Home / Romansa / Mencarimu dalam Bimbang / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Mencarimu dalam Bimbang: Chapter 31 - Chapter 40

45 Chapters

Twenty fifth

Dua malaikat kecil yang hidup dalam ruang sempit di surga kedua. Dan kini mereka tengah menjadi malaikat yang sesungguhnya. Bersayap dan bercahaya, tampan dan sangat menawan, cantik dan sungguh menarik. Cinta yang ibu dapat dari kedua malaikat kecil itu adalah sebuah alasan, untuk bertahan dalam kekejaman cinta yang Ibu Andin dapatkan dapatkan dari sosok yang mereka dapat sebagai papa. “Saya terima nikah dan kawinnya Andini Williani binti Jonde William dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!” Ijab Kabul dalam kesederhanaan sebuah ruang, di tempat yang jauh letaknya dari rumah pertama. Masjid terbesar di tanah kelahiran surga kedua, berbanding sama luasnya dengan gereja yang dulu papi gunakan sebagai tempat berikrar sehidup semati dengan surga yang kini sedang memperhatikan dengkurannya. Dengan penuh cinta dan rasa bahagia, papi meninggalkan ikrarnya dengan membangun ruang baru di rumah yang berbeda dengan sebelumnya. Membangun cinta deng
Read more

Dalam syair

Terlahir sebagai adik perempuan dari pangeran tampan, Adrian. Ia sungguh manja. Sebagai puteri bungsu yang begitu Adrian sayangi, ia tak pernah lupa tentang kewajibannya yang mengharuskan dirinya patuh pada sang kakak. Rambut yang selalu tergerai lembut, dengan warna yang selalu ku artikan sebagai rasa manis yang nikmat tiada tara.“Duduk sana! Jangan deket-deket, ih!” Telunjuk lentik kakak perempuanku menunjuk sebuah tembok, tempat duduk yang berada jauh darinya. Raut wajahnya terlihat pahit. Bagai buah mengkudu yang membusuk dan jatuh di jalanan. Sungguh, ia telah membuat lamunanku tentang keluarga Alvian membuyar, bersama ribuan bintang yang terbang dalam bayang-bayang menakutkan.Disibukkan dengan handphone kesayangan yang terus digunakan untuk menghubungi keluarga seseorang yang dinantikan. Tak ku pedulikan apa yang ia katakan. Memandangnya dengan wajah datar, sudah cukup ku ungkapkan, bahwa jauh darinya adalah kehebatan yang tak mung
Read more

Dalam syair

Terlahir sebagai adik perempuan dari pangeran tampan, Adrian. Ia sungguh manja. Sebagai puteri bungsu yang begitu Adrian sayangi, ia tak pernah lupa tentang kewajibannya yang mengharuskan dirinya patuh pada sang kakak. Rambut yang selalu tergerai lembut, dengan warna yang selalu ku artikan sebagai rasa manis yang nikmat tiada tara.“Duduk sana! Jangan deket-deket, ih!” Telunjuk lentik kakak perempuanku menunjuk sebuah tembok, tempat duduk yang berada jauh darinya. Raut wajahnya terlihat pahit. Bagai buah mengkudu yang membusuk dan jatuh di jalanan. Sungguh, ia telah membuat lamunanku tentang keluarga Alvian membuyar, bersama ribuan bintang yang terbang dalam bayang-bayang menakutkan.Disibukkan dengan handphone kesayangan yang terus digunakan untuk menghubungi keluarga seseorang yang dinantikan. Tak ku pedulikan apa yang ia katakan. Memandangnya dengan wajah datar, sudah cukup ku ungkapkan, bahwa jauh darinya adalah kehebatan yang tak mung
Read more

