Semua Bab Hidup Rata Yang Mulai Bergelombang: Bab 31 - Bab 40

84 Bab

Bab 31-Prasangka Buruk

“Barra? Ada kiriman dokumen untukmu!” Ucapku yang menerima kiriman paket untuk Barra tadi. Barra menerima dokumen yang aku berikan itu dan langsung membukanya untuk melihat apa yang ada didalamnya. Dia membaca isi dokumen itu dengan serius. Lalu, wajahnya yang serius tiba-tiba berubah menjadi murung dan kemudian menjadi tampak begitu marah. “Ada apa?” Tanyaku yang penasaran dengan apa yang Barra baca sehingga wajahnya menjadi begitu serius. Barra hanya terdiam. Dia benar-benar tidak menanggapi pertanyaanku. Dia bahkan terlihat seperti tidak mendengar suaraku. Dia sepertinya benar-benar terkejut dan kesal hingga tidak dapat mendengar suaraku. Aku pun akhirnya tidak berani untuk menanyakan hal itu. Barra sepertinya butuh waktu untuk dirinya sendiri. Hal itu sepertinya bukan urusan yang pantas untuk aku tahu. Aku memutuskan untuk kembali masuk ke kamarku. Namun, langkah kakiku terhenti ketika melihat jarum di jam dinding yang menunjukkan pukul 14.00. Sek
Baca selengkapnya

Bab 32-Risiko

Jadwal Barra hari ini kosong. Karena itu, aku meminta izin kepadanya untuk tidur di rumahaku malam ini. Aku benar-benar sudah kangen dengan Ayah, Ibu, dan anak menyebalkan itu. Setelah mendapat lampu hijau dari Barra, aku pun segera bergegas untuk bersiap pulang ke rumahku. “Aku pergi sekarang, ya?” Teriakku kepada Barra. yang sepertinya masih berada di dalam kamar mandi. “Iya, hati-hati!” Jawab Barra dengan agak berteriak agar aku bisa mendengar suaranya. Aku segera pergi dengan rasa hati yang gembira, membayangkan wajah Ibu dan Ayah di rumah. Namun, aku sepertinya sudah lupa dengan perilaku menyebalkan Ibuku karena sudah lama tidak bertemu dengannya. “Ayah!” Ucapku sambil memeluk Ayah yang sedang menyantap sarapannya. “Eh? Apa ini? Mengapa kamu datang kemari!? Ada apa? Ibu sudah bilang jika kamu butuh apa-apa, Ibu yang akan mengantarkannya ke sana, bukan?? Ibu sudah bilang kepadamu agar tidak meninggalkan Barra selama Rio belum pulang, bukan
Baca selengkapnya

Bab 33-Ada Apa Lagi Ini!?

Selang beberapa detik dari pertanyaan yang diajukan Barra kepada pria mencurigakan itu. Hal yang tidak diinginkan terjadi. Pria itu tiba-tiba menusuk perut Barra dengan sebuah pisau yang digenggamnya. Pria itu menusuknya tanpa berkata satu kata pun kepada Barra, tapi matanya terlihat tersenyum puas. Setelah melakukan hal kejam tersebut, pria itu segera pergi. Tanpa memberi penjelasan atau tanda apapun mengenai alasan dia melakukan hal tersebut. Barra hanya bisa mengerang kesakitan. Dia mulai merasakan darah yang mulai keluar dari bagian perutnya. Barra berusaha menahan aliran darah itu dengan tekanan dari tangan kirinya, sambil kemudian tangan kananya berusaha untuk menekan nomor di ponselnya, berniat meminta pertolongan dari seseorang. Pandangannya mulai kabur. Barra hanya bisa melihat nama Erin di daftar panggilan terakhirnya. Tubuh Barra tidak sanggup menahan kesadarannya, karena darah yang tak hentinya keluar dari tubuhnya. Tapi, syukurlah... Barra berhasil menekan nomor
Baca selengkapnya

