Home / Romansa / Tears / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Tears: Chapter 11 - Chapter 20

50 Chapters

Chapter 11

"Gue nggak nyangka kalo diantara kita semua lo yang duluan kena sindrom puber ke dua, Ja. Walaupun puber kedua itu memang proses alami yang bakal dialami sebagian besar orang, tapi lo jangan sampe ke bablasan kayak gini juga kali, Ja. Inget Bro, lo itu udah punya anak bini."Dewa mulai menguliahi Radja pagi-pagi dirumah sakit. Setelah mendapat kabar dari Risma, mereka berlima Dewa, Rendra, Raven, Bayu dan Bima menyempatkan menjenguk Radja dirumah sakit sebelum mereka ngantor. Risma menangis sedih saat mengadu pada mereka semua kalau Radja mendapat insiden saat menemani cabe nya itu Jurit Malam. Demi apa coba seorang Radja Halomoan Girsang mau-maunya ikut kegiatan seperti itu kalau tidak ada apa-apanya dengan sang mahasiswi. Pakai mengorbankan diri segala lagi sampai terluka lumayan parah begini. Pasti mahasiswinya itu sangat istimewa. Mereka berlima penasaran sekali kepengen melihat wajah cabe nya Radja. Risma itu adalah runner up
last updateLast Updated : 2021-07-31
Read more

Chapter 12

Revan sangat bingung melihat gadis remaja ini. Setelah menjadi penumpang ilegal di mobilnya dari sejak dari rumah sakit, eh ini sekarang sicantik ini malah minta tolong diantar kan kembali ke sana. Aneh bukan?Tetapi Revan mengerti, tingkah para abege zaman now memang ajaib. Persis seperti dirinya dulu yang mati-matian mengejar Senjahari, guru matematika cantiknya. Dan kini dia telah bertunangan dengan seorang model terkenal yang bernama Luna Bratakusuma, atas konspirasi dari kedua belah pihak keluarga. Menurut orang tuanya, Luna adalah paket lengkap seorang calon istri. Cantik, terkenal, cucu seorang Alex Bratakusuma pula. Dan diatas semua itu, Luna sangat baik dan sopan terhadap orang tua. Itulah nilai plus Luna dimata kedua orang tuanya. Kalau ditanya soal bagaimana dengan perasaan Revan sendiri, sejujurnya dia tidak tahu. Yang paling penting buatnya adalah kebahagian kedua orang tuanya itu diatas segala-galanya. Sejak dia gagal mempersunting mantan gurunya itu,
last updateLast Updated : 2021-07-31
Read more

Chapter 13

Arkan mendorong paksa tubuh Ibell memasuki kursi penumpang kemudian dia sendiri pun masuk kedalam kursi pengemudi. Sebelum menjalankan mobilnya Arkan menatap kening Ibell sedikit lama, dan kemudian menyentuh bagian yang tampak sedikit memar. Ibell mengaduh tanpa sadar sambil memegang tempat yang tadi disentuh oleh Arkan."Ini keningmu kenapa bisa memar begini? Perasaan tadi malam sampai tadi pagi masih mulus-mulus saja." Arkan bertanya pada Ibell sambil tangannya meraba-raba kotak P3K di dalam dashboard mobilnya."Oh ini mungkin tadi terbentur bagian hardware jok yang agak keras sewaktu Saya menyelinap masuk ke dalam mobil Pak Revan." Setelah mengatakannya Ibell mendadak pengen menggigit lidahnya sendiri karena keceplosan. Hadehhhh bisa panjang ini urusannya."Apa? Menyelinap? JELASKAN!!"Arkan menuntut jawabannya sambil mulai mengompres kening memar yang sedikit lecet Ibell dengan sediki
last updateLast Updated : 2021-07-31
Read more