Dalam syair

Terlahir sebagai adik perempuan dari pangeran tampan, Adrian. Ia sungguh manja. Sebagai puteri bungsu yang begitu Adrian sayangi, ia tak pernah lupa tentang kewajibannya yang mengharuskan dirinya patuh pada sang kakak. Rambut yang selalu tergerai lembut, dengan warna yang selalu ku artikan sebagai rasa manis yang nikmat tiada tara.“Duduk sana! Jangan deket-deket, ih!” Telunjuk lentik kakak perempuanku menunjuk sebuah tembok, tempat duduk yang berada jauh darinya. Raut wajahnya terlihat pahit. Bagai buah mengkudu yang membusuk dan jatuh di jalanan. Sungguh, ia telah membuat lamunanku tentang keluarga Alvian membuyar, bersama ribuan bintang yang terbang dalam bayang-bayang menakutkan.Disibukkan dengan handphone kesayangan yang terus digunakan untuk menghubungi keluarga seseorang yang dinantikan. Tak ku pedulikan apa yang ia katakan. Memandangnya dengan wajah datar, sudah cukup ku ungkapkan, bahwa jauh darinya adalah kehebatan yang tak mung
Read more

To sister

UNTUKMU(Kakak Perempuanku)SarahIni untukmuAir mata berkasih yang kan menyirami setiap lekuk tubuhmuAku menangis bahagia untukmuKau boleh tertawa melihat kesungguhankuNamun,Ketulusanku kan menemani langkah yang berjuang bersama do’amuTiada yang bisa ku beri untuk membahagiakanmuTapi cinta tulusku kan selalu tertanam dalam kalbuJangan kau percaya kata-katakuPerhatikan saja tingkah bisukuDi situ ku memendam rasa yang tak mungkin ku jelaskan padamuLukamu adalah lukakuMeski tersirat dalam jiwamu Bahwa lukaku tetap lukakuKau tak perlu merasakan kesengsaraankuBiar ku berusaha untuk membantumuUntuk kebahagiaan yang kau harap datang padamuLangit menggelap. Bersama ribuan kendaraan yang mulai menyalakan tatap lampunya. Tak jua hilang sayat yang tergenggam, kala terlihat wajahnya muram dan kecewa atas kekandasan penantian berharganya.Tuhan, kenapa bisa? Ken
Read more

Tiada Obrolan

TUHAN(Tuhan, Kirim Aku Selendang)Sarah Tuhan,Aku mencari sosok rembulan Untuk ku jadikan sebagai induk semangNamun akankah ku dapatkanBidadari yang kau titipkanUntuk memberiku kasih sayangDan memberi cinta yang ku idamkanTuhan,Aku tak tahu tempat bersandar selain EngkauAku masih mencari sosok rembulan Kirimkan aku seorang perempuan yang akan menyayangi hidup dan matikuAku akan mengabdi padanya, mencintainya, dan menghormatinyaTuhan,Aku ingin terlihat tegarDi depan akar yang tumbuh berbuah akuDan izinkan rapuhku bergelayut manja di tangan bidadari yang kau kirim untukkuAku tak tahu Kemana harus ku cari sosok ituSetiap insan ku uji dengan caraku sendiriHingga aku tak pernah menemukan sosok yang ku maksud Namun, kini ku temukan sajak yang ku tungguRembulan itu kini bergulir dalam irama lagukuDan ku nikmati c
Read more

Kau dalam puisi

Seseorang telah membuat hatiku bahagia, merasakan kasih sayang seorang biadadari yang ku jadikan sebagai kakak perempuan dan aku menemukannya dalam rimbun daun dan nyanyian-nyanyian yang menghanyutkan.Amora (Cucu Susilawati).Hatiku terampas dari sepi yang benar-benar sukar untuk ku jelasakan, tanpa jelmaan malaikat yang ingin ku sebut sebagai kakak perempuan.  Memang, itu bukan kerinduan. Harapan adalah nama yang lebih pantas untuk menyebut sebuah keinginan. Garis yang tergambar sebagai batas lintas pergaulan membuatku terpaku dalam permainan sebuah renungan. Memperhatikan mulut insan bicara di depanku lebih ku nikmati daripada harus ku getarkan tenggorokan kering untuk mengeluarkan suara di depan manusia yang belum ku tahu siapa namanya dan dimana tempat tinggalnya. Mendengar langkah orang-orang yang datang ke rumah ku rasa lebih sempurna dibanding harus menyapa dan senyum ramah di depan pemilik suara kaki itu. Menguping pembicaraan adalah kecukupan yang
Read more

