Home / Romansa / Involved Love / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Involved Love: Chapter 11 - Chapter 20

55 Chapters

Rasanya aneh

Status nenek tidak mengubah gaya penampilan modis Terry. Wanita berumur 51 tahun tersebut sangat mengikuti trend mode kekinian. Tak jarang banyak wanita paruh baya seusianya mengikuti gaya berpakaian Terry. Modis, dinamis dan sederhana. Hampir semua warna telah di-mix olehnya. Tak salah jika beberapa perancang busana pernah meminta saran dari Terry untuk keluaran koleksi baru mereka. Yah, Terry sang mantan model sangat berbakat dan terkenal pada masanya. Terry sempat menjadi pusat perhatian, dipuja-puja banyak kalangan terutama kaum pria. Banyak pihak kecewa lantaran Terry memutuskan pensiun dari dunia meliukkan tubuh di atas panggung setelah James Allan pria yang berhasil merebut hati Terry dan menjadikannya istri idaman. Memiliki seorang putra bernama Ares Allan dan kini kebahagiaan keluarga James dan Terry bertambah sejak mereka mempunyai seorang cucu. "Morning," James datang dari belakang memberi kecup sayang pada pipi istri tercinta
last updateLast Updated : 2021-08-01
Read more

Tertangkap basah

"Aku pilih ini!" Early menunjuk satu set perhiasan terbaru bermata Ruby lantas menoleh pada Merlin sedang memilih kalung berlian. "Yang mana, Bu?" tanya Early. Merlin mendesah, semua deretan kalung berlian depan mata terlihat sangat indah. "