah dengan kecemburuan?" goda Baskoro dengan lembut mengatakannya.Wajah Intan bersemu merah. Bagaimana juga ia memang sangat cemburu kalau sudah berkaitan dengan kehidupan p

  • Mantan Istri   Surat Wasiat

    Baskoro, Intan dan juga Waluyo duduk berputar mengelilingi Ayah Waluyo. Meskipun masih sangat lemah, ayah Waluyo terlihat bisa mendengar dan melihat siapa yang ada di ruangan tersebut. Seakan ingin mengatakan sesuatu, ia juga menggerakkan tangannya untuk memanggil Baskoro."Iya ayah, ayah memanggilku bukan?" katanya dan menggenggam erat tangan pria tua itu dan mendekatkan kepalanya dekat pria itu.Ayah Waluyo seperti hendak mengatakan sesuatu kepadanya."Ayah... aku mendengarnya," pelan Baskoro."Baskoro..." Tiba-tiba ayah Waluyo bisa berbicara. "Aku sungguh meminta maaf kepadamu.""Jangan bilang begitu Ayah, akulah yang seharusnya meminta maaf kepadamu, Ayah.""Ambillah surat wasiat itu..." lirihnya lagi. Baskoro mengernyit, ia tak mengerti surat wasiat apa yang sebenarnya Ayah Waluyo katakan."Di atap rumahku.." dan tiba-tiba saja ayah Waluyo seperti sesak napas sehingga membuat Baskoro ketakutan."Ayah...ah,.Waluyo... bagaimana ini?" Baskoro kebingungan bukan main dan ia hanya men

  • Mantan Istri   Sadar

    Sesampainya di rumah Waluyo, mereka berdua mendapatkan rumah dalam keadaan sangat sepi. Lalu mereka menuju peternakan sapi yang Waluyo kelola. Di sana mereka bertemu dengan seorang pegawai pembersih kandang yang sedang bekerja.Terlihat pria itu menatap kehadiran mereka berdua dan menyapanya."Selamat sore, Pak. Ada yang bisa saya bantu? Apakah membutuhkan sapi untuk di beli?" ujarnya dengan tersenyum ramah.Baskoro mengulurkan tangannya."Tidak, Pak. Tujuan saya datang kesini adalah untuk mencari Mas Waluyo. Tapi kelihatannya rumahnya kosong ya Pak?""Oh, sedang mencari Mas Waluyo. Apa bapak tidak tahu kalau Mas Waluyo sudah lama nggak tidur di rumah Pak?"Baskoro terkejut. Tentu saja ia tidak tahu kalau Waluyo tidak memberi tahu."Tidak, Pak. Hanya saja kenapa Mas Waluyo tidak pulang ke rumah? Sebab sebenarnya saya bertemu belum lama ini, tapi Mas Waluyo tidak cerita apa apa.""Oh, jadi begini, Mas. Sebenarnya Mas Waluyo sudah dua bulanan merawat ayahnya yang sedang koma di rumah sa

  • Mantan Istri   Jalan Kenangan

    Musim semi telah berakhir, mereka telah menyelesaikan suatu waktu yang indah bersama di Vila tersebut. Mereka akan segera kembali ke Jakarta dan melanjutkan pekerjaan yang sudah lama ditinggalkan. Seperti biasa, perjalanan dengan jet pribadi bukanlah apa apa buat keluarga Abraham. Dan dengan segera mereka sudah tiba di Jakarta."Masih satu hal lagi yang belum kita tunaikan," kata Baskoro saat mereka telah sampai rumah."Ehmm aku tahu, kau pasti ingin ke desa dan bertemu Ayah Waluyo.""Benar, ada firasat tidak enak di dalam hati ini. Akan tetapi aku berharap tidak ada apa apa.""Baiklah, setelah kita beristirahat kita bisa ke desa dalam beberapa hari ke depan."Baskoro menggenggam tangan Intan, menghadap kan tubuh Intan kepadanya. Lalu dengan lembut ia menyelipkan anak rambut Intan ke belakang telinga dengan perlahan."Kalau kau lelah, aku bisa pergi sendiri. Ini hanya mengunjungi ayah Waluyo, aku sungguh mendapatkan mimpi buruk dalam beberapa hari ini.""Tidak, Bas. Aku tidak mungkin