Kosan

Terlihat di atas sana, dalam jendela kamar kos, sebuah wajah cantik seorang perempuan cantik yang mengenakan kemeja pink penuh dengan bunga. Senyumnya meyambut kedatangan kami. Tangan kiri yang memegang daun jendela, dengan kepala terselubungi sejadah yang hanya dipegang dengan tangan kanan untuk menutupi mahkotanya. “Hai, tunggu!!”Sapanya dengan senyum yang ramah dan segera berlalu meninggalkan jendela yang ia genggam. Ketukan kaki yang memijaki satu persatu anak tangga yang terbuat dari sebuah kayu terdengar begitu terburu-buru. Pintu hitam yang ku nantikan terbukanya, dengan segera Linda membukakannya untuk kami. Aku segera berlalu, meraih anak tangga yang akan mengantarku menuju kamar kos Linda di atas. Sebab tempat yang kami masuki merupakan tempat menyimpan kendraan roda dua bagi penghuni kos. Kakak perempuanku terdengar menyapa Linda dengan senyuman manis. Begitupun Linda, terlihat menyapa dan mencium punggung tangan Kakak pe
Read more

Dalam rindu

Ku ceritakan kisahku dalam sebuah buku harian.Bagaimana rasanya memiliki seorang kakak perempuan?Hatiku bertanya pada suara yang kerap tak terdengar. Sukma. Teriakanku mulai meninggi, menaiki rimbun pepohonan yang hijau. Daun-daun merunduk, membungkuk sampai tertimbun tanah. Tersurat dalam buku harian.Purnama yang sedang dalam tulisan. Terdengar membosankan, kidung sederhana selalu diperuntukkan pada sosok kakak perempuan. Padahal jalinan kami hanya sebatas sepupu.Sepupu. Tertunduk lesu saat menyadari hubunganku hanya sebatas sepupu. Rasa sayang ini terbilang normal, namun lebih dari sekedar sepupu. Lebih tinggi dari itu. Kakak kandung. Yaa, kakak perempuan. Aku ingin rembulan yang ku maksud bisa ku miliki dengan rasa bahagia yang kan ku beri untuknya dan rasa bahagia yang ingin ku dapat darinya.Amora.Gadis cantik bermata tiongkok itu terlahir dari rahim seorang wanita mulia dengan perawakan gemuk, berkulit putih,
Read more

Kakak

Ku saksikan senja di tengah kota. Terduduk lesu dalam kelajuan roda di sore yang buta. Suara kendaraan tak lagi ku perhatikan, hanya rambu-rambu jalan yang ku jadikan sebagai tempat ku bertukar cerita, cerita yang begitu menyakitkan. Masih dalam detik kehilangan senja yang sungguh melelahkan. Menyambut kesedihan yang mengundang. Jingga menyalami langit yang menceritakan masalah tentang lepasnya penantian. Kecemasan tenggelam dalam kelam, hingga tiada rasa percaya, bahwa roda akan berputar, dan cahaya terang akan dating bersama rembulan yang menemani malam di tengah rumpun keramaian.Gerutu yang berkecamuk membakar suara kota. Gemuruhnya lenyap ditelan kepedihan. Lelahku siap menjemput malam. Hanya Jangkrik yang berderik di atas pohon yang berdiri di atas kekokohan trotoar. Tiang-tiang tak menghentikan kekacauan. Kehancuran seolah membunuh dan hatiku tiada hentinya mengeluh. Dalam kegelisahan yang mengutuk. Aku hanya diam, menyesali apa yang sudah terjadi.
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status