Home / CEO / Kerasukan, Berujung Menikahi CEO / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Kerasukan, Berujung Menikahi CEO: Chapter 21 - Chapter 30

110 Chapters

Seorang Pria yang Menyayangi Ibunya

SasikiranaSeketika diri ini tertegun melihat sosok yang berlutut di depan. Apakah dia benar-benar Melviano Stanley yang begitu angkuh dan terkenal kejam itu? Kenapa dia melakukannya dan menanggalkan keangkuhan agar aku nggak membatalkan pernikahan?“Kamu nggak tahu apa-apa tentang saya, Sasi.” Dia masih bersimpuh dengan kepala tertunduk sekarang.“Emang saya nggak tahu apa-apa tentang Bapak. Baru tahu Bapak pengusaha aja waktu ketemu di kantor,” ketusku masih merasa kesal.“Saya sangat sayang sama Mama.” Pak Melviano nggak menanggapi perkataanku barusan. “Hanya beliau yang saya punya setelah Papa dan Kalila pergi.”Pria itu menarik napas panjang sebelum meneruskan kalimatnya. “Mama frustasi de
Read more

Wanita Unik

MelvianoAku mendengar Sasi mengucapkan sesuatu sebelum meninggalkan flat, tapi tidak begitu jelas. Hanya dua kata yang terdengar; cemburu dan dunia. Dia berbicara dengan siapa? Tidak ada orang lagi selain aku di flat ini.“Itu, Pak. Tadi saya bilang,”—dia menjepit bibir sambil mengusap tengkuk,—“apa nggak ada yang cemburu kalau nanti kita menikah. Bapak ‘kan terkenal di dunia bisnis. Pasti banyak yang mau.”Benarkah itu yang diucapkannya barusan? Sepertinya tidak sepanjang itu kalimat yang dikatakannya.Aku menggelengkan kepala. “Kalaupun ada saya nggak peduli. Sebaiknya ki
Read more

Keanehan Kalila

SasikiranaSungguh nggak pernah menyangka bisa tinggal di rumah mewah kayak gini. Sejak kecil, aku dan Papa hidup di rumah sederhana yang terletak di dekat pantai. Ah, jadi rindu dengan deru ombak, aroma air laut dan melihat matahari terbenam di ufuk barat.Ngomong-ngomong soal Papa, kenapa Papa Pak Melviano nggak pernah kelihatan di tempat lain ya? Apa beliau hanya berada di ruangan itu? Kayaknya sih itu ruang kerja. Kenapa juga roh beliau masih gentayangan di rumah ini? Apa ada sesuatu?Ketika ingin memutar balik tubuh menghadap ke kanan. Tiba-tiba sosok roh wanita berparas pucat muncul di sampingku. Siapa lagi jika bukan Kalila, almarhumah istri dari lelaki yang sebentar lagi akan menjadi suamiku. Perut terasa diaduk-aduk ketika mengingat kami akan menikah dalam waktu dekat.“Mbak.
Read more

Perasaan yang Bercampur Aduk

MelvianoRasanya tidak percaya besok aku dan Sasi akan menikah. Masa duda yang telah dilewati selama lima tahun, segera berakhir. Dalam dua minggu ini, kami cukup sering bertemu. Ternyata dia orang yang menyenangkan juga. Paling tidak, kami bisa bekerjasama dengan baik setelah menikah nanti.“Besok udah nggak jadi duda lagi lo, Mel,” celetuk Franky saat duduk di sofa kamarku. “Yakin nggak mau nomor ponsel dokter operasi plastik yang gue rekomendasikan kemarin?”Hingga detik ini, aku belum menceritakan bahwa Sasi adalah wanita yang bersamaku waktu itu. Franky juga belum tahu bagaimana wajah asli calon istriku. Biarkan saja dia terkejut melihatnya besok.“Nggak perlu, Frank. Lagian pernikahan kami cuma di atas kertas aja, nggak beneran,” tanggapku menahan taw
Read more

My Wedding Day

SasikiranaAku menarik napas panjang, kemudian mengembuskannya kembali. Dua jam lagi pernikahanku dengan Pak Melviano akan dilaksanakan. Nggak pernah menyangka pria yang diidam-idamkan kaum hawa itu sebentar lagi akan menjadi suamiku.Selama dua minggu ini, nggak banyak yang terjadi. Hanya hubunganku dengan Bu Fani yang semakin hangat dan juga Pak Melviano yang mulai bersahabat. Kami berdua jarang bertengkar seperti sebelumnya.Tapi masih ada yang mengganjal di hati ini. Kalila dan keanehan interaksi rohnya dengan Vidya waktu itu. Dia terlihat naik pitam saat melihat wanita itu, melebihi kemarahannya denganku. Terasa ada yang terjadi di antara mereka sebelumnya. Ya Tuhan, kenapa aku jadi penasaran kayak gini?“Ya ampun, cantik banget sih. Sahabat siapa ini?” Anin tiba-tiba memeluk
Read more

