Home / Romansa / After That Night / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of After That Night: Chapter 1 - Chapter 10

51 Chapters

HMT 1 - Darren Hawk

Karena cinta, duri menjadi mawar. Karena cinta, cuka menjelma anggur segar.   ~Jalaluddin Rumi~   ***   Musim panas di kota New York. Tampak beberapa orang yang sedang berlari pagi bersama orang terdekatnya. Ada juga yang tampak menenteng tali pengikat leher anjingnya sambil berjalan-jalan santai. Ya, pagi yang cerah. Pasti lebih seru jika berjoging sambil mengajak peliharaan tersayang. Ide yang bagus, bukan?   Di sebuah kamar hotel yang luas dan mewah. Tampak seorang pria dengan postur tubuh atletis yang baru saja keluar dari kamar mandi. Dengan handuk putih yang melilit di pinggang, pria itu tampak menawan dengan dada bidangnya dan otot-otot perutnya yang kekar menyerupai kotak-kotak. Rambut dark brownnya tampak masih basah, dia berjalan menuju meja rias minimalis yang ada di pojok ruangan.   Di tengah ranjangnya tampak seorang wanita yang masih meringkuk dengan tubuh polosnya yang han
Read more

HMT 2 - Beautiful Eyeball

Daren masih terdiam lesu. Dia ingin bertanya, namun entah kenapa tiba-tiba lidahnya terasa keluh. Dia memang tak berani membantah apa pun keinginan ibunya selama ini, kecuali meninggalkan Angela, dia masih membangkang untuk itu.   "Dengar, kau dan Xavia akan segera bertunangan minggu depan. Jeremy sudah mengatur pertemuan kalian sore ini. Temuilah dia, dan jangan pernah kecewakan Mama. Aku sangat senang saat Tuan Altano mau menerima lamaran ini. Bahkan dia menyempatkan untuk bertemu dengaku di sela waktunya yang padat." Nyonya Hawk berkata dengan nada dan sorot matanya yang menekan. Darren sampai menelan salivanya   "Xavia adalah gadis yang sangat pantas untukmu, Sayang. Kau adalah pria yang sangat beruntung karena puteri tunggal Tuan Altano itu mau menerima lamaran ini," lanjut Nyonya Hawk tanpa mengurangi nadanya. Darren sudah tak tahan lagi. Dia harus bicara pada ibunya sekarang juga.   "Ma, kenapa mengambil k
Read more

HMT 3 - Kencan Buta

Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui. Mereka dipisahkan karena alasan duniawi dan dipisahkan di ujung bumi. Namun jiwa tetap ada di tangan cinta, terus hidup, sampai kematian datang dan menyeret mereka kepada Tuhan. (Kahlil Gibran) *** Darren dan Xavia masih duduk di dalam Resto. Tak ada obrolan yang seru. Keduanya tampak canggung. Hanya ada beberapa tanya jawab yang terdengar sangat formal. Namun Xavia tampak senang meski pria di depannya itu terkesan dingin. Xavia memang tak menyukai pria yang banyak bicara. Baginya pria dingin terkesan lebih berkelas. Sedangkan Darren merasa sudah ingin segera pergi dari resto itu. Namun dia agak kesusahan untuk mencari alasan yang tepat. Seperti pesan ibunya; jangan sampai dia membuat Xavia kecewa pada kencan pertama mereka ini. Ah, Darren sungguh pusing. Terlebih tatapan bola mata kebiruan Xavia yang selalu mengincar matanya. Ingin rasanya dia segera pulang. "Hm, Darren. Apakah kau me
Read more