Bab 34-Kembali

“Barra!” Panggil Kak Rio yang baru saja tiba dan langsung memeluk pria itu. “Anak ini! Aku baru meninggalkanmu sebentar, tapi apa ini!?” Ucap Kak Rio yang mulai bercanda kepada Barra. “Eh! Kak Rio? Mengapa Kakak kemari? Apa Ibu Kakak sudah sembuh?” Tanya Barra yang heran dengan kehadiran Kak Rio. “Hmm... Sebenarnya Ibuku masih sakit. Namun, aku meminta izin untuk datang kemari sebentar. Aku tidak akan tenang, jika hanya berdiam diri di sana.” Jelas Kak Rio. “Ahh! Padahal aku tidak apa-apa kok!” Celetuk Barra. “Tidak apa-apa, katamu!?” Ujar Kak Rio sambil menepuk dada Barra. “Akhh! Hati-hati, Kak! Bagaimana jika lukaku kena??” Ucap Barra dengan kesal. “Hmm kamu bilang tadi, kamu tidak apa-apa, bukan??” Sindir Kak Rio. Barra hanya tersenyum kepada Kak Rio, mengungkapkan bahwa dia benar-benar sudah baik-baik saja sekarang. “Eh iya? Bi... Sebaiknya Bibi dan Erin pulang ke rumah sekarang. Kalian sudah di sini sejak k
Baca selengkapnya

Bab 35-Kamu Cantik!

Aku kembali ke rumah Barra, masih menggantikan Kak Rio sebagai Manajer Barra. Kemarin, Kak Rio mengabarkan kepada kami bahwa dia akhirnya akan menggelar pernikahanya pada akhir bulan ini. Ya, aku sepertinya harus menerima bahwa aku akan menjadi Manajer Barra dalam waktu yang lebih lama dari perkiraanku sebelumnya. Kak Rio bilang bahwa awalnya dia berencana untuk menggelar pernikahannya bulan kemarin. Namun, karena Ibunya sakit, dia harus menunda pernikahannya itu dan menunggu hingga Sang Ibu sembuh. Kak Rio awalnya memang tidak enak denganku, karena akan membuatku bekerja lebih lama dari waktu perjanjian di awal. Namun, aku (tepatnya Ibu) berusaha untuk menenangkan Kak Rio dan menyarankannya untuk tetap mengadakan pernikahan yang sudah dia dan keluarganya dambakan sejak lama itu. Akhirnya, pernikahan Kak Rio tetap dapat digelar tahun ini. Kak Rio sangat berterima kasih sekali lagi untuk bantuan yang tak henti-hentinya diberikan oleh keluargaku. Sehingga, dia bisa melaksanakan impian
Baca selengkapnya

Bab 36-Terpesona

“Eh! Kita mampir ke salon dahulu sebelum pulang, ya? Hari ini adalah jadwal perawatanku.” Ucap Barra kepadaku. “Perawatan??” Tanyaku sambil terus menatap ke arah jalan, fokus untuk menyetir. “Em. Kamu tahu bahwa aku ini seorang Selebriti, bukan?? Jadi, pastinya, aku harus selalu merawat penampilanku.” Jelas Barra kepadaku. “Perawatan... Em, pantas saja ya... Bagaimana aku tidak cantik?? Untuk merawat kulitku saja, aku tidak pernah memikirkannya.” Ujarku menaggapi ucapan Barra. “Tidak cantik? Em, tidak! Kamu itu sudah cantik kok.” Ucap Barra menimpali perkataanku. “Astaga! Anak ini masih saja berbohong. Kamu buta, ya?? Apa kamu tidak dapat melihat?? Wajahku yang bahkan tidak mulus ini. Jadi, aku ini cantik darimananya, Bar!?” Tanyaku yang masih heran dengan Barra. “Oh! Iya, aku tahu... Aku bisa melihatnya dengan jelas. Sangat terlihat, kalau wajahmu itu tidak mulus, kusam dan tidak sehat. Kulitmu itu benar-benar tampak tidak terawat. Or
Baca selengkapnya

