"Katakan, Darren!" Angela mengguncang kedua bahu Darren dengan tatapan tegasnya. Darren tak bisa menghindar lagi. Dia pun memberanikan diri menatap Angela. Gadis itu memasang wajah cemas menunggu jawabnya. Darren pun mengangguk lesu. Angela membulatkan matanya lalu membungkam mulutnya sembari menggelengkan kepalanya. Dia mundur satu langkah dari pria di depannya itu. Angela pun mulai menangis histeris. Dia hampir tak percaya semua ini. "Angela, aku mohon maafkan aku. Semua itu diluar kendaliku. Percayalah," ucap Darren berusaha meraih bahu Angela, namun Gadis itu menepisnya. "Cukup, Darren. Aku hanya memastikannya saja padamu, karena ibumu baru saja mengirimkan pesan gambar padaku. Ternyata kau benar-benar hanya mempermainkanku saja. Pada akhirnya kau lebih memilih model itu! Aku muak padamu, Darren!" Angela memutar tubuhnya untuk pergi, namun Darren segera mencekal lengannya. "Pesan gambar apa? Apa yang ibuku kirimnkan padamu, Ang
Read more