Sungguh sial. Setelah ditinggalkan Aldevan rupanya Mery tidak mendapat tebengan. Meski sempat tadi ditawarin Arlan, Mery tetap menggeleng. Dia bersikukuh tidak mau plus ngatain Arlan itu mesum. Terpaksa Mery pulang jalan kaki, kalau tau begini Mery pasti nebeng Tasya tadi. Mery mendesah, ia menyisir rambutnya dengan jari mencoba menangkan diri dari kesialan hari ini. Matanya sesekali melihat ke arah jalan raya, banyak kendaraan lalu lalang. Hingga menimbulkan asap yang membuatnya terbatuk. "Uhuk. Gila asapnya banyak banget," ujar Mery, ketika kendaraan bajai melewatinya. Mery terbatuk, ia menutup mulutnya dengan tangan. "Ini gara-gara tuh cowok sih. Pelit amat, gue, kan cuma numpang naruh pantat di motornya doang. Kesel gue!" Mery kesal, ia meluapkan emosi menendang batu besar di hadapannya, namun sayangnya salah sasaran, ia justru kehilangan keseimbangan hingga jatuh terjengkang ke belakang. "Aduh," ringis Mery, pantatnya mendarat manis
Last Updated : 2021-08-14 Read more