Biasanya, Vania menatap atap kamar dengan tenang. Lambai lampu yang menyala membuatnya terus memperhatikannya. Namun, kini lain lagi yang ia lakukan. Atap kamar tak lagi ditatapnya. Kini, atap kamar itu berubah menjadi atap kehancuran. Vania menatap atap klinik dengan lekat. Tiada sarang laba-laba di sana. Sungguh, bersih sekali. Selain itu, warna putihnya tak terlihat putih, tapi menguning. Karena pandangannya luluh oleh rasa sakit. "Om.." Vania melirik David yang tertidur di sampingnya. David tak terbangun juga. Ia tertidur dengan begitu pulasnya. Vania menatap ke arah lain. Ia begitu haus melihat air yang ada dalam botol di atas meja pasien. Namun, tak dapat Vania raih. Vania menyerah dengan menunggu David terbangun. Hingga di jam berikutnya, David terbangun mendapati Vania melek sendirian. "Kenapa belum tidur?" tanya David yang baru saja terbangun. Ia mengucek matanya. "Gak apa-apa, Om. Vania ingin minum." Ucapnya sambil berusaha untuk
Terakhir Diperbarui : 2021-08-17 Baca selengkapnya