Bab 37-Pernikahan Pak Manajer

Hari ini adalah hari bahagia, terutama bagi Kak Rio dan Kak Ariana. Hari ini adalah hari pernikahan mereka. Hari yang begitu mereka berdua dan keluarga dambakan sejak dulu. Semua keluargaku datang ke pernikahan Kak Rio hari ini. Ayah, Ibu dan Dino sudah tiba di sana, sebelum kami. Aku berangkat bersama dengan Barra dari rumahnya. Kami berdua hanya dapat menghadiri resepsi pernikahannya saja, karena Barra masih ada jadwal pagi ini. Ketika kami tiba di gedung, tempat pernikahan Kak Rio, kami langsung di sambut oleh papan yang terhias dengan cantik dan bertuliskan [WELCOME TO THE WEDDING OF VALERIO & ARIANA | All Because Two People Fell In Love]. “Kak Rio! Selamat ya, Kak!” Ucapku sambil bersalaman dan tersenyum kepada Kak Rio. “Ahh... Ini dia malaikat penolongku! Em, terima kasih banyak ya, Erin. Tanpa bantuanmu selama ini, aku mungkin tidak akan bisa duduk di atas pelaminan ini sekarang.” Ucap Kak Rio kepadaku, sambil menampakkan wajah haru.
Baca selengkapnya

Bab 38-Liburan

08.10 Hari ini, sesuai dengan rencana, kami semua akhirnya bisa berlibur ke pantai untuk mengisi liburan sekolah tahun ini. Liburan kali ini benar-benar sangat ramai. Kami pergi berlibur dalam rombongan besar. Keluarga Naomi, keluarga Ryan dan juga Barra ikut bersama dengan kami. Ya, semuanya benar-benar datang. Kami sudah seperti rombongan keluarga besar yang berkumpul. Tiga orang Ibu berkumpul dalam satu kawasan sekarang. Ibuku yang penuh persiapan, membawa segala perlengkapan yang ada. Berbagai makanan, pakaian, peralatan dan bahkan beberapa perabotan ada di dalam tas yang dia bawa. Ibu Ryan, penyuka kebersihan itu selalu membawa berbagai alat dan bahan pembersih di tasnya. Tisu kering, tisu basah, handsanitizer, sarung tangan, lap, sikat, spons, segala perlengkapan kebersihan ada dalam tas besar milik Ibu Ryan. Kemudian, Ibu Naomi, Sang Bussiness Woman yang dermawan, beliau selalu menawarkan diri untuk membayar semuanya. Ibu Naomi menyew
Baca selengkapnya

Bab 39-Hal yang Baru

Kak Rio benar-benar sudah bisa kembali untuk menjadi Manajer Barra. Dia sudah kembali dari liburan bulan madunya bersama Kak Ariana, yang sekarang telah resmi menjadi Istrinya. Karena itu, mulai hari ini, aku sudah bisa berhenti untuk menjadi Manajer Barra. Sejak hari itu juga, kami mulai jarang berjumpa satu sama lain akibat kesibukan kami masing-masing. Barra mulai mengadakan konser tunggalnya bulan ini dan mulai shooting untuk film terbarunya. Aku juga mulai sibuk dengan perkuliahanku yang sudah masuk di semester akhir. Aku juga mulai sibuk untuk memikirkan rencana untuk berkerja setelah aku lulus nanti. Kemudian Dino juga sudah mulai tinggal di asrama sekolahnya sekarang. Ibu dan Ayah akhinya mulai berencana untuk pindah ke daerah dekat sekolah Dino agar bisa dekat dengannya. Namun, sebenarnya itu bukan satu-satuny
Baca selengkapnya

Bab 40-Apakah Penampilan Sepenting itu?

Aku mulai masuk kerja hari ini. Aku mulai belajar untuk beradaptasi di lingkungan baru ini. Aku berusaha untuk mengenal dan mengakrabkan diri dengan para rekan kerjaku di sini. Aku juga sudah mulai diberikan berbagai macam tugas oleh atasanku. Beberapa kegiatan yang hanya aku pelajari secara teori saat kuliah, mulai direalisasikan saat ini. Banyak tugas yang aku kerjakan, namun aku begitu bersemangat untuk mengerjakan semuanya. Aku begitu merasa senang dan tertarik melakukan semua pekerjaan baru ini. Berbagai perintah dari atasanku, aku terima dan laksanakan dengan segera. “Hei, lihat itu! Mentang-mentang dia cantik, dia jadi diperlakukan begitu istimewa oleh atasan. Dia itu pekerja baru seperti kita, bukan?? Tapi, lihat itu! Dia sudah diberikan beberapa tugas yang biasanya hanya dikerjakan oleh pekerja yang sudah senior di sini.” Ujar Yasmin kepadaku, seraya membereskan berkas di hadapannya itu.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234569
DMCA.com Protection Status