Home / Fantasi / 5 games on / Chapter 18

Share

Chapter 18

Author: Lyxn
last update Last Updated: 2021-09-02 21:27:25

Suasana di dalam rumah kaca terasa kaku hanya terdengar suara alat makan serta aroma hidangan mereka. Semua orang menatap dengan risih ke arah mereka.

Suara bangsawan itu memecahkan keheningan di meja tamu,” Duchess Margaretha, tidakkah anda nanti merasa tidak nyaman jika kami bertransaksi dengan Duke Leon?” tanyanya.

“Tentu saja tidak Viscount Igor.” jawab Duchess Margaretha sambil minum teh dengan tenang.

Viscount Igor hanya tersenyum melihat respon yang tidak biasa dari Duchess Margaretha Duchess Margaretta masih belum tahu apa maksud kedatangan Viscount Igor sendiri.

Setelah menunggu beberapa lama Duke Leon datang beserta pelayan yang memanggilnya tadi dengan menggunakan jubah bertudung hijau keemasan menandakan Duke Leon sedang melakukan eksperimen serta menciptakan mantra sihir.

Kedatangan Viscount Igor membuat Duke Leon terganggu namun, mengingat pelayan yang memanggilnya mengatakan itu adalah negosiasi yang sangat penting, dia tidak bi

Lyxn

Thank you very much who read my novel untill now

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • 5 games on   Chapter 19

    Altair mengikuti ayahnya di belakang usai dengan urusan negosiasi yang tidak penting Duke Leon tidak mengatakan apapun kepada Altair. Saat berjalan di dalam lorong mansion Duke Leon berbalik ke arah Altair,“Kemarikan tanganmu,” ujarnya sambil membalikkan badan dan menjulurkan tangan kanannya. Altair ragu untuk menyentuh tangan ayahnya namun, tidak mungkin Altair menolak uluran tangan itu yang sudah membantunya lolos dari masalah. Perlahan Altair menjulurkan tangan kirinya, Duke Leon saat itu yang melihat tangan kiri Altair sedang di balut perban menatap dengan tajam, akan tetapi Duke Leon tidak mengatakan apapun. Sebuah lingkaran portal berwarna putih menyelubungi mereka berdua, cahaya portal itu sangat bersinar terang dan mereka masuk sudah berada di dalam menara tinggi di mana ayah Altair bekerja. Setelah sampai ke tujuan Duke Leon melepaskan tangan Altair dia pergi menuju ke arah pintu untuk menguncinya. Ruangan yang terlihat sempit tiba-ti

    Last Updated : 2021-09-02
  • 5 games on   Chapter 20

    Sebulan telah berlalu dan hari ini sudah waktu di mana Altair akan mengadakan upacara kedewasaan. Di kediaman Onder de baik pelayan, prajurit dan keluarganya menampakkan kebencian kepada Altair. Bagaimana bisa keturunan Onder de bisa membuat aib keluarga? Terikat di belakang seorang bangsawaan biasa yang tidak begitu kaya seperti seorang budak yang sedang diperjual belikan. Orang-orang membicarakan Altair, memantaskan anak dari seorang budak yang diperjualbelikan pasti akan memiliki sifat bawaan seperti budak. Tatapan sinis semua orang kepada keluarga Onder de mempertanyakan kredibilitas Duke Leon untuk kekaisaran Rhodes karena membawa budak dan membesarkan anaknya. Ditambah lagi dia akan menjadi penerus Pengendali Mana Sihir untuk kerajaan nanti menjadi salah satu kepercayaan raja yang akan memimpin. Altair selalu mendapatkan hinaan setiap kali dirinya keluar dari kamar. Setelah kejadian itu aktivitas dan kegiatan Altair digunakan untuk membaca di pe

