Terlahir sebagai adik perempuan dari pangeran tampan, Adrian. Ia sungguh manja. Sebagai puteri bungsu yang begitu Adrian sayangi, ia tak pernah lupa tentang kewajibannya yang mengharuskan dirinya patuh pada sang kakak. Rambut yang selalu tergerai lembut, dengan warna yang selalu ku artikan sebagai rasa manis yang nikmat tiada tara.“Duduk sana! Jangan deket-deket, ih!” Telunjuk lentik kakak perempuanku menunjuk sebuah tembok, tempat duduk yang berada jauh darinya. Raut wajahnya terlihat pahit. Bagai buah mengkudu yang membusuk dan jatuh di jalanan. Sungguh, ia telah membuat lamunanku tentang keluarga Alvian membuyar, bersama ribuan bintang yang terbang dalam bayang-bayang menakutkan.Disibukkan dengan handphone kesayangan yang terus digunakan untuk menghubungi keluarga seseorang yang dinantikan. Tak ku pedulikan apa yang ia katakan. Memandangnya dengan wajah datar, sudah cukup ku ungkapkan, bahwa jauh darinya adalah kehebatan yang tak mung
Read more