Rama hanya menggeliat saat mendengar suara ketukan pintu kamarnya. Ia sudah tahu siapa yang mengetuknya. Mama. Ya, dia pasti Mamanya. Cowok itu tak menggubrisnya. Dia membungkus kembali tubuhnya dengan kain selimut. Lalu kembali mendengkur. "Rama, buka pintunya," suara Mamanya kembali berteriak dari luar kamar. Namun panggilan itu tak mendapatkan jawaban. "Ini sudah jam delapan. Kau pasti akan terlambat jika tak segera bangun," Mendengar teriakan itu, Rama tersentak. Sudah jam delapan. Lamat-lamat telinganya mendengar kalimat itu. Matanya lalu melirik jam weker di atas meja. Benar saja. Jarum pendeknya menunjuk angka delapan kurang sepuluh menit. Cowok itu kemudian beranjak dan meloncat dari atas springbednya. Dia sadar jam delapan Rama harus berada di kampusnya. "Ya, Ma," sahut cowok itu langsung menyambar kain handuk di rak stainless. Tidak kurang dari lima menit, dia kemudian keluar dari kamar mandi. Lalu
Read more