    Last Updated : 2021-09-03
  • 5 games on   Chapter 21

    Altair menatap lekat kristal merah dengan perasaan kecewa dan benci menghasutnya karena kesalahan leluhurnya membuat keluarga Onder de selalu di cap sebagai penghianat oleh orang-orang. Duke Leon membacakan mantra-mantra, cahaya dari kristal raja menimbulkan angin yang menerbangkan pakaian dan rambut Duke Leon lalu keluar sebuah bola kecil berisikan Mana seperti kobaran api berwarna hijau keemasan dari kening Duke Leon. Dari belakang punggung Duke Leon muncul dua asap dengan warna yang berbeda berwujud burung hantu berwarna putih dan hitam lalu dua burung hantu mengangkat bola kecil dengan kedua sayap mereka. Mana yang ada di dalam bola perlahan keluar dan masuk ke dalam tubuh Duke Leon dengan bola kecil yang kosong barulah kedua burung hantu tersebut terbang membawa bola dengan sayap mereka memegangi. Mereka terbang mendekati Altair dan memberikan bola itu kepadanya, Altair menerima bola itu di tangannya dan kedua burung hantu masuk ke da

    Last Updated : 2021-09-03
  • 5 games on   Chapter 22

    Waktu di pagi hari adalah waktu yang sangat menyenangkan setelah melakukan pesta besar yang meriah orang-orang banyak yang terlelap tidur karena terlalu lelah dan bersemangat berpesta. Para Peri menyiapkan segala kebutuhan para tamu dari memasak, merapikan tempat dan lorong, membersihkan jendela dan furniture bahkan ada yang mempersiapkan air untuk para bangsawan yang akan mandi. Para pelayan yang berada di kediaman Onder de sedang melakukan aktivitas mereka membersihkan taman dan seluruh rumah. Altair yang masih berada di menara belum juga turun untuk tidur ke kamar. Setelah pembicaraan semalam dengan Adir, Altair merasa cemas begitu juga dengan para pemimpin Pengendali Mana, mereka tengah sibuk rapat setelah kedatangan Duke Leon mengantarkan Raja Benedict dan Ratu Gladys. Mereka mengadakan rapat di salah satu ruangan rahasia Onder de yang terlindungi oleh Mana Sihir sehingga pembicaraan mereka tidak bocor keluar. “Apakah dewa tidak mengirimk

    Last Updated : 2021-09-04
  • 5 games on   Chapter 23

    Altair tahu di sana adalah menara untuk orang-orang di evakuasi, dengan cepat Altair berlari memusatkan Mana ke kakinya dan berlari mendekati ayahnya, hanya dengan satu tapakan kaki Altair sudah menjauhi teman-temannya setiap satu langkah kaki membawa Altair sepanjang sepuluh kilometer, sehingga hanya butuh dua hentakan kaki Altair sudah berada di belakang ayahnya. “Ayah...” ujar Altair, kata-katanya terhenti saat melihat rekan-rekannya sudah berada samping ayahnya. “Sungguh luar biasa kami keturunan Pengendali Mana.” ucap Altair dalam hati. Sebelum salah seorang dari mereka bertanya apa yang mereka bisa bantu Duke Leon memberikan mereka masing-masing cincin bermana, cincin itu sama yang digunakan untuk memasuki portal semalam. “Bawa ini dan lepaskan cincin dari jari kalian untuk membuka portal, portal itu akan menghubungkan langsung dengan tempat evakuasi ayah-ayah kalian pasti sudah membuka portal ke tempat yang aman,” ucap Duke Leon “Gunaka

    Last Updated : 2021-09-06
  • 5 games on   Chapter 24

    Altair melihat asap naga menatap ke arah mereka, tanpa henti dia mengeluarkan monster-monster untuk menyerang. Rakyat Rhodes masih banyak yang belum menyelamatkan diri. Semua orang sedang menyerang monster dengan sangat hebat begitu juga para rekan sebayanya, mereka juga menggunakan senjata dan kemampuan mereka mengendalikan Mana. Disana Nicon yang tidak menggunakan senjata hanya mengendalikan kedua tangannya untuk mengeluarkan bola api dengan berdiri di atas naga kesayangannya. Naga itu sebesar gajah sehingga masih lebih kecil daripada naga di depan mereka namun, karena kemampuannya tidak kalah hebat untuk menyerang dengan menghembuskan semburan api. Saintess berusaha mengikat dengan tali panjang berupa cambuk yang dialiri Mana ingin menangkap leher naga sering kali gagal karena Saintess tidak luput dari serbuan para monster. Adir ingin membuka jalan bagi tali milik ayahnya untuk bisa melesat ke arah asap naga di sana, dia menyerang para monster yang

