Home / Fantasi / 5 games on / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of 5 games on: Chapter 11 - Chapter 20

91 Chapters

Chapter 11

Altair pergi ke suatu tempat di sana terdapat banyak orang sedang berkumpul melihat sesuatu. Matahari sudah mulai menyambut pagi seorang pria paruh baya duduk bersama dengan orang yang sedang melakukan judi jalanan dengan dikelilingi orang yang sedang melihat permainan mereka. “Coba tebak,” ucap si pria yang terlihat seperti pemilik judi. “Kali ini jika kau menang aku pasti akan melipat gandakan taruhan mu,”ucapnya lagi sembari menggigit tusuk gigi. Pria yang berada di hadapannya itu terlihat seperti orang yang cukup kaya lalu dia mengeluarkan beberapa koin emas di dalam kantongnya meletakkan koin di atas kartu yang dipilihnya dengan gugup. “Kali ini kau harus membayarku lebih,” ucapnya sambil meletakkan koin tersebut di sebelah kanan. “Tenang saja,” jawabnya dengan santai. Altair yang sudah berdiri di samping pria yang bertaruh sedang memperhatikan jalannya permainan. Si Bandar membuka kartu pilihan lawannya dengan kartu 3 hat
last updateLast Updated : 2021-08-24
Read more

Chapter 12

Pagi Pun tiba, Altair tengah bersiap-siap untuk pergi dari penginapannya semalam. Setelah kembali dari kasino Altair langsung masuk ke dalam penginapan dan segera dia mengumpulkan darah ke dalam cawan. Cawan itu terisi penuh oleh darah Altair dan langsung membuatnya lemas lalu tertidur. Sekarang Altair bangun dengan keadaan segar bugar setelah semua siap, Altair melihat ke arah cincin di jari telunjuknya. Di tengah lingkaran sudah terlihat berwarna merah penuh dengan darah Altair. Merubah lagi menjadi sosok orang lain dengan kekuatan Mana di kalung lehernya. “Sekarang waktunya,” ujar Altair dengan semangat. “Semoga makhluk yang agung ini bisa membantuku keluar dari dunia ini,” ucap Altair sembari mencium cincin. Altair pergi menuruni tangga penginapan, memesan makanan dan pergi ke pasar. Altair pergi ke pasar untuk membeli bubuk batu Mana dan bubuk peri emas. Selama Altair berada di ibu kota, dia melihat sendiri bagaimana rakya
last updateLast Updated : 2021-08-24
Read more

Chapter 13

“Masih anak-anak yang belum menjadi penerus pengendali Mana seutuhnya,” terdengar suara kecil yang membisik. Altair berusaha mencari asal suara dan menemukan sebuah makhluk sedang melayang di sebelah bahu kirinya. Memiliki tubuh seperti manusia berbadan ubur-ubur dengan hiasan rumbai seperti gadis belia dengan rambut diikat ke belakang. “Kamu ini apa?” tanya Altair dengan penasaran.
last updateLast Updated : 2021-08-29
Read more

Chapter 14

Pagi sudah terlihat dan Altair sudah berada di dapur umum untuk sarapan hari ini dia sudah bisa kembali merubah diri menjadi orang lain. “Sepertinya Manamu sudah kembali,” ucap Pino yang sedang duduk di pundak Altair. Altair tidak menghiraukan perkataan Pino dia sedang fokus untuk mencari kemungkinan dimana Saintess berada. “Aku bisa membantumu lalu kau bisa segera keluar dari sini,” Altair menoleh ke arah Pino melihat Altair yang menoleh ke arahnya Pino mulai gugup seperti sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Pino mulai kembali lega, setelah Altair tidak menatapnya lagi. “Aku tidak ingin terburu-buru dan akan berusaha keras untuk menemukan Saintess dengan caraku sendiri.” jawab Altair. “Dia bukan orang biasa yang bisa dengan mudah ditemukan oleh orang sepertimu,” “Dia hanya bisa berbicara jika itu berhubungan dengan wahyu dewa atau yang semisalnya karena Saintess membangun lingkaran sihir untuk menyembunyikan dirinya
last updateLast Updated : 2021-08-29
Read more

Chapter 15

Altair masih berdiri di posisi yang sama sejauh yang dia lihat hanya sebuah tembok putih tanpa ada sesuatu setelah Altair menyesuaikan pandangan dengan sekitar, Altair mulai berjalan menyusuri tempat. Kosong dan aneh berada saat berada di dimensi lain Saintess sudah menunggu di bangku duduk yang luas melihat ke arah Altair yang berjalan mendekatinya. “Terima kasih banyak sudah mau menolongku untuk bertemu dengan dewa,” ucap Altair yang tiba dan berdiri di hadapan Saintess. Saintess kemudian berdiri tanpa mengucapkan sesuatu, setelah berjalan beberapa langkah dia merentangkan kedua tanganya ke atas langit dan mengucapkan doa. Altair melihat dari dekat apa yang Saintess lakukan lalu muncul cahaya besar yang sangat menyilaukan mata. Ukuran cahaya sangat besar seperti matahari namun, tidak panas terasa sejuk dan dingin. Perasaan damai yang menyelimuti cahaya berada di depan mereka membuat Altair tidak ingin kembali ke dunia manusia. Saintess terli
last updateLast Updated : 2021-08-30
Read more

