Home / Fantasi / The Guardian of Tunlansia / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of The Guardian of Tunlansia: Chapter 31 - Chapter 40

65 Chapters

Volume I Chapter 30 - Rasa Keingintahuan Yg tinggi

“A-ah maafkan aku ... aku tidak sengaja tadi- ... Eh!!? Anda kan ...T-tuan Yuran Saber?!” (Juna)Aku yg juga menoleh kearahnya tampak sama terkejutnya, saat aku melihat kearah orang yg sudah menabrakku saat itu ternyata Juna. Dia adalah siwanita berponi dari Klan High Elf yg merupakan salah satu pelayan dari toko “Heaven Feel” yg pernah kudatangi beberapa hari yg lalu. Dan anehnya walaupun saat itu Yuran menggunakan penutup wajahnya, Dia masih bisa mengenali dirinya.“Kau …!?” (Yuran)"Wah kebetulan sekali bisa bertemu disini, tapi s-sedang apa anda disini Tuan? Dan ya! Bagaimana dengan kondisi anda sekarang?!" (Juna siwanita Elf)Belum sempat yuran menjawab satu persatu pertanyaan yg baru saja wanita itu lontarkan padanya, dengan diikuti tingkah laku genitnya tangan Juna sudah menggelayut manja dilengan kiri Yuran. Yg langsung membuat sang Capt risih melihatnya,"Aish, Lepas! Berhenti memegangi tanganku!" (Yuran)Tapi bukannya menyingkir, Juna justru semakin bergelayut manja memegangi
Read more

Volume I Chapter 31 - Epilog

Disebuah tempat yg tidak diketahui keberadaannya, hanya aja terdengar percakapan singkat dari seseorang yg tampak duduk penuh santai disebuah tempat area terbuka. Dengan udara sejuk serta pemandangan alam yg alami terhampar luas diantara mereka saat itu,"Apa yg sedang anda pikirkan saat ini Dewiku?""Entahlah aku juga tidak mengerti, Karna tidak banyak yg bisa aku lakukan saat ini ..." Terlihat helaan napas panjang saat wanita itu menjawabnya, dilanjutkan tatapannya yg kini ia pejamkan erat-erat sebelum wanita itu akhirnya mulai beranjak bangun dari duduknya saat ini."Tapi Dewi Bukankah yg dia lakukan nantinya akan sangat berdampak buruk bagi kualitas "Janin" baru kita?" Wanita yg masih duduk itu kembali bertanya, sedikit menoleh kearah wanita yg saat ini tampak berdiri membelakanginya yg bisa ia prediksikan kalau ia sedang cemas saat ini."Ya ... Itu tidak bisa kita hindari lagi, apa yg sedang dia lakukan pasti akan memiliki efek yg sangat buruk baginya. Tapi tidak ada yg kita lak
Read more

Volume II Chapter 1 - Prolog

Hari itu, ditengah-tengah suasana hiruk pikuk para pedagang setempat ditengah hari yg terik dan sungguh menyilaukan mata. Sebuah tenda kecil yg jauh dari kata ramai rupanya sedang didatangi pengunjung satu-satunya yg mencoba untuk mengintip masuk kesana,"Hei, kenapa kau malah masuk ketempat kumuh ini sih? Seharusnya kita itu mendatangi toko yg satunya, bukan yg ini!""Ah sudahlah berhenti mengomel. Toh dua-duanya sama menjual barang yg kita butuhkan saat ini bukan?!""Dan lagi aku tidak mau berdesak-desakan disana, terlebih ditengah-tengah cuaca seperti ini ..."Didalam, keduanya sedikit berkeliling mengamati segala perlengkapan dengan model lampau yg terpasang acak dipapan kayu diatas kepalanya saat itu. Barisan dari pedang-pedang yg telah usang yg masih tidak laku terjual, hampir terisi memenuhi rak-rak kayu dari tenda kecil tersebut."Sepertinya aku tau kenapa tempat ini tidak didatangi satu pembeli manapun diluar sana ... Lihat saja dari harga yg tertera disana! Bukankah orang-or
Read more