    Last Updated : 2021-09-07
  • 5 games on   Chapter 25

    Semua tempat terkunci dengan lapisan sihir, di mana sihir sebagai penunjang orang-orang yang berada di dalam bisa bernapas, minum serta makan namun, karena rasa khawatir, mereka tidak memiliki waktu untuk memikirkan hal seperti itu. Altair marah dan geram melihat seekor monster masuk menembus lubang pelindung, giginya bergemeretak tidak ada waktu lagi baginya untuk basa basi mereka harus cepat melumpuhkan naga yang menjadi penyebab utama bencana terjadi. Duke Stuart yang berada di dekat Duke Leon mendekat untuk memberikan penyemangat agar dia tersadar jika Duke Leon kehilangan kesadarannya maka Mana yang sebagai pelindung yang lain serta sebagai sumber kekuatan akan menghilang dan mereka dalam bahaya. Pelindung tameng sihir Duke Stuart diberikan untuk Duke Leon agar bisa sedikit membuatnya beristirahat dari serangan monster Nicon yang berada di bawah lapisan pelindung menembaki monster-monster yang ingin merambat m

    Last Updated : 2021-09-11
  • 5 games on   Chapter 26

    Raut wajah mereka tampak lega melihat seekor naga dan para monster juga menghilang. Duke Leon menyegel semua asap naga yang menyerang mereka ke dalam peti khusus. Hari sudah menjelang sore, tidak disangka untuk melawan seekor naga dan para monster menghabiskan waktu satu hari. Mereka juga gagal menyelamatkan orang lain dari serangan monster. Altair dan semua orang yang ikut bertarung melawan perlahan turun dari atas langit mereka semua berkumpul di halaman kediaman Onder de melihat ke arah sisa tubuh pelayan keluarga Onder de. Nicon turun dari badan naga kesayangannya. Melihat dari pakaiannya dia adalah pelayan wanita semua orang berkabung Duke Leon melihat darah yang sudah mulai mengering dari tubuhnya segera mengambil tindakan. Dari bawah tubuh mayat muncul beberapa kain putih membungkus badan mayat badan itu melayang dan kain yang berada di bawah mulai melapisinya menutupi seluruh badannya. Setelah tertutup dengan sempurna Duke Leon juga me

    Last Updated : 2021-09-11

Latest chapter

  • 5 games on   Chapter 90

    Pemilik toko langsung mengarahkan tangan terampilnya menarik Altair masuk ke dalam. Dia tidak bisa menolak ajakan yang belum dikenal sebelumnya seakan ikut terpengaruh suasana toko kain semenjak masuk ke dalam. Altair berdiri di atas podium mini beberapa karyawan memasuki ruangan berbaris dengan rapi membawa senjata serta alat untuk menyerangnya. Keahlian mereka bergerak cepat mengukur tubuh Altair setiap inchi. “Tidak bisa begini,” ucap salah satu karyawan yang berada dibelakang Altair sambil menggelengkan kepalanya dengan cepat dan kemudian menarik baju Altair menanggalkan sehingga setengah telanjang. Tangan-tangan mereka semakin liar, lima orang lainnya mencatat apa saja yang diucapkan rekan-rekannya. Pemilik toko melihat dengan puas berkelana menggunakan pikirannya sendiri. Orang-orang dari balik tirai bersembunyi sudah tidak sabar untuk keluar akan tetapi ditahan oleh temannya. Altair layaknya hewan ternak yang patuh untuk diperah tidak melakukan perlawanan. “Silahkan tunggu

