Part 86
Pov Papa Bimbim
Aku sangat terkejut saat Dina putriku menceritakan tentang pembullyan yang di alami Yani di karenakan ulahnya sendiri yang sudah menyebar rumor buruk tentang putriku akibatnya Dina di bully oleh teman temannya, aku tak habis fikir saudarapun masih bisa melakukan hal yang sangat merugikan. Apa ini hasil didikan Hana yang kalian tahu sendiri sikap dan sifat Hana sangat lah buruk.
Apalagi guru guru di sana tidak peduli akan perundungan yang terjadi di sekolahan seakan akan itu adalah sebuah tradisi, aku sih sudah tahu akan hal itu makanya aku buat kepala sekolah di pecat secara tidak hormat, karena dialah dalang dari tradisi perundungan di sekolah itu.
Tring tring tring
Gawai berbunyi saat aku mengantarkan Bian dan anaknya pulang ke kontrakan baru yang lebih luas, sengaja aku mencarikan kontrakan yang lebih layak di tempati untuk adik sepupuku itu, dan yang j
Part 87Pov Papa Bimbim"Sudah siap bos?" tanya Bimo. Badannya tegap berdiri di samping pintu mobil, tak lupa kacamata hitam nya selalu menghiasi area mata Bimo."Ekhem...siap gak siap harus siap. Kok kamu gak bilang sih kalau harus masuk ke kasino? Kamu tahu sendiri kalau aku tidak suka tempat perjudian, apalagi tempat perjudian kalangan elit begini." ujarku sewot seraya mencebik sinis."Ya maka dari itu bos...saya sangat sangat dan sangat tahu kalau bos gak suka tampat seperti ini, sengaja tidak bilang. Kalau bilang pasti bos tidak mau datang bantuin kita." ujarnya polos jujur atau terlalu beg*.Pletakkk"Wuadaaaaww!! Kok di pukul sih bos?" ucapnya meringis sembari mengelus elus kepalanya yang habis aku pukul."Baru di pukul kan? bukan di tusuk? Gak usah cengeng! Ya udah ayok masuk!" ujarku ketus. Bisa bisanya bos kok di perintah anak b
Part 88Pov DinaHari berikutnya...Tok.. Tok.. Tok..Cklek"Dina sayang.. Mama masuk ya.. Ayo nak bangun ini sudah jam 6 pagi lho, kamu harus berangkat sekolah."Aku menggeliat dan menggelengkan kepala."Lho kok geleng geleng sih.. Ayok bangun lah nak, keburu siang ntar telat lho.. ""Uuhh ma.... Dina tuh males berangkat sekolah, Dina gak usah sekolah ajalah maaaaa. "Pletakkk"Aduh mamaaaaa kok di jitak sih." ucapku menggerutu."Kalau kamu gak sekolah trus kamu mau jadi apa? Jadi gelandangan iya? Cepat bangun! Kalau gak bangun bangun mama seret nih. "Dengan malas aku terpaksa bangun daripada di seret seret mama, asal readers tau ya! Mama tu kalau bilang mau nyeret ya
Part 89Pov JohanAku melambaikan tangan saat melihat Dina adik sepupuku celingak celinguk mencari keberadaanku, karena aku duduk di kursi kantin paling pojok makanya ia tidak mudah melihatku.Ia datang sendirian dengan membawa makanannya yang di beli dari kantin."Kakak kok gak makan? " tanyanya."Kakak nanti makan di luar saja, kalau sekarang belum lapar. " ujarku.Ia mengangguk tanda mengerti."Ayo kak aku sudah siap mendengarkan apa yang akan kakak sampaikan sembari aku menghabiskan makan setengah siangku." ucapnya tanpa basa basi. Hmmm sikapnya yang seperti sangat khas tanpa bertele tele mirip sikap om Bimbim."Haha kau ini mirip sekali dengan om Bimbim, gak suka bertele tele." ucapku dengan tertawa."Ya aku gak tahu caranya basa bas