  • Mantan Istri   Hidup dan Permainan

    Seorang wanita berkulit hitam datang terburu-buru. Wanita itu adalah Eleanor, kepala dapur Vila tersebut yang sudah pensiun karena usianya. Wanita itu tentu saja merindukan Intan. Setelah mendengar Intan akan datang, maka iapun bergegas menuju Vila dan ingin bertemu Intan."Eleanor?!" pekik Intan mendapati wanita itu datang tergesa dengan menangis haru."Kenapa lama sekali baru muncul? Bukankah kau berjanji untuk segera kembali ke Vila dan memperkenalkan suami yang sangatlah kau cintai itu? Aku sungguh sangat penasaran dan. berdoa tidak cepat mati sampai aku bisa menemui pria itu."Eleanor sangat berapi api mengungkapkan isi hatinya. Kenangan bersama Intan tidak bisa ia lupakan begitu saja. Kenangan saat mereka bersama sama menyembunyikan keadaan Intan yang sedang mengandung dengan berbagai macam cara.Saat itu, Intan terlihat sangat menyedihkan karena Abraham yang sangat keras kepala. Gadis itu tidak punya semangat hidup lagi saat Abraham memisahkan dirinya dengan kekasihnya. Kenyata

  • Mantan Istri   Pertanian

    Suasana musim semi membuat alam menyejukkan hati siapa saja yang melihatnya. Baskoro berdecak kagum dengan pemandangan menghijau dan bersih di sekitarnya.Begitu juga Bastian yang bersenang senang dengan beberapa ekor tupai di sekitar halaman Vila tersebut.Perjalanan dengan jet pribadi tentunya membuat mereka tidak terlalu letih setelah tiba tadi malam, sehingga mereka bisa menikmati suasana pagi yang sejuk dan indah."Aku tak melihat banyak penduduk di sekitar sini," tanya Baskoro kemudian."Begitulah, Vila ini adalah vila tua kesayangan ibuku. Ayah tak pernah mau menjualnya karena tidak ingin melupakan ibuku. Semua maid di tempat ini merawat dengan baik semuanya secara turun temurun. Kebanyakan dari mereka adalah keluarga," terang Intan."Hmm, cuma bisa dilakukan orang kaya sepertimu.""Bas, kenapa kau selalu merasa miskin padahal kau tak kalah hebat dengan ayahku? Aku sedikit terluka.""Oh, maafkan aku. Masalah ini memang tidak bisa dipungkiri."Beberapa saat kemudian seseorang da

  • Mantan Istri   Naungan

    Pesta yang sangat meriah itu telah usai dengan baik. Berharap kebahagiaan sungguh mewarnai kehidupan Intan dan juga Baskoro. Rasa letih lelah dalam prosesi adalah bagian kebahagiaan tersendiri bagi mereka.Indra meregangkan otot-otot tubuhnya menatap para pekerja yang membongkar sisa sisa dekorasi yang belum selesai di bereskan. Meskipun hanya menonton, sensasi tegang dan capek tetap saja melandanya.Ayahnya Abraham menghampirinya. "Indra, apa kau sudah selesai bersantai?" tanya Ayahnya."Heh, Ayah, apa maksudnya? Sejak kapan aku bersantai?"Abraham tersenyum. Bukan alasan yang tepat sebenarnya, bahkan semenjak acara turnamen selesai, pekerjaan Indra cuma keluyuran dan tak ada kesibukan samasekali."Oke, oke. Tapi ini adalah sesuatu yang akan mengejutkanmu.""Apa itu, Ayah?""Seorang pelatih basket tingkat dunia berkeinginan untuk merekrutmu menjadi tim juniornya. Sepertinya hal ini akan menjadi peluang bagus untukmu."Indra tak langsung merasa senang, sebab ia tahu ayahnya tak menyu

DMCA.com Protection Status