  • 5 games on   Chapter 89

    Aroma vanila sangat manis untuk dinikmati, bau roti yang baru saja keluar dari panggangan mengepulkan asap, kue-kue kering yang tersusun rapi di ranjang-ranjang anyaman terbuat dari bambu ditutupi taplak meja.Di atas meja dipenuhi oleh bir, kue pie, bouquet, buah-buahan dan tidak lupa vas bunga berisi air digunakan untuk meletakkan bunga matahri sebesar piring. Para pria sedang bersemangat melakukan duel serta taruhan minum bir, perasaan senang mereka merambat ke meja-meja lain.Di malam hari ibukota kembali mengadakan pesta meriah di depan-depan rumah mereka, para wanita menggerakkan tubuhnya yang indah, gaun-gaun mereka melambai-lambai luwes menyeret di atas paving. Sepatu-sepatu yang dihentakkan seirama dengan dentuman musik yang nyaring, terdengar suara siulan menggoda mereka.“Halo tuan muda,” ucap seorang gadis yang sedari tadi melihat ke arah Altair bersama kawan-kawannya dari jauh berteduh di bawah p

  • 5 games on   Chapter 88

    Mata gadis tidak lepas memandangi makhluk kecil di pundak Nicon kemudian masuk ke dalam penginapan dan mereka mengikutinya dari belakang. Pandangan mereka seakan bertanya “ada apa dengannya?”. Namun, tidak seorangpun dari mereka memulai terlebih dahulu untuk berbicara hingga keduanya sudah berada di depan kamar masing-masing. “Dia sangat aneh,” kata Zhi merogoh kunci di sakunya terkejut mendengar pintu disebelahnya tiba-tiba terbuka dan kunci yang ada di tangannya terjatuh. Nicon melihat Adir yang keluar dari kamar berlari mendekat, Zhi yang hampir saja meledakkan emosinya ditahan oleh Nicon. “Bagaimana kabarmu?” tanya Nicon khawatir. Adir melihat ke arahnya kemudian melekat begitu lama ke arah lain. “Kami semua mencarimu kemana-mana dan tidak tidur di malam hari,” sambung Zhi. “Hewan peliharaan yang lain juga menghilang, apakah kau tahu dimana keberadaan mereka sekaran

  • 5 games on   Chapter 87

    Acara meriah penuh dengan gemerlap lampu berwarna, iringan musik di setiap jalan-jalan, makanan-makanan berjejer rapi di tepi-tepi rumah dan mereka keluar mengenakan pakaian bagus serta berhias. Para pria sibuk bersenda gurau sembari memegangi botol bir besar dari kayu, para wanita menari dengan riang gembira seirama dengan alunan musik yang menggugah jiwa untuk ikut bergabung.Ketiga calon pengendali Mana bergegas menuruni anak tangga, Nicon meninggalkan naga kecil tidur di atas tempat tidur miliknya. Mereka menikmati perjalanan yang sangat menyenangkan ikut meriahkan pesta besar yang diadakan di jalanan ibu kota.Altair berlari mendekati keramaian orang-orang, melihat penduduk yang tadi tertutup dan kurus kekurangan gizi kini nampak seperti manusia pada u

  • 5 games on   Chapter 86

    Mereka melaju pesat meninggalkan Adir dan Altair di belakang akan tetapi tidak meninggalkan sosok mereka berdua dan masih bisa melihat keberadaan masing-masing. Mentari pagi sangat menyenangkan untuk menyentuh kulit serta tubuh kekar keduanya sehingga keringat yang muncul terkena angin pacuan kuda yang mereka tunggangi terasa menyejukkan.“Dimana hewan peliharaan agung?” tanya Adir kepada Altair serius mengendarai kuda hitamnya.Altair melirik ke belakang melihat Adir, dia juga sedang mencari sosok makhluk biru di sekitar mereka. Kemudian Pino tiba-tiba keluar dari dalam tubuh Altair melalui kedua tangan yang sedang memengang tali kekang kuda.Kemu

