"Pak, boleh tidak kalau saya membayar hutang saya dalam bentuk uang saja. Tetapi, ya tetap dengan cara mencicil. Sa-saya tidak mau lagi melakukan kerajinan tangan dalam membayar hutang. Bagaimana, Pak?" tanya Ibell harap-harap cemas. Semoga saja Arkan mengabulkan permintaannya. Karena Arkan diam saja, Ibell pun melanjutkan kalimatnya."Alhamdullilah, selain menjual kue, saya 'kan juga sudah bekerja di restaurant. Jadi mudah-mudahan saya bisa mencicilnya tiap bulan. Bagaimana, Pak? Boleh?"Ibell menatap takut-takut netra mata Arkan. Seperti tadi, Arkan sama sekali tidak menjawab pertanyaannya. Di dalam keremangan cahaya lampu tidur yang redup, wajah Arkan datar tanpa ekspresi. Sesungguhnya di dalam hati Arkan mengalami perang bathin yang luar biasa. Ia tahu bahwa dia sudah salah dasar.Seharusnya ia tidak boleh menyertakan hatinya dalam permainan ini. Dan kini ia t
Last Updated : 2021-07-31 Read more