Chapter 14

"Alhamdullilahhh..Lo di mana sekarang? Gu-Gue nyusul ke sana sekarang ya?L-Lo tunggu di sana dulu ya Wa? Tolong lo jagain a-anak gadis gue bentaran ya, Wa? Tolong banget ya, Wa?""Percuma juga lo ke sini, Van. Si Ibellnya udah kabur. Tapi kayaknya anak lo dalam masalah besar deh, Van. Tadi gue liat mukanya babak belur kayak abis digamparin orang. Ibell bahkan nyaris ketabrak mobil gue, karena berjalan linglung nggak tentu arah."Raven menutup matanya yang tiba-tiba terasa panas. Air mata mengalir di sela-sela matanya yang tertutup rapat. Anaknya digebuki orang di luar sana, sementara dirinya tidak ada di sana untuk melindunginya. Daddy macam apa dirinya?Benaknya terus membayangkan kejadian-kejadian yang mungkin telah dan akan dialami anak gadisnya. Penculikan, pemerkosaan, pembunuhan. Oh Tuhan  Raven begitu takut kejadian-kejadian itu benar-benar terjadi pada anak gadisnya. Pasti rentenir-rent
last updateLast Updated : 2021-07-31
Read more

Chapter 15

Ibell menyusun buku-bukunya dengan cepat ke dalam tas ransel. Mbok Darmi izin pulang kampung selama beberapa hari. Ada ada salah seorang kerabat si mbok yang meninggal. Otomatis  Ibell harus membuat kue-kuenya besok sendirian. Untuk itu Ibell harus pulang lebih cepat. Apalagi besok pagi banyak sekali kedai-kedai yang meminta tambahan aneka macam kue-kue baru. Akhir-akhir ini Ibell memang belajar membuat kue-kue baru via internet. Dengan aneka macam kue yang ia tawarkan, banyak kedai-kedai yang tertarik untuk menjualnya. Alhasil ia harus bekerja ekstra keras. Namun hasilnya setimpal. Pundi-pundi uangnya juga bertambah."Bell, lo masih nyari kerja part time nggak?" Annisa menarik sebuah kursi kosong di samping Ibell. Setelahnya ia duduk santai dan memperhatikan Ibell membereskan mejanya."Ya masih dong, Nis. Apa ada lowongan kerja buat gue?" Ibell mengencangkan ikatan tas ransel. Kemudian mengaitkan sisi kanan kiri tas ransel p
last updateLast Updated : 2021-07-31
Read more

Chapter 16

"Maaf kalau sa-saya lancang. Tapi kenapa Bapak sudah menolak saya, bahkan sebelum Bapak menginterview saya?" Ibell berupaya agar ia bisa diterima bekerja. Minimal diinterview. Ia memang sangat membutuhkan pekerjaan saat ini."Setidaknya Bapak bi-bisa melihat CV saya dulu mungkin? Atau mengetest kemampuan saya bekerja ba-barangkali?" Ibell nekad. Pokoknya ia harus bisa bekerja.Ibell sedikit tergagap. Karena Cakra terus memandangi wajahnya lurus-lurus selama saat ia berbicara. Bagaimana Ibell tidak merasa risih karenanya."Yang jadi Boss di sini, kamu atau saya, heh?" Cakra menggebrak meja. Ia memang sedang stress. Staff kepercayaannya telah melakukan switch dengan perusahaan lain. Sementara kedua orang tuanya memaksanya untuk bertunangan dengan anak abege sahabat lama mereka. Belum lagi Senjahari, Mbak tercintanya melemparkan tanggung jawab restaurant begitu saja kepadanya. Bagaimana kep
last updateLast Updated : 2021-07-31
Read more

Chapter 17

Ibell berlarian sambil mengangkat dua keranjang kuenya. Pagi ini ia kesiangan karena semalaman tidak bisa tidur. Pertemuan dengan dua keluarga besar kedua orang tuanya begitu menguras emosi dan air matanya. Apalagi sepedanya hari ini sedang rusak. Rantai sepedanya putus. Makanya ia harus mengantar kue-kue dengan menaiki angkutan umum. Alhasil pagi ini ia harus berlarian untuk mempersingkat waktu. Ia takut terlambat mengantarkan kue-kuenya. Belum lagi ia juga masih dalam masa training di restaurant Nikmat Rasanya pacar Nisa. Ia sampai ngos-ngosan demi mengejar waktu.Saat langkah Ibell mencapai jalan raya, ia kaget saat tiba-tiba saja, ada yang merampas paksa dua keranjang kuenya. Ternyata orang yang merampas keranjangnya adalah daddynya. Daddynya mengangkat dua keranjang kuenya dan kini, berjalan mensejajarinya. Ibell mencoba merebut kembali keranjangnya. cuma bisa menggapai angin. Namun daddy
last updateLast Updated : 2021-07-31
Read more