  • 5 games on   Chapter 85

    Tidak menunggu waktu lama segerombolan bandit menyerang anak-anak muda yang baru pertama kali menginjakkan kaki tanah di luar Rhodes. Altair dengan cepat membuat tameng di sekitar mereka agar orang-orang tidak masuk lebih dalam.Terkejut dihalangi oleh dinding pertahanan, mereka berusaha memukul-mukulnya dengan keras.“Berapa lama kita bisa bertahan di dalam?” tanya Zhi bersiap menyerang.“Jika kau ingin sampai mereka pergi dari sini tidak masalah,” jawab Altair yang acuh melihat banyaknya kerumunan.“Itu akan sangat lama, kita tidak memiliki banyak waktu hanya untuk menunggu mereka pergi,” ucap Nicon tiba-tiba sudah duduk di atas punggung naga bersiap mengepakkan kedua sayapnya untuk terbang melewati celah di atas dinding.Dia pergi meninggalkan rekan-rekannya dari atas naga meniup semburan api membubarkan pertahanan mereka. Melihat api yang s

  • 5 games on   Chpater 84

    Ruang rapat terasa mencekam, para pengendali Mana memutuskan untuk mengirim anak-anak mereka pergi meninggalkan Rhodes dan hewan peliharaan dewa akan menjadi pemandu tempat penyegelan.Keberangkatan kali ini tidak ada upacara pelepas kepergian seperti tahun-tahun sebelumnya hanya ditemani segelintir orang-orang yang saling kenal satu sama lain serta sanak keluarga saja.Bermodalkan perbekalan sederhana dengan berat hati menjalankan kewajiban dan tanggaung jawab sebagai calon pengendali Mana selanjutnya. Altair hanya ditemani bersama ayahnya di pintu gerbang Rhodes sedangkan keluarganya menunggu di dalam kereta. Lily kakak perempuan mengamati dari jauh di balik kaca.

  • 5 games on   Chapter 83

    Malam masih panjang dari jendela terlihat orang-orang sedang berlalu lalang, baik itu para ksatria maupun orang-orang yang tidak terjangkit bisa keluar masuk di wilayah tersebut. Nicon dan Zhi masih beradu argumen memperebutkan tempat tidur di tengah.Sisanya memilih untuk membersihkan badan yang penuh dengan keringat serta debu, menyegarkan dalam bak mandi atau berdiri merasakan kenyamanan air yang membasuh tubuh-tubuh indah mereka.Badan Arion penuh dengan luka serta sayatan menandakan betapa kerasnya dia belajar untuk menjadi seperti ayah-ayahnya dulu sekaligus mengemban amanah sebagai penjaga daratan Rhodes yang luas.Adir merendam tubuhnya dengan menggunakan beberapa aroma herbal yang bisa membangkitkan Mana, kabut panas menyelubungi kamar mandi yang luas tanpa sekat membuat mereka bisa memandangi tubuh satu sama lain.Altair juga sedang terduduk di kursi khusus sedang menggosok bagian tubuhnya

  • 5 games on   Chapter 82

    Bunga-bunga es menempel erat pada dinding pelindung, entah darimana asalnya namun, itu melekat memberikan efek goresan sedikit demi sedikit. Sayatan demi sayatan akhirnya berubah menjadi retakan besar, Duke Stuart yang tidak memperhatikan usaha Altair untuk keluar dari sana berusaha menyembunyikan alat sihir di belakang punggungnya.Alat yang serupa dengan kaki-kaki gurita terbuat dari besi-besi dan sendi-sendi dari batu keras berisi Mana, dentuman besar dari arah luar menggerakan dinding tersebut dan sekarang cahaya api mulai terlihat jelas.Altair juga menggunakan salah satu tangannya untuk mengendalikan rantai-rantai merusak penghalang yang menyesakkan, memukul retakan yang berpotensi bisa ditembus. Baju besi yang dia gunakan mengeluarkan bunyi yang memeka telinga saat bersegesakan dengan bola perak yang menahan tubuhnya dengan kuat.Jari jemarinya patah saat menahan penolakan Duke Stuart dengan wajah meringis menahan

DMCA.com Protection Status