HMT 4 - Complicated Love

Setelah Jeremy pergi Darren segera mengunci pintu apartemennya. Dia langsung menghapiri Angela yang tengah duduk di sofa sambil menikmati wine. Gadis itu tampak menggodanya dengan senyuman nakal. Jemari lentiknya mulai naik ke bagian bawah lehernya lantas membuka kancing teratas gaunnya. Darren hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum melihat tingkah nakal pacarnya itu.   "Katakan, sejak kapan kau ada di sini? Bukankah kau akan kembali ke Paris?" Darren mendaratkan bokongnya di samping Angela. Tangan kanannya meraih jemari Angela, dengan bibirnya yang menyentuh bahu gadis itu. Angela sedikit bergeming atas sentuhannya.   "Aku tak jadi berangkat ke Paris. Bosku memintaku untuk tetap di sini, dan mulai besok aku akan bekerja di perusahaan Altano Group. Hebat, kan?" jawab Angela tampak sangat berbangga. Darren tersentak mendengarnya. Altano Group? Bukankah itu perusahaan ayahnya Xavia? Dan perusahaan yang akan menjalin kerjasama dengan Ha
Read more

HMT 5 - ANGELA'S DEPARTURE

Darren dan Xavia tampak sedang berbincang di depan pintu. Langkah Nyonya Hawk berhenti di depan Darren. Wanita itu tersenyum miring pada sang putera. Darren hanya terdiam dan menatap Nyonya Hawk dengan wajah dinginnya. Pupil Nyonya Hawk memutar pada Xavia tanpa memalingkan wajahnya dari Darren.   "Ayo kita pergi, Xavia. Apartemen Darren sangat kotor. Ada sampah yang berbau busuk di dalam sana. Sebaiknya kita pergi saja. Aku takut bau busuk itu hinggap di gaun mahalmu," gagas Nyonya Hawk pada Xavia, namun wajah sinisnya tertuju pada Darren. Pria itu hanya memalingkan wajahnya ke sembarang arah. Dia cukup paham dengan apa yang dimaksud oleh ibunya.   Xavia hanya tersenyum. Dia menatap Darren dengan wajah gemasnya. Tidak mungkin pria tampan di depannya itu begitu jorok seperti yang dikatakan ibunya tadi. Jika benar, maka ini merupakan tugasnya untuk membenahi sipat buruk calon suaminya itu.   "Ayo Xavia." Nyonya Hawk segera
Read more

HMT 6 - MUSISI JALANAN

Cinta itu tak berupa tatapan satu sama lain, tetapi memandang keluar bersama ke arah yang sama.    ~B.J. Habibie~   ***   Darren sedang duduk di ruangan kerjanya, dengan satu tangan menopang dagunya. Di mejanya tampak setumpuk berkas menunggu jamahan tangannya. Namun entah kenapa hari ini pikirannya sangat kacau, yang ada di sana hanya Angela, Angela dan Angela. Bagaimana keadaan kekasihnya itu sekarang? Apakah dia baik-baik saja? Ah, Darren sungguh sangat gelisah memikirkannya.   Jeremy dan Lusiana, dua orang staf yang dari tadi berdiri di depannya hanya bisa saling pandang bingung, karena Darren masih asik termenung dan tak juga menyentuh berkas-berkas yang mereka bawa. Ini tak bisa dibiarkan! Beberapa Clien penting akan segera datang, dan CEO mereka malah asik dengan fantasinya. Jeremy menggelengkan kepalanya.   "Bos," tukas Jeremy cukup membuat Darren tersentak, dia segera menur
Read more

HMT 7 - Fresh and Pleasing to the Eye

Cinta itu burung yang indah, yang mengemis untuk ditangkap tapi menolak untuk dilukai.   ~Kahlil Gibran~ *** Darren sedang duduk terdiam di ruangan metingnya yang tampak sunyi. Para staf utamanya dan juga para Clien penting sudah meninggalkan ruangan itu sejak sepuluh menit yang lalu.   Ada rasa kesepian setiap kali dirinya sedang sendiri begini. Darren merindukan Angela yang tak juga memberinya kabar sejak dua hari terakhir. Entah dimana Angela berada sekarang. Darren hampir kehilangan akal karena nomer ponsel kekasihnya itu tak bisa dihubungi lagi.   Darren menghembuskan napas kasarnya lantas menggelengkan kepalanya. Benar, pesta pertunangannya dengan Xavia tinggal beberapa hari lagi, namun Angela masih belum mengetahui hal itu, jika dirinya akan segera bertunangan dengan gadis lain.   Punggung kokohnya bersandar pada bangkunya dengan kepalanya yang dibiarkan mendongkak ke atas, menatapi la
Read more