Volume II Chapter 2 - Relasi Baru Sang Capt

Masih ditempat yg sama, tapi kali ini dengan suasana hati yg jauh lebih berbeda dari sebelumnya."Maafkan kami! T-tolong maafkan kecerobohan kami padamu tuan!!""E-eh apa yg kalian lakukan?! Ayolah tolong ... J-jangan seperti ini padaku. Sudah kubilang bukan, bahwa yg tadi itu adalah salahku!""Jadi tolong cepatlah bangun-"Ucapan sang Capt buru-buru dibantahkan oleh seruan dari salah satu kakak beradik didepannya saat itu,"Tidak! Anda tidak salah kok tuan pembeli! Menyerang secara mendadak satu-satunya pembeli yg ingin datang ketempat kumuh ini ... Tidak lain merupakan sebuah kesalahan yg tidak bisa dimaafkan oleh kami sendiri!""K-kakak tertua benar! Kami benar-benar memohon pengampunan dari anda tuan pembeli ...!"T-tuan pembeli? Astaga panggilan yg sungguh memalukan sekali!Mendengar itu Yuran hanya bisa menghela napasnya, sesekali ia menepuk jidatnya sedikit frustasi disana. Sejujurnya ia tidak bisa berkata-kata kembali. Apalagi sekedar unt
Read more

Volume II Chapter 3

"Ah begitu rupanya, jadi dik petualang ini orang baru didistrik ini ya? Dan sekarang tuan pembeli ini ingin membeli alat-alat perlengkapan untuk awal petualang baru tuan didistrik kami kan?""B-benar nyonya ... " Jawab Yuran kaku terduduk saling berhadapan satu sama lain dengan wanita lansia tersebut, Setelah kesalahpahaman yg terjadi padanya sebelumnya, dengan penuh keramahan-tamahan pihak pemilik dari tempat ini segera mengajak Yuran untuk sekedar mengobrol disebuah ruangan kecil yg berada dibawah tanah saat ini.Ini merupakan pertama kalinya Yuran mengalami hal tersebut, sungguh unik tapi nyata ...Karna tak disangka dibalik tenda kecil tersebut. Justru memiliki ruangan rahasia yg menurutnya cukup besar untuk ditinggali 1 keluarga didalam sana, dan lagi walaupun dijaman ini masih tidak adanya teknologi canggih seperti kipas maupun AC (Air Conditioner) entah kenapa udara disini tidak terasa pengap ataupun sesak sama sekali. Melainkan udaranya justru terasa sejuk dan dingin entah ke
Read more

Volume II Chapter 4

("Huh? Para penyihir putih katamu!? B-bentuk kosakata apa lagi itu? siapa yg sedang kau maksud disini sih?!")Yuran sedikit kebingungan dan langsung segera menyela pembicaraannya, saat tiba-tiba sebuah kata baru muncul ditengah-tengah pembicaraan keduanya saat ini. Tapi dengan nada suara santainya sang Dewi itu menjawab dengan diikuti gurauan kecil diujung sana,("Hm? Bukankah aku sudah pernah menjelaskannya padamu ya Capt? Atau mungkin tidak ya~? Tapi seingatku sudah pernah kujelaskan deh haha!")("Aish sialan kau ini ya, kapan kau pernah menjelaskan informasi itu sebelumnya huh!? Akulah yg selalu bertanya lebih dulu padamu, disaat kau selalu mengabaikanku disini!")Saat Yuran meluapkan semua emosinya pada wanita itu, tanpa sadar wajahnya berubah disana. Ia langsung mengerenyitkan dahinya seorang menahan kesal saat dirinya masih berkomunikasi dengan sang Dewi itu disana,Yg sontak saja langsung membuat wanita lansia sipemilik tenda ini sedikit khawatir melihatnya,"Ada apa dik petual
Read more

Volume II Chapter 5

Hingga siang hari pun berganti menjadi malam hari, suara jangkrik yg diiringi sayup-sayup suara dari binatang liar dari arah hutan dibelakang penginapan dimana Yuran menetap disana.Tapi walaupun malam semakin larut, terlihat didalam kamar sang Captain saat ini masih menunjukkan aktivitas dari pemilik kamar disana dengan masih menyalanya lampu minyak yg berada ditengah-tengah ruangan kecil disana.Yuran masih terduduk menyender dibawah ranjang kayunya dengan beberapa lembar kertas dari gulungan perkamen berserakan dilantai dekat kakinya saat itu, serta ditangannya saat ini tengah membaca sebuah buku tebal dengan ukiran tangkai kayu asli yg saling menyebar membentuk sebuah pola lingkaran yg tampak menghiasi sebuah pohon beringin bercahaya didalamnya.Tak pula juga dengan tambahan dari 4 batu permata menghiasi ujung dari garis buku usang tersebut. Tidak ada judul mengenai buku apa yg tengah ia baca saat itu, hanya saja buku tersebut diberikan sebag
Read more

