Keesokan harinya, kelompok dari Polo sudah bersiap untuk meninggalkan Florida. Namun ternyata, Pamungkas tak ingin meninggalkan kota tersebut. "Kenapa, Paman? Di Utara, kau bisa hidup lebih baik. Di sini kau sendirian," tanya Polo terheran-heran. Pamungkas tersenyum. "Aku ingin memastikan, semua manusia yang tersisa di kota ini berhasil selamat dan menuju Utara. Aku belum menyusuri kawasan dekat perbatasan. Aku yakin, jika masih ada manusia yang bertahan di sana. Biasanya, mereka muncul saat musim dingin, dan aku akan bertahan selama yang aku bisa. Kalian pergilah, tak usah mencemaskanku. Ini sudah pilihanku, dan ini takdirku," ucapnya dengan senyum tipis. "Bullshit! Ucapanmu sungguh tak masuk akal, Pak tua! Kau mengorbankan hidupmu untuk orang-orang yang bahkan tak kau kenal! Kau bahkan rela mati untuk mereka!" pekik Marco kesal dan melotot tajam pada asal Indonesia itu. "Sebelumnya aku juga tak mengenal kalian. Namun, jika aku bisa memastik
Last Updated : 2021-08-31 Read more