HMT 8 - TWO CONFUSED WOMEN

Xavia masih tampak asik dengan ponselnya. Darren menyingkap lengan jasnya, ternyata jarum arlojinya sudah menunjuk pukul lima sore. Astaga, ternyata dia sudah membuat Xavia menunggu hingga satu jam. Ah, Darren merasa tak enak hati. Dia segera bangkit dari bangkunya lalu melangkahkan tungkainya menuju pada Xavia.   "Ehem," Darren mendaratkan bokongnya pada sofa di samping Xavia. Gadis itu menoleh padanya. Pendar mata keduanya bertemu, namun Darren buru-buru memalingkan pandangannya ke tempat lain. Xavia mengulas senyum kemudian dia menaruh ponselnya ke dalam tasnya, dan beralih memandangi pria yang tengah duduk di sampingnya itu. Darren sedikit gugup karenannya.   "Hm, Xavia. Apakah kita bisa menemui ibumu sekarang?" tanya Darren dengan wajah datarnya. Xavia tertawa kecil mendengarnya. Tawanya sangat ceria dan begitu memesona. Darren sampai tertegum dibuatnya.   "Kenapa tertawa?" tanyanya kemudian. Xavia menghenti
Read more

HMT 9 - MY TWO WOMEN

Darren menelan ludahnya. Peluh dingin berjatuhan di punggungnya. Bagaimana ini? Dia benar-benar kebingungan sampai tak bisa berpikir. Langkah Nyonya Altano sedikit cepat menuju pada Xavia yang sedang berdiri menyambutnya sambil memasang senyum. Nyonya Altano pun tak kalah bahagianya dapat berjumpa dengan puterinya di luar seperti ini, karena Xavia sangat sibuk dengan pemotretan dan lebih memilih tinggal di apartemen yang cukup jauh dari rumahnya.   Darren sudah ketar-ketir dan tak berani beranjak dari bangkunya. Entah harus bagaimana dia menyembunyikan wajahnya dari Angela yang sedang berjalan di belakang Nyonya Altano.   "Mama," pekik Xavia tampak sangat senang. Dia menyambut kedua tangan Nyonya Altano yang terulur kepadanya. Mereka pun berpelukkan begitu senangnya. Angela yang masih belum menyadari adanya Darren hanya tersenyum melihat kebahagiaan mereka.   "Xavia, senang sekali bisa bertemu di sini? Dimana Dar
Read more

HMT 10 - I AM ONLY YOURS

Setelah drama menangis tadi, akhirnya Darren berhasil membujuk Angela dan mengantar kekasihnya itu pulang. Sepanjang perjalanan Angela hanya memalingkan wajahnya pada kaca jendela mobil, ia tak ingin membuka obrolan dengan Darren yang sedang mengemudikan mobilnya menuju apartemennya.   Setibanya di depan unit apartemennya Angela langsung masuk tanpa mempersilakan Darren lebih dulu. Namun Darren tetap mengikuti langkah Angela meski gadis itu tampak acuh padanya. Ya, terlalu dini bagi Angela untuk kembali bersikap seperti biasanya padanya. Darren bisa mengerti.   Darren segera duduk di sofa tanpa Angela memintanya, karena gadis itu kini tengah berjalan menuju kamarnya. Satu jam berlalu, Darren masih duduk di sofa menunggu Angela dalam gelisahnya yang kian menjadi. Apakah kekasihnya itu takkan mau menemuinya lagi? Darren mulai berpikir. Apakah dia pulang saja sekarang? Pikirannya sungguh sangat gelisah dan kacau.  
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status