Volume II Chapter 6

Tapi anehnya tidak ada yg berubah terutama 3 berlogo icon bulat dari data status "Kemampuan Skillnya" yg berwarna【 Hitam 】Pola garis Bintang hitam dengan 2 mata elang ditengahnya), 【 Putih 】Asap putih berbentuk seperti tetesan air, dan【 kuning 】Logo tambah dengan 3 bintang Sparkles diluarnya.Ketiga login itu masih tidak bisa ia buka dengan status masih terkunci, dan saat Yuran bertanya tentang mengapa itu masih tidak terbuka pada sang Dewi. Lagi-lagi dengan nada sedikit mengejek seperti biasanya ia mengatakan kalau itu karna pengaruh dari levelnya yg masih dibawah angka mencukupi untuk bisa membuka pengaturan disana.Dan kesialannya tidak sampai disitu saja, untuk bisa memasuki sebuah Dungeon yg sangat terkenal dikalangan para petualang didistrik ini, Yuran harus lebih dulu mencapai Level 10. Terlebih lagi dia tidak bisa memasukinya sendiri, dibutuhkan sebuah guild/kelompok yg minimal terdiri dari 5 orang untuk kemudian ia bisa mendaftarkan dirinya untuk
Read more

Volume II Chapter 7 - Latihan Yg Melelahkan

"Sial! A-aku lupa untuk mengecek peningkatan statusnya sebelumnya ... Tapi dari kapan siklus perubahan ini dimulai? A-apa jangan2 ini sudah berlangsung sejak semalaman!!?" Serunya dan dengan sigap ia menangkupkan telapak tangannya kedahi Yuran saat itu juga.Dengan bantuan dari sihir apinya wanita itu mengalirkan sebuah sihir berwarna hitam dari jari jemarinya disana. Warna sihir hitam pekat yg terus menjalar seperti aliran listrik dan menyebar diarea pembuluh darah Yuran hingga yg semula tersumbat karna efek dari pembekuan pada seluruh pembuluh darahnya saat ini,Hingga sekitar kurang dari 15 menitan akhirnya sang Dewi Athena berhasil menormalkan kembali aliran darah pada tubuh sang Capt yg sebelumnya mengalami pembekuan sementara, wajah yg semula putih pucat seperti orang yg sedang gerkena hipotermia. Kini perlahan-lahan berubah normal seperti sedia kala.Darah sudah mengalir disekujur tubuhnya segera mengembalikan suhu tubuhnya menjadi hangat kembali, dengan denyut nadi yg juga berd
Read more

Volume II Chapter 8 - Solo Vs Squad

Terkepung tidak mampu untuk bergerak, tapi walaupun begitu aku tidak akan sedikitpun berniat untuk mengendurkan tingkat kewaspadaan, serta rasa semangatku untuk terus bertahan ditengah-tengah kondisi tidak menguntungkanku sama sekali.Karna sesi latihan pagi ini memfokuskanku untuk mengasah kemampuan dari Skill【 Matrial Arts 】ku yg masih berstatus lemah saat ini, walaupun sebelumnya aku sudah sedikitnya menunjukan peningkatan kekuatannya. Tapi nyatanya itu semua masih jauh dari kata sempurna dimata orang menyebalkan ini!"Yg kau lakukan masih belum cukup Capt! Daya serangmu lemah tak bertenaga sekali! Jika kau memang tidak bisa menyerang lebih dulu, setidaknya fokuslah pada sisi pertahananmu saat ini!" Ucap sang Dewi yg mengamati Yuran dari atas sebuah dahan pohon tak jauh dibelakangnya saat ini.Tak lupa ia duduk dengan posisi anggunnya, menyilangkan sebelah kakinya yg secara tidak langsung menampilkan kedua kaki jenjangnya yg menggantung diatas sana. Jika Yuran pria mungkin saja ia
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status