Semua Bab AKU YANG KAYA DIA YANG SOMBONG: Bab 81 - Bab 90

186 Bab

Part 81

Pov Yani Pulang Sekolah  Aduh capek sekaliii ..capek fisik capek hati. Udah di sekolah harus menahan rasa khawatir yang amat sangat karena salah satu teman se gankku merasa curiga akan ucapanku kalau Dina itu anak seorang pembantu, aku terpaksa melakukan itu karena kedudukanku tidak boleh tersingkir gara gara ada Dina yang kaya raya melebihiku. Pastinya teman temanku akan lebih memperhatikan Dina dan tidak menganggapku seorang bak ratu lagi. Aku sangat suka dengan posisiku daridulu sampai sekarang, mereka menganggapku Yani cantik nan kaya raya bak seorang ratu. Maka dari itu demi mempertahankan posisiku ini aku menghalalkan segala cara termasuk menyebar rumor tentang Dina adalah anak pembantu di rumahku, dan akulah anak majikannya. Teman temanku percaya karena melihat penampilan Dina yang sangat jauh dari kata mewah bahkan lebih jelek dari kata biasa, tapi asal kalian tahu,
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-19
Baca selengkapnya

Part 82

Part 82 Pov Bian "Dina sebenarnya apa yang terjadi dengan Yani nak? Kenapa penampilannya acak acak kan begitu? Lalu bau badannya seperti bau comberan." tanya mama pada Dina keponakanku. "Yani...dia di bully di sekolah.." jawaban singkat dari Dina mampu membuatku seperti tersengat listrik 1300 volt. "Ke..kenapa Yani bi..bisa di bully di sekolah? Apa salah Yani nak?" aku mencoba bertanya, dengan sekuat tenaga aku menahan amarah bercampur sedih di hati. "Kalau itu yang bisa menjawab hanya Yani om..." jawab Dina.  Aku menatap nanar lantai keramik mewah yang sedang ku pijak, aku berusaha agar air mata tidak terjatuh. "Papa.." suara Yani terdengar lirih memanggilku. Sontak aku langsung berdiri dan membawanya dalam dekapanku, oh anakku kenapa nasibmu malang sekali? Ditambah mamamu bernasib tragis. Luruh sudah cairan ben
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-24
Baca selengkapnya

Part 83

Part 83 Pov Dina "Pa..Ma.." Aku menghampiri mama dan papaku yang sedang tiduran santai di tepi kolam renang belakang rumah.Aku pun ikut duduk di atas kursi lounger. "Ada apa sayang kok kayaknya serius amat tuh muka?" tanya mama. "Iya ada apa nak? Apa ada yang membullymu lagi? Bilang sama papa biar papa habisin!" ucap papa, terlihat urat urat di pelipisnya menonjol menandakan sedang menahan amarah. "Bukan pa..ma..bukan Dina yang mengalami bullying sekarang tapi.." sengaja ucapanku ku gantung agar papa dan mama lebih intens lagi memperhatikan apa yang akan aku katakan. "Iya nak lanjutkan.." ucap papa tak sabar. "Sekarang yang jadi bahan bullying adalah Yani."  "Hah!" "Apa!" Ucap papa mama berbarengan. "Kenapa Yani sekarang m
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-24
Baca selengkapnya

Part 84

Part 84   Pov Mimin   Aku benar benar tak habis fikir..ternyata dalang di balik pembulian anakku adalah Yani keponakanku sendiri!   Benar benar Yani tumbuh mirip seperti ibunya Hana, aku harus pastikan ia tidak pernah menginjakkan kakinya lagi di rumah ini.   Ku berjalan menuju kamar yang di tempati Yani, ku telisik di kamar ini sudah tidak ada barang barangnya, hanya tinggal tas warna pink itu saja.   Ku ambil tas milik Yani lalu berjalan cepat menuju depan. Sesampainya di depan aku masih melihat Yani berada di dekapan  papanya , ternyata dia sudah datang.   "Bian! Nih tas milik anakmu ketinggalan! Aku tegaskan sekali lagi. Mulai detik ini aku melarang anakmu Yani untuk menginjakkan kakinya di rumah ini lagi sampai kapanpun! Tidak ada negosiasi! Keputusanku sudah bulat! Bagi yang tidak menyetujui keputusanku silahkan untuk pergi juga dan jangan pernah k
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-28
Baca selengkapnya

Part 85

Part 85 Pv Mimin "Ma..ngun ma.." Sayup sayup ku dengar suara yang sangat kukenali sedang memanggilku, oh suamiku aku rindu suaramu itu tapi seketika otakku teringat akan kejadian sebelumnya. Mataku melebar kutatap sosok suamiku sedang tersenyum hangat penuh cinta tapi ada banyak misteri yang dia sembunyikan dariku. "Papaaaaaaa!!!!!!!!!!!"  Aku berteriak sekencang kencang nya dan ku terjang tubuh suamiku hingga ia terpental ke belakang. "Wuuadaaaaaawwwww!!!" Suamiku mengaduh kesakitan karena perutnya ku tendang dan bokongnya terbentur lantai keras. "Papaaaaaa!!! Keluar kau dari kamar kitaaaaa!!!!!" "Aduh duh pinggang papa keseleo ma..aduh kalau pinggang papa kena gimana? Gak bisa ehem ehem lagi lho ma" kelakarnya. Apa? di situasi seperti ini pun ia mas
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-28
Baca selengkapnya

