Home / Sci-Fi / Tafsir Waktu / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Tafsir Waktu: Chapter 81 - Chapter 90

102 Chapters

Chapter 81

"Kau harus menolong aku. Semua hal buruk dan baik akan mendapatkan balasannya sendiri. Kau boleh memikirkan tujuanmu sebenarnya ketika kau memilih datang pertama kali ke tempat inj.” jawab sang kuda.Memang benar tujuanku adalah untuk membantu orang banyak, masalah ini sama gentingnya dengan tugas yang sedang aku jalani. Jika ingin menolong seseorang, aku pikir tidak boleh tanggung-tanggung. Ini adalah tujuanku yang sebenarnya, menolong banyak orang. "Baiklah kalau begitu aku akan menolongmu, kemana kita harus pergi!?" ujar aku."Apa yang kau lakukan Akira, ada yang lebih penting. Kita sudah terlalu bertindak jauh sekarang." ucap Alvar yang khawatir."Tidak, aku kira jika kita mengabaikan semua ini. Kita sudah terlalu jauh dari jalan kebenaran. Semuanya harus di selesaikan dengan benar. Tenang saja Alvar, jika kita memilih jadi menjadi baik, maka semuanya akan berjalan baik-baik saja." kataku meyakinkannya.Alvar bergidik tidak percaya dengan apa ya
last updateLast Updated : 2021-08-30
Read more

Chapter 82

Saat raja sendirian, penjaga kuda kerajaan mendekatinya. “Paduka, hamba sangat gembira dengan kembalinya kuda kesayangan paduka. Tapi tidakkah paduka berpikir, jika pemuda itu dan kudanya sanggup mengembalikan kuda kesayangan paduka, tentunya mereka sanggup membawa kembali sang permaisuri yang telah lama pergi,” katanya. Ia tersenyum culas dan menunggu reaksi sang raja. Dengan ragu sang raja berkata, “kata-katamu benar juga. Aku telah lama merindukan istriku. Dia menghilang entah kemana dan sampai kini pun aku masih mencarinya. Lebih baik kuminta para ksatria itu untuk mencarinya.”Sang raja kembali memanggil kami untuk memberikan tugas yang ke dua kalinya. “Aku memberikan tugas besar kepada kalian. Setelah melihat apa yang kalian kerjakan kemarin. Kali ini aku ingin kalian mencari permaisuriku yang hilang. Kalian dan kuda itu harus menemukan istriku. Jika kau kembali tanpa hasil kau akan aku hukum penjara,” perintah sang raja. Kami merasa
last updateLast Updated : 2021-08-30
Read more

Chapter 83

Pada saat di perjalanan tak sengaja kami mendengar dari beberapa orang kalau di sebuah desa terpencil katanya terdapat mahkluk yang mengerikan, ia dikenal warga sebagai Siluman Pembunuh karena barang siapapun yang berhadapan dengannya langsung maka orang tersebut akan mati secara mengenaskan.Pasalnya tubuh orang tersebut akan menyusut dan keriput serta ke dua matanya akan hilang, seperti orang yang sudah dikubur, namun kini Mahkluk tersebut dikabarkan muncul karena ingin membalas dendam, setelah warga setempat menemukan jasad dua orang warga yang diduga menghilang 2 hari yang lalu, jasad tersebut dalam keadaan yang mengenaskan pasalnya mayat tersebut sama dengan cerita yang sudah terdengar di seluruh desa, tubuhnya menyusut dan wajahnya pun keriput, serta kedua matanya pun menghilang.Kini warga pun sangat khawatir dengan hal itu, mereka takut menjadi korban keganasan Siluman Pembunuh yang belum tentu kebenarannya, warga pun juga sangat panik karena Konon warga setemp
last updateLast Updated : 2021-08-30
Read more