Part 90 Pov Dina Setelah perbincanganku dengan kak Johan di kantin, banyak sekali mata murid murid perempuan yang memandangku sinis namun tidak berani bar bar seperti sebelumnya. Aku sedang duduk santai di kelas sambil memakan camilan camilan lezat yang di belikan oleh bodyguardku, karena jam pelajaran kosong makanya kami bersantai saja. "Ehem ehem hai Dina.. " sapa seorang anak perempuan sebayaku, terlihat di nametagnya bernama Ayu. Bukan hanya namanya saja yang ayu tapi wajahnya benar benar ayu juga. "Em iya hai.. "jawabku berusaha seramah mungkin. "Din.. Em bolehkan aku meminta tolong padamu?" tanyanya lembut. "Iya katakanlah, kalau aku mampu pasti aku bantu." jawabku seramah mungkin. "A_ku minta tolong berikan ha_diah ini pada pak Johan
Part 91Pov Rika"Hmmmm kalau memang mereka saling kenal dan dekat itu bearti kita bisa memanfaatkan situasi ini."ucapku sembari mencebik sinis."Emmm... Memanfaatkan gimana maksutnya? "tanya Dea polos, emang nih anak beg*. Ku toyor saja kepalanya biar pinteran dikit."Kita gunakan guru cogan itu agar bisa menjadi teman dekat Dina." ucapku tersenyum."Nah gimana caranya?" tanya Rose."Kita akan menjebak guru Cogan itu, namun untuk sementara kita harus mengawasi semua gerak gerik si guru cogan dulu agar kita lebih mudah mencari kesempatan untuk mendekatinya." ucapku berbisik dan agak menunduk agar tidak terdengar orang lain.Kami semua tersenyum menyeringai. Pokoknya rencana ini harus behasil!Tet tet teeetBel berbunyi tanda kegiatan belajar mengajar
Part 92Pov Rika"Astaga!!!!!! Siapa kau!!!!!!!!!!!!!!!!!"pekikku.Sungguh aku sangat terkejut melihat pria yang sedang tidur di sampingku ini, ia bukan si guru cogan yang aku harapkan tidur denganku. Siapa dia? Kenapa orang ini yang ada disini bersamaku bukan guru cogan?Padahal aku sudah berteriak kencang tapi ia tak sedikitpun bergerak dari tidurnya. Perlahan aku turun dari ranjang dan memutarinya lalu berhenti tepat di sampingnya. Ku pindai wajahnya hmmm dia gak jelek jelek amat kok, dia lumayan tampan walau tidak setampan guru cogan.Yah lumayan lah wajahnya gak buruk buruk amat, kalau begini kan aku gak rugi rugi banget udah bobok syantik dengannya.Tapi anak anak gimana sih kok bukan guru cogan yang datang melainkan orang ini? Jangan jangan guru cogan sudah tahu rencana busukku yang akan menjebakn
Part 93Pov JohanKenapa murid ini menyeringai? Tidak mungkin kan dia tahu tentangku?Baru semenit aku merasa lega, sudah di buat bingung lagi dengan senyumnya yang menakutkan itu. Ternyata segerombolan murid perempuan yang menolongku ini ada maunya. Masak iya seorang murid minta dinner dengan gurunya? Hmmm.Jangan jangan mereka ini pelaku perundungan terhadap Dina dan Yani? Karena melihat sikapnya yang tidak ada takut takutnya sekali pada gurunya ini. Apalagi murid murid yang tadi juga kelihatan ketakutan setelah kedatangan mereka.Huh dalam sekejap aku punya ide gila, ku rogoh alat perekam mini di sakuku yang sengaja aku selalu bawa kemana mana karena untuk jaga jaga kalau di butuhkan. Ternyata benar benar berguna.Aku berjalan melewati murid yang bernama Rika dan sengaja pura pura menyenggolnya, padahal itu h
Part 94 Nasib Sial Tukang Bully Pov Rika Tiba tiba Aaron mengirim chat lagi. "Cepat transfer uang 100 juta ke rekening ini, sekarang ya. Kalau tidak akan ku kirimkan video panas kita ke orang tuamu." DEG Apalagi ini? Mereka melakukan semua ini ternyata untuk memerasku!!!? Tidaaaakkk kenapa aku malah terjebak dalam situasi seperti ini!!!!! 💞💞💞 Tuut tuut tuut Aku menelepon Aaron untuk meminta penjelasannya. Klek teleponku di jawab. "Kenapa kau melakukan ini Aaron? Apa aku punya salah padamu?" Namun Aaron tak bersuara, hanya terdengar hembusan nafasnya saja. "Aaron jawab aku! Kenapa diam saja! Salahku apa padamu sehingga kau membuatku seperti ini!"