Chapter 16

“Bagaimana mereka bisa sampai ke sini?” tanya Altair dengan penasaran. Pino Pun menjawab,”Entahlah, mereka mengikutimu sangat gigih,” “Apa kau punya musuh sebelumnya?” tanya Pino balik. “Aku tidak tahu, tapi kalau Altair...” ucapan Altair terpotong karena tiba-tiba seseorang sudah berada di atas kepala Altair untuk menyerangnya. Sedari tadi orang itu sudah berada di atas pohon sebagai pemandu dari atas, melihat Altair yang hendak naik ke atas pohon yang sama, bandit itu bersembunyi ke arah pohon yang lebih tinggi lagi. Bandit yang menerjang  dari atas sedang memegang sebuah belati di tangan kirinya dengan tangan yang lain hendak mencengkram badan Altair. Melihat gerakan bandit Altair menghindari serangannya. Di bawah sudah banyak bandit yang sedang menunggunya untuk jatuh. Altair berdiri di ujung dahan pohon dengan keadaan terdesak dari bawah beberapa orang sedang memanahinya dengan anak panah dan tombak. Altair harus berk
last updateLast Updated : 2021-08-31
Read more

Chapter 17

Suara bising orang-orang sedang berbicara Altair yang sudah sadar mendengarkan suara mereka meringkuk di sebuah peti kayu dengan ukuran yang tidak besar dan membuat badan Altair terhimpit.  “Kapan dia akan datang?” tanya seorang anggota bandit yang tengah mengacungkan tombak ke arah Altair berjaga agar supaya dia tidak lari. “Mereka masih di jalan.” jawab yang lain. Altair berusaha pelan-pelan melepaskan ikatan tangannya yang berada di belakang benda yang mengikat tangan Altair terasa dingin meraba pola dan lubang kunci. Altair mencoba mengeluarkan Mana untuk membuka besi tebal yang berisikan manik-manik dengan memusatkan Mana di seluruh tangan untuk membuka celah pola di lubang namun, usahanya sia-sia. Manik yang mengikat tangannya menyerap sedikit demi sedikit Mana miliknya. Terdengar suara orang-orang dan pintu besi digerakkan. Altair gelisah karena orang yang masih menghunuskan tombaknya tidak bergerak sedikitpun dari sana.
last updateLast Updated : 2021-09-01
Read more

Chapter 18

Suasana di dalam rumah kaca terasa kaku hanya terdengar suara alat makan serta aroma hidangan mereka. Semua orang menatap dengan risih ke arah mereka. Suara bangsawan itu memecahkan keheningan di meja tamu,” Duchess Margaretha, tidakkah anda nanti merasa tidak nyaman jika kami bertransaksi dengan Duke Leon?” tanyanya. “Tentu saja tidak Viscount Igor.” jawab Duchess Margaretha sambil minum teh dengan tenang. Viscount Igor hanya tersenyum melihat respon yang tidak biasa dari Duchess Margaretha Duchess Margaretta masih belum tahu apa maksud kedatangan Viscount Igor sendiri. Setelah menunggu beberapa lama Duke Leon datang beserta pelayan yang memanggilnya tadi dengan menggunakan jubah bertudung hijau keemasan menandakan Duke Leon sedang melakukan eksperimen serta menciptakan mantra sihir. Kedatangan Viscount Igor membuat Duke Leon terganggu namun, mengingat pelayan yang memanggilnya mengatakan itu adalah negosiasi yang sangat penting, dia tidak bi
last updateLast Updated : 2021-09-02
Read more

Chapter 19

Altair mengikuti ayahnya di belakang usai dengan urusan negosiasi yang tidak penting Duke Leon tidak mengatakan apapun kepada Altair. Saat berjalan di dalam lorong mansion Duke Leon berbalik ke arah Altair,“Kemarikan tanganmu,” ujarnya sambil membalikkan badan dan menjulurkan tangan kanannya. Altair ragu untuk menyentuh tangan ayahnya namun, tidak mungkin Altair menolak uluran tangan itu yang sudah membantunya lolos dari masalah. Perlahan Altair menjulurkan tangan kirinya, Duke Leon saat itu yang melihat tangan kiri Altair sedang di balut perban menatap dengan tajam, akan tetapi Duke Leon tidak mengatakan apapun. Sebuah lingkaran portal berwarna putih menyelubungi mereka berdua, cahaya portal itu sangat bersinar terang dan mereka masuk sudah berada di dalam menara tinggi di mana ayah Altair bekerja. Setelah sampai ke tujuan Duke Leon melepaskan tangan Altair dia pergi menuju ke arah pintu untuk menguncinya. Ruangan yang terlihat sempit tiba-ti
last updateLast Updated : 2021-09-02
Read more

Chapter 20

Sebulan telah berlalu dan hari ini sudah waktu di mana Altair akan mengadakan upacara kedewasaan. Di kediaman Onder de baik pelayan, prajurit dan keluarganya menampakkan kebencian kepada Altair. Bagaimana bisa keturunan Onder de bisa membuat aib keluarga? Terikat di belakang seorang bangsawaan biasa yang tidak begitu kaya seperti seorang budak yang sedang diperjual belikan. Orang-orang membicarakan Altair, memantaskan anak dari seorang budak yang diperjualbelikan pasti akan memiliki sifat bawaan seperti budak. Tatapan sinis semua orang kepada keluarga Onder de mempertanyakan kredibilitas Duke Leon untuk kekaisaran Rhodes karena membawa budak dan membesarkan anaknya. Ditambah lagi dia akan menjadi penerus Pengendali Mana Sihir untuk kerajaan nanti menjadi salah satu kepercayaan raja yang akan memimpin. Altair selalu mendapatkan hinaan setiap kali dirinya keluar dari kamar. Setelah kejadian itu aktivitas dan kegiatan Altair digunakan untuk membaca di pe
last updateLast Updated : 2021-09-03
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status