"Sudahlah mi, untuk apa Umi ikut campur urusan rumah tangga Al. Al sudah dewasa, toh kita sudah membekali Al dengan ilmu agama yang mumpuni. Pasti dia bisa memilah mana yang baik untuknya dan mana yang tak baik untuknya," ucap Abah sambil mengusap lembut pada punggung tanganku.Dadaku masih bergemuruh. Rasa kesal karena sudah ditipu oleh anak dan pelacur murahan membuatku susah untuk melupakan."Abah, jika Al memang sudah memiliki bekal agama yang mumpuni, tapi kenapa dia masih membohongi Umi, Bah. Dia membawa masuk pelacur itu ke dalam lingkungan pesantren kita diam-diam," cetusku dengan suara serak dengan air tangis yang tersisa isakan. Kulihat Abah yang duduk berjongkok di hadapanku itu menatapku sendu."Aku tidak mau pondok pesantren kita ini tercemar hanya gara-gara pelacur murahan itu. Apa kata orang Abah?" pekikku kesal pada Abah yang juga terkesan sangat santai sekali."Umi, setiap orang berhak unt
Terakhir Diperbarui : 2021-08-29 Baca selengkapnya