Part 86

Part 86 Pov Papa Bimbim Aku sangat terkejut saat Dina putriku menceritakan tentang pembullyan yang di alami Yani di karenakan ulahnya sendiri yang sudah menyebar rumor buruk tentang putriku akibatnya Dina di bully oleh teman temannya, aku tak habis fikir saudarapun masih bisa melakukan hal yang sangat merugikan. Apa ini hasil didikan Hana yang kalian tahu sendiri sikap dan sifat Hana sangat lah buruk. Apalagi guru guru di sana tidak peduli akan perundungan yang terjadi di sekolahan seakan akan itu adalah sebuah tradisi, aku sih sudah tahu akan hal itu makanya aku buat kepala sekolah di pecat secara tidak hormat, karena dialah dalang dari tradisi perundungan di sekolah itu. Tring tring tring Gawai berbunyi saat aku mengantarkan Bian dan anaknya pulang ke kontrakan baru yang lebih luas, sengaja aku mencarikan kontrakan yang lebih layak di tempati untuk adik sepupuku itu, dan yang j
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-28
Baca selengkapnya

Part 87

Part 87 Pov Papa Bimbim "Sudah siap bos?" tanya Bimo. Badannya tegap berdiri di samping pintu mobil, tak lupa kacamata hitam nya selalu menghiasi area mata Bimo. "Ekhem...siap gak siap harus siap. Kok kamu gak bilang sih kalau harus masuk ke kasino? Kamu tahu sendiri kalau aku tidak suka tempat perjudian, apalagi tempat perjudian kalangan elit begini." ujarku sewot seraya mencebik sinis. "Ya maka dari itu bos...saya sangat sangat dan sangat tahu kalau bos gak suka tampat seperti ini, sengaja tidak bilang. Kalau bilang pasti bos tidak mau datang bantuin kita." ujarnya polos jujur atau terlalu beg*. Pletakkk "Wuadaaaaww!! Kok di pukul sih bos?" ucapnya meringis sembari mengelus elus kepalanya yang habis aku pukul. "Baru di pukul kan? bukan di tusuk? Gak usah cengeng! Ya udah ayok masuk!" ujarku ketus. Bisa bisanya bos kok di perintah anak b
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-29
Baca selengkapnya

Part 88

Part 88 Pov Dina Hari berikutnya...  Tok.. Tok.. Tok..  Cklek "Dina sayang.. Mama masuk ya.. Ayo nak bangun ini sudah jam 6 pagi lho,  kamu harus berangkat sekolah."  Aku menggeliat dan menggelengkan kepala.  "Lho kok geleng geleng sih.. Ayok bangun lah nak,  keburu siang ntar telat lho.. " "Uuhh ma.... Dina tuh males berangkat sekolah,  Dina gak usah sekolah ajalah maaaaa. " Pletakkk "Aduh mamaaaaa kok di jitak sih." ucapku menggerutu.  "Kalau kamu gak sekolah trus kamu mau jadi apa?  Jadi gelandangan iya? Cepat bangun! Kalau gak bangun bangun mama seret nih. " Dengan malas aku terpaksa bangun daripada di seret seret mama,  asal readers tau ya!  Mama tu kalau bilang mau nyeret ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-29
Baca selengkapnya

Part 89

Part 89 Pov Johan Aku melambaikan tangan saat melihat Dina adik sepupuku celingak celinguk mencari keberadaanku,  karena aku duduk di kursi kantin paling pojok makanya ia tidak mudah melihatku. Ia datang sendirian dengan membawa makanannya yang di beli dari kantin.  "Kakak kok gak makan? " tanyanya.  "Kakak nanti makan di luar saja,  kalau sekarang belum lapar. " ujarku.  Ia mengangguk tanda mengerti.  "Ayo kak aku sudah siap mendengarkan apa yang akan kakak sampaikan sembari aku menghabiskan makan setengah siangku." ucapnya tanpa basa basi.  Hmmm sikapnya yang seperti sangat khas tanpa bertele tele mirip sikap om Bimbim.  "Haha kau ini mirip sekali dengan om Bimbim,  gak suka bertele tele." ucapku dengan tertawa.  "Ya aku gak tahu caranya basa bas
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-29
Baca selengkapnya

Part 90

Part 90   Pov Dina   Setelah perbincanganku dengan kak Johan di kantin,  banyak sekali mata murid murid perempuan yang memandangku sinis namun tidak berani bar bar seperti sebelumnya.    Aku sedang duduk santai di kelas sambil memakan camilan camilan lezat yang di belikan oleh bodyguardku, karena jam pelajaran kosong makanya kami bersantai saja.    "Ehem ehem hai Dina.. " sapa seorang anak perempuan sebayaku, terlihat di nametagnya bernama Ayu.  Bukan hanya namanya saja yang ayu tapi wajahnya benar benar ayu juga.    "Em iya hai.. "jawabku berusaha seramah mungkin.    "Din.. Em bolehkan aku meminta tolong padamu?" tanyanya lembut.    "Iya katakanlah,  kalau aku mampu pasti aku bantu." jawabku seramah mungkin.    "A_ku minta tolong berikan ha_diah ini pada pak Johan
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
19
DMCA.com Protection Status