Lingerie

MelvianoAkhirnya proses pernikahan berjalan dengan lancar, meski tadi sempat terbata ketika mengucapkan janji suci pernikahan. Beruntung Sasi langsung menggenggam tanganku, sebagai bentuk support agar bisa melafalkan ikrar tersebut. Sentuhan hangat tangannya memberi kedamaian dalam hatiku.“Selamat datang Bapak dan Ibu Melviano Stanley,” sambut manajer hotel tempat kami akan menginap malam ini.Tidak ada satupun wartawan yang ada di lobi hotel. Aku meminta kepada pihak hotel agar area lobi disterilkan dari awak media dan pengunjung lain, ketika kami tiba. Alhasil sekarang lobi terlihat lengang, hanya ada manajer dan beberapa orang karyawan lain yang menyambut kedatanganku dan Sasi.“Terim
Read more

Suasana Canggung

SasikiranaShit! Kenapa isi koperku baju tidur beginian semua? Siapa yang ganti isinya? Koper ini jelas benar milikku, ada pakaian dalam dan pakaian yang akan digunakan saat bepergian juga. Tapi, baju tidurnya kenapa nggak ada? Aarrgghh!!“Bang,” panggilku di sela jantung bertalu-talu.Nggak kebayang kalau tidur pakai lingerie super mini dan belahan dada rendah. Kalau suamiku khilaf nanti gimana? Ya Tuhan. Aku belum siap kehilangan kesucian sekarang.Kalian jangan berpikiran aneh-aneh. Bukan berarti aku mulai jatuh cinta atau semacamnya dengan Bang Vian. Aduh, masih canggung panggil dia dengan sebutan Abang.
Read more

Ujian Dimulai

MelvianoHampir saja tertawa melihat Sasi keluar dari kamar mandi. Dia mengenakan handuk piyama yang disediakan pihak hotel untuk menutupi lingerie. Coba kalian bayangkan bagaimana lucunya, seorang gadis bertubuh mungil mengenakan pakaian berlapis. Paling tidak ada tiga lapis pakaian yang dikenakan sekarang.Ah, Mama sedikit keterlaluan sampai meminta sahabat Sasi sendiri untuk mengganti seluruh pakaian tidurnya dengan lingerie. Ck! Kalau aku khilaf bagaimana? Melakukannya tidak perlu cinta, ‘kan?Untuk mengalihkan pikiran, lebih baik aku menonton televisi. Jangan sampai pernah membayangkan bagaimana tubuh mungil Sasi mengenakan
Read more

Pelukan yang Menghangatkan

SasikiranaRasanya nyaman dan hangat. Aku suka banget dengan kehangatan yang terasa. Apalagi aroma citrus yang menyegarkan. Wangi banget membuat senyuman terbit di bibir.Sebentar. Kenapa wangi selimut berubah jadi aroma citrus kayak parfum Bang Vian? Dan kenapa juga hawa panas yang terasa bukan karena tubuh ditutupi selimut, tapi seperti … dipeluk manusia? Seketika mata yang tadinya masih ingin dipejamkan menjadi terbuka lebar.Aku melihat dada bidang dilapisi baju kaus berwarna cokelat muda yang dikenakan Bang Vian tadi malam. Shit! Sejak kapan kami berpelukan seperti ini? Segera saja tubuh ini mundur ke belakang.“Jangan salah paham dulu. Kamu yang peluk saya duluan,” gumamnya dengan m
Read more

Keanehan yang Terjadi

MelvianoSasi tiba-tiba memegang erat tanganku. Tak lama kemudian dia memelukku erat, sehingga kehangatannya bisa terasa. Tidak hanya itu, tubuhnya sekarang bergetar hebat. Ada apa dengan istriku?“Kamu kenapa, Dek?” tanyaku bingung.Dia tidak menjawab malah semakin memelukku dengan wajah terbenam di dada ini. Sasi seperti ketakutan.Aku melonggarkan pelukan, agar bisa melihat wajahnya. Ditangkupkan kedua telapak tangan di pinggir pipir, kemudian kutegakkan kepalanya sehingga menghadap kepadaku. Mata Sasi terpejam erat, disela napas yang sesak.“Kenapa, Dek?” Sekarang aku cemas.Sasi menggelengkan kepala cepat dengan mata masih terpejam. Tubuhnya semakin gemetar sekarang. Ya Tuh
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status