Chapter 18

Pukul lima pagi, adalah waktunya Ibell mengantar  kue ke warung-warung sekitaran kontrakkannya. Ibell selalu menggunakan sepeda karena alasan kepraktisan. Kue-kue basahnya biasanya dikonsumsi sebagai sarapan pagi bagi anak-anak sekolah dan para pekerja kantoran yang tidak bisa mengkonsumsi makanan berat di pagi hari. Kalau jam tujuh pagi, biasanya Ibell mengantarkan kue ke kampus dan sekitaran komplek perumahan di sana dengan angkot. Karena setelahnya ia langsung berangkat kerja di restaurant. Karena di restaurant, Ibell masuk kerja pada pukul delapan pagi tepat dan pulang pukul empat sore. Ibell biasa mandi dan berganti pakaian di restaurant sebelum ke kampus. Hidupnya sangat teratur dan telah tersusun jadwal-jadwalnya. Tidak ada sedikit pun waktu baginya untuk berleha-leha. Hanya saja sekarang, kue-kue sore untuk kafe telah diantarkan melalui jasa kurir. Karena Ibell sekarang sudah mulai kuliah."Mbok, Ibell berangkat ya?Asalamualaikum." Ib
last updateLast Updated : 2021-07-31
Read more

Chapter 19

Ibell baru saja mempersilahkan duduk boss besarnya dan Nisa, saat pandangannya tidak sengaja bersirobok dengan dosen mafianya, Arkan.Astaga, baru kemarin  bertemu di kampus, dan kini bertemu lagi di acara gathering. Sepertinya dia dia terus yang dilihatnya akhir-akhir ini."Tempat duduk saya di mana, Petite? Tapi jujur, kalau boleh memilih, saya inginnya duduk di pangkuan kamu saja," bisik Arkan pelan di telinga kiri Ibell. Arkan bahkan sempat-sempatnya menggigit kecil telinga Ibell, saat Ibell sedikit meleng. Ibell langsung gugup saat Arkan kembali mendekatkan bibirnya ke pipi kirinya. Menyentuh kemulusannya sekilas dengan ujung hidungnya. Ibell segera bergeser menjaga jarak. Ia ingin terlihat professional. Di sini, ia dibayar untuk bekerja. Bukan membuat masalah yang bisa mengacaukan pesta. Sebisa mungkin ia mencoba untuk  menghindari sumber utama masalahnya, yaitu Arkansas."Jangan
last updateLast Updated : 2021-07-31
Read more

Chapter 20

"Dia itu orang yang mengaku-ngaku sebagai pemilik dari Isabelle, Om!" Revan menjawab santai sembari menunjuk Arkansas dengan dagunya."Apa? Anda ini siapa, sampai Anda berani mengaku-ngaku sebagai pemilik dari Isabelle?" Raven mulai panas mendengar ada orang yang dengan seenak perutnya mengklaim putrinya."Anda sendiri siapa?" Arkan berkacak pinggang seraya menunjuk wajah Raven dengan jari telunjuknya."Saya ini daddynya. Ibell itu anak kandung saya!" Wajah Raven sudah merah padam karena emosi. Ia geram melihat sikap meremehkan yang terang-terangan diperlihatkan Arkan. Sementara Arkan mengangguk-anggukan kepala dengan gaya menjengkelkan, saat mendengar pengakuan Raven."Ooo... jadi si Pet-Bella ini anak kandung Anda? Tetapi kalau dia memang anak kandung Anda, seharusnya saat ini ia sudah duduk cantik sambil ongkang-ongkang kaki di meja dua puluh lima. Bersama dengan Reksiva Digdaya Al Ras
last updateLast Updated : 2021-07-31
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status