Chapter 84

Pertarungan pun tidak dapat terhindarkan, Sang Siluman Pembunuh pun kesulitan untuk membunuhku, tapi aku juga mulai merasa kewalahan dalam menghadapi Sang Siluman Pembunuh itu, lalu aku teringat dengan kata-kata salah satu penghuni tersebut yang mengatakan, “Dia hanya dapat dilenyapkan dengan cara menusuk jantungnya dengan tulang manusia yang baru meninggal di bunuhnya.” Tanpa pikir panjang lagi aku segera pergi ke desa yang tadi dengan cara berlari, untuk mengambil tulang itu. Namun untuk mengambil tulang tersebut tidaklah mudah karena Sang Siluman Pembunuh tetap mengejarku sambil berseru, “Aku akan tetap mengejarmu sampai kemana pun engkau pergi.” Alvar terlihat panik setelah aku keluar dari rumah itu dengan cepat, menghindar dan segera mengikuti pelarianku karena mengetahui makhluk itu keluar dari tempat persembunyiaannya. Setelah beberapa saat kemudian aku akhirnya sampai di desa yang terdapat, jasad ke dua orang yang meninggal itu. Kini aku menuju rumah
last updateLast Updated : 2021-08-30
Read more

Chapter 85

Saat tersadar, aku tengah berbaring di atas gundukan pasir tandus dan gersang. Tempat yang menurutku aneh dan sangat jauh berbeda dengan dunia manusia, umunya. Langit terlihat jingga kemerahan, di atasnya seperti ada empat buah matahari yang bersinar terang tanpa berterik panas membakar kulit. Aku tidak tahu hal itu karena otakku sedang susah untuk berpikir sehingga membuat pandanganku ini kabur atau memang ada tempat seperti ini, lalu debu-debu bertaburan tanpa henti-hentinya seiring angin mendesau, tetapi anehnya aku merasakan udara yang sangat dingin hingga terasa menusuk kedalam kulit dan tulangku. Aneh, benar-benar aneh. Hembusan angin di temani pasir kecil menari-nari menerpa wajahku. Perih mata ini terus menahan setiap terpaan angin sejuk seolah membawa luka. Aku mendecak seiring tubuh ini tak berdaya tertelungkup di atas hamparan pasir berwarna hijau gelap. Mataku menatap sebuah telaga bening di depan sana. Air di telaga itu melimpah ruah hingga meleb
last updateLast Updated : 2021-08-30
Read more

Chapter 86

Saat tersadar, aku tengah berbaring di atas gundukan pasir tandus dan gersang. Tempat yang menurutku aneh dan sangat jauh berbeda dengan dunia manusia, umunya. Langit terlihat jingga kemerahan, di atasnya seperti ada empat buah matahari yang bersinar terang tanpa berterik panas membakar kulit.Aku tidak tahu hal itu karena otakku sedang susah untuk berpikir sehingga membuat pandanganku ini kabur atau memang ada tempat seperti ini, lalu debu-debu bertaburan tanpa henti-hentinya seiring angin mendesau, tetapi anehnya aku merasakan udara yang sangat dingin hingga terasa menusuk kedalam kulit dan tulangku.Aneh, benar-benar aneh. Hembusan angin di temani pasir kecil menari-nari menerpa wajahku. Perih mata ini terus menahan setiap terpaan angin sejuk seolah membawa luka.Aku mendecak seiring tubuh ini tak berdaya tertelungkup di atas hamparan pasir berwarna hijau gelap. Mataku menatap sebuah telaga bening di depan sana. Air di telaga itu melimpah ruah hingga melebar
last updateLast Updated : 2021-08-30
Read more

Chapter 87

Dalam hati aku berdoa agar mereka tidak lebih jauh lagi mendekatiku. Salah seorang Gulem menggerak-gerakkan tombaknya ke arah semak-semak di sebelahku.“Tidak ada siapa-siapa…” lirihnya lalu kembali ke tempat semula. Sedang seorang lelaki yang datang semakin mendekat ke arahku belum bergeming, dia ingin lebih memastikan lagi. Haduh, bagaimana ini?"Penyelamat kabuuuurrr! Penyelamat kabuuuur!” terdengar suara dari dalam istana menggegerkan semua pasukan Gulem termasuk lelaki yang sedikit lagi menemukan keberadaanku ini. Serta merta mereka berlari masuk kedalam istana dan memastikan keadaan. Tanpa membuang waktu, aku berlari menyelematakan diri dengan menjeburkan diri ke dalam sungai yang mengelilingi istana ini.“Penyelamat masuk kedalam sungai…” lirih salah satu Gulem."Sial! mereka sepertinya tidak ingin melepaskanku." gumam aku dalam hati.Aku berenang semakin cepat ke tepian ketika kudapati puluhan eko
last updateLast Updated : 2021-08-30
Read more

