Tubuh Catherine sontak mematung mendengar perkataan Vanesha barusan. "A- apa maksudmu, Mom?" tanya Catherine dengan wajah terkejutnya. Vanesha semakin mendekat dan menatap Catherine dengan intens. Sorot matanya yang tajam menandakan bahwa ia sedang merencanakan sebuah rencana licik di kepalanya. "Sudah cukup mommy menahannya selama ini, Cath ..." Ia menjeda ucapannya sejenak, "tidak, bukan mommy, tapi kamu! Dan ini adalah saatnya bagimu untuk meraih kebahagiaan yang selama ini kamu impikan." lanjutnya kemudian. "Mom, aku sungguh tidak mengerti dengan perkataanmu. Apa yang sebenarnya ingin mommy katakan?" sahut Catherine masih tak paham. "Anak yang kita temui kemarin. Apakah kamu tahu dia siapa?" tanya Vanesha balik. Catherine terdiam. Tentu saja ia tahu jika bocah laki-laki itu adalah anak dari Hana, ia tidak yakin dengan ini, tapi sangat mungkin jika anak itu adalah darah daging Jonathan. Catherine
Baca selengkapnya