Share

Chapter 23

Ibell buru-buru menghampiri Revan yang terduduk lemas di sudut ring, saat melihat Arkan berjalan ke arah ruang ganti pakaian. Wajah Ibell mendung melihat betapa babak belurnya Revan. Seorang dokter bergegas menghampiri. Ibell dalam diam memperhatikan dokter yang mengobati dan memelester luka di pelipis Revan.

"Sakit nggak, Pak? Maafin Pak Arkan ya? Beliau emang suka banget mukulin orang. Tapi kalau penyakit marah-marahnya udah hilang, biasanya beliau baik lagi kok. Saya mewakilinya untuk minta maaf pada Pak Revan ya?" Ibell meminta maaf tulus. Sungguh ia tidak tega memandang wajah Revan yang hancur. Semakin dilihat, semakin tidak tega dirinya.

"Ngapain kamu yang minta maaf, hm? Dalam duel itu menang kalah adalah hal yang biasa. Tidak usah terlalu kamu fikirkan. Ini tidak begitu sakit kok. Rasanya cuma seperti digigit semut. Kami pasti sering digigit semut 'kan? Soalnya Ibell 'kan manis?"

Revan mulai mencoba

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status