Chapter 88

"Sial! bagaimana ini…” bahkan berteriak pun saat ini aku tidak sanggup lagi.Apakah aku akan mati di tempat ini? Apakah aku akan menjadi mayat dan terbuang sia-sia dalam keterasingan? Entahlah, tiba-tiba aku tersadar saat sekelebat cahaya putih bersinar terang datang dari kejauhan dan mengarah ke tubuhku ini. Cahaya itu membuat akar-akar basah terlepas dengan sendirinya. Lalu, dari kejauhan sana, tampak sosok pria berjubah hitam datang dengan pedangnya menebas akar-akar itu menuju ke arahku. Selang beberapa saat, pria itu berhenti persis di hadapanku.“Kau baik-baik saja?” tanyanya tegas. Aku tidak bisa melihat wajahnya yang tertutup jubah. Dia menjulurkan tangan kanannya demi membantuku tegak dari keterpurukan ini.“Terima kasih…” sahutku lalu berdiri menghadapnya."Kau siapa?” tanyaku penasaran. Perlahan pria itu membuka jubahnya. Aku begitu penasaran. Sangat penasaran. Sontak aku terkejut tatkala pria i
last updateLast Updated : 2021-08-30
Read more

Chapter 89

Cahaya matahari redup yang terpancar menerangi segala yang ada di bawah naungannya. Tak terkecuali, sebuah pengunungan tinggi yang berbatu-batu namun ditumbuhi berbagai macam pepohonan dan dihuni berbagai macam binatang. Menjadikannya sebuah hutan lebat di pegunungan. Aku dan Alvar melanjutkan perjalanan di sebuah jalan menanjak dengan rimbun pepohonan di kedua sisi jalan. Kami tidak tahu apakah pasukan Gulem sedang mengikuti kami atau tidak, tapi kami sudah berusaha menghindari mereka dengan berjalan sejak pagi sekali.Kami melewati jalan yang memiliki kemiringan cukup untuk membuat seseorang yang melewati tempat itu menggelinding ke bawah jika sekali saja kami salah melangkah. Daripada melalui jalan biasa yang kemungkinan besar dapat bertemu dengan pasukan Gulem yang sedang mencari keberadaanki, yang kami lakukan lebih tepat disebut menaiki tanjakan atau mungkin lereng untuk mengelabui pihak musuh. Setelah melalui tanjakan itu barulah di hadapan sana terha
last updateLast Updated : 2021-08-30
Read more

Chapter 90

"Sebenarnya apa tujuan kalian datang kemari!? sepertinya kalian tidak berasal dari tempat ini!? Pasti kalian ingin membunuh Naga karena sebuah sayembara kan.." tanya Nasra.Sentak aku terkejut dengan tuduhannya itu kepada kami, sebenarnya kami pun tidak mengerti dengan apa yang sedang ia bicarakan. "Soal itu, sejujurnya kami tidak mengetahui apa-apa. Saat ini kami sedang dalam perjalanan menuju tempat raja kegelapan." ucap aku."Begitu ya? Sebelum ini aku hanya mendengar alasan-alasan seperti ingin kaya dari hadiah sayembara, menjadi ksatria kerajaan agar dihormati, terkenal di penjuru negeri sebagai pahlawan pembunuh naga. Mereka yang datang sebelum kalian hanya mengatakan alasan dangkal dan bodoh. Ayolah, maksudku bagaimana bisa membunuh menjadikanmu pahlawan,” jelas Nasra. Itu membuat kami semakin penasaran tentang wanita misterius yang diikuti oleh bola api dan kendi terbang itu."Hey! apakah kau tidak mengerti dengan ucapan temanku tadi, bukan itu tuj
last updateLast Updated : 2021-08-30
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status