Part 186 Tamat extra partSeorang Wanita sexy berkulit mulus terpampang jelas di jalanan, siapapun bisa melihat kemulusan paha wanita tersebut ya karena memang sengaja di umbar tuh paha.Gimana gak bilang di sengaja orang tuh cewek pakai mini skirt pendek banget lagi berdiri di pinggir jalan. Belum lagi buah pepaya kembarnya terekspos belahannya bikin semua mata laki laki pada merem melek."Ugh shit! Tiap hari berdiri di sini panas panasan tetap saja si Johan gak mau nyamperin aku! Mau pura pura bertamu di rumah besar itu malu! Bisa bisa di kirain aku cewek apaan kok ngejar ngejar laki laki beristri trus di tuduh pelakor! Bisa bahaya dengan usaha salonku yang kebanyakan emak emak anti pelakor di tambah lagi perusahaan pakaian dalam yang sudah aku rintis dari nol terancam bangkrut karena kebanyakan investornya juga emak emak anti pelakoran!"gerutu Indah.Ya sudah berbulan bulan Indah seng
Part 185Tantri mengikuti semua arahan Bu Lina, Ia dengan mudah mengerti hal apapun yang di pelajarinya karena memang Tantri termasuk anak yang cerdas.Tok tok tokSore hari pintu ruang CEO di ketuk, Bu Lina masuk dan menjelaskan tentang kinerja Tantri, Bu Lina merasa puas akan kecekatan Tantri. Bimbim manggut manggut mendengarkan penjelasan Bu Lina.Esoknya jam kerja berjalan seperti biasa, sehingga tak terasa sudah sebulan Tantri bekerja sebagai sekretaris CEO di perusahaan Bimbim. Tantri yang loyal dengan pekerjaanya sehingga tak ada yang mencurigainya saat Tantri tengah mengamati setiap CCTV di kantor tempat ia bekerja."Permisi pak, pagi ini apa bapak butuh kopi?" tanya Tantri seraya tersenyum manis. Tantri memakai pakaian sangat sopan sehingga Bimbim melupakan cara berpakaian Tantri kemarin waktu pertama kali datang di kantor Bimbim. Karena menurut Bimbim hal itu memanglah
Part 184Seorang wanita tengah memandangi benda panjang kecil berwarna putih biru di tengahnya terlihat garis dua berwarna merah."A_apa? A_ku hamil!? Bagaimana ini? Kok bisa sih aku hamil? Padahal selama ini aku selalu rajin meminum pil kb setiap bulan, tapi masih saja kebobolan! S*** sungguh s***!Trus ini anak siapa? Kalau anak Bastian tidak mungkin aku meminta pertanggung jawabannya karena status kami adalah ayah dan anak angkat. Gak mungkin juga aku minta pertanggung jawaban Boy, status kami kan saudara angkat! Gak mungkin juga aku meminta pertanggung jawaban pada para lelaki hidung belang yang sudah membayar jasaku! Aaarrgghht!" Tantri menggeram frustasi.Kenapa kes***an selalu menghampiri Tantri padahal kebahagiaan sudah di depan mata setelah berhasil mengusir Emi dari rumah orang tuanya sendiri.Ya Tantri berhasil mengalihkan sertifikat rumah milik Bastian papa angk
Part 183"S**l*n! Siapa sih!?" umpat Emi.Klek pintu toilet di buka Emi, ternyata sang manajer lah yang menggedor gedor pintu."Ada apa sih bu? Saya kan lagi ada keperluan di toilet!" tanpa sadar Emi membentak sang manajer."A_apa? K_kau berani membentakku!?" pekik bu manajer tak percaya."Huh udah deh buk gitu aja di kira ngebentak. Santai aja kali." ketus Emi."K_kau bgst! Hari ini juga kau ku pecat!!!!" pekik bu manajer geram."A_apa!? Sa_ya di pecat?! Tidak! Ibu gak bisa seenaknya aja dong!" protes Emi tak terima."Saya gak peduli! Pokoknya detik ini juga kamu saya pecat dan segera pergi dari sini sekarang juga! Ambil barang barangmu nanti sisa gajimu saya transfer!" seru bu manajer tegas dan pergi begitu saja saat Emi hendak ingin protes kembali."A_aku hey! Agh! BGST!!!! Aaagghhrrggt!!" umpa
Part 182Seonggok tubuh kurus kering di lilit selang oksigen.Ya dia perempuan bernama Nania kekasih Bram. Beberapa waktu lalu ia terjangkit virus mematikan yaitu virus corona.Ginjalnya yang hanya satu membuat Nania tak mampu bertahan menahan serangan virus jahat corona.Tiit tiit tiitTiba tiba bunyi mesin kehidupan Nania menandakan tak ada lagi kehidupan. Nania meninggal dunia bertepatan kesembuhan Bram dari sakitnya yang juga sempat terjangkit virus yang sama.Bram di jemput keluarga Bimbim, semuanya ada kecuali Slow dan Dina yang sedang berbulan madu di Bali.Tak ada senyum tak ada semangat dalam raut wajah Bram. Hidupnya seakan tak bearti lagi. Ia telah kehilangan seorang putri kesayangannya. Rumah tangganya amburadul bahkan kekasihnya pun menusuknya dari belakang."Ayo nak kita pulang." ajak Oma pada Bram
Part 181Pov AuthorGubrak! Dubrak!"Aduuuhhh!!!""Eh apaan tuh!?" seru Dina dari dalam.Kebetulan kamar di lantai tiga belum di pasang kedap suara seperti kamar kamar di lantai bawah."Kok di luar berisik banget ya yank?" tanya Slow heran."Ish ganggu aja deh orang lagi asik juga, sana yank tengok." titah sang istri.Bak kerbau di cucuk hidungnya Slow beringsut dari ranjang dan berjalan pelan menuju pintu.Saat handel pintu di putar netra Slow terbelalak melihat pemandangan miris di depannya.Ketiga orang tua dari pihak istrinya terkapar dengan kaki terperosok karena lantai yang terbuat dari kayu tersebut jebol."Ya Allah!" pekik Slow langsung berjongkok dan berusaha mengeluarkan oma dari lubang."Yank sini yank tolong! Ba
Part 180Pov DinaTiga tahun berlalu...Akhirnya Dina dan Slow meresmikan hubungan mereka di atas pelaminan.Sah!Sah!Kedua pengantin yang terlihat sangat serasi tersebut menyunggingkan senyum bahagia karena kini mereka telah sah menjadi sepasang suami istri."Yank setelah menunggu bertahun tahun akhirnya aku bisa memilikimu seutuhnya. Kamu kini adalah hanya milikku yank!" bisik Slow suamiku di sela sela ramainya tamu mengantri untuk bersalaman."Iya iya." jawabku singkat karena tak enak dengan para tamu kalau di tinggal ngobrol sendiri.Di tengah tengah para tamu yang sedang mengantri untuk bersalaman, netraku terpaku pada sosok jangkung yang sedang menatapku sendu."Satria." lirihku bergumam pelan sekali. Entah suamiku dengar atau tidak karena refleks saja mulutku bergumam.
Part 179Pov Papa BimAstojim! Eh Astaghfirullah! Nyebuuutt nyebuutt!!Aku kira Dina ternyata nenek lampir eh maksutku istriku! Istriku kalau lagi marah kayak gini serem euy, makanya aku belain kaburan gini.KlikLangsung ku tekan tombol berwarna merah dan ku non aktifkan gawaiku saat itu juga."Ngeri ih punya bini kaya macan habis lahiran, kok bisa ya aku sebucin ini sama istriku yang galak nya ngalahin banteng ngamuk?" gerutuku di sela sela kerasnya deguban jantung akibat mendengar teriakan mak lampir."Haha iya ya bos, padahal wanita wanita cantik dan gak galak yang mau sama si bos buanyak lho, tapi cinta bos ke bos Celline tak kan pernah lekang oleh apapun." puji Bimo membuatku membusungkan dada bangga."Tapi boong...hahhhahahahahaha."Kamvret habis di angkat tinggi tinggi trus di
Part 178Pov Dina"Yank! Kapan sih kita bisa pegangan tangan? Aku yakin kamu gak terpapar virus yang buat orang jadi miskin itu kok, yok kita keluar kencan aja." ajak Slow sedikit memaksa."Tapi kalau ketahuan para tetua bisa bisa aku di jadiin tahanan kamar sekaligus lho yank! Apalagi oma yang sedikit gak suka sama hubungan kita.""Yah tapi aku udah kangen jalan jalan sama kamu yank, sudah beberapa hari ini kita tak pernah kemana mana berdua gara gara oma sering menyuruh kamu nemenin dia, banyak banget intriknya buat ngepisahin kita." rajuknya manyun. Ih imut banget kalau lagi manyun gitu. Udah sering lihat dia manyun tapi gak pernah bosan dan malah semakin tampan."Hmmm ya udah deh, tapi gimana caranya aku keluar tanpa orang dalam tahu?""Hmm ya sayank bisa keluar dari jendela ini. Trus lari dari ruang bawah tanah sama aku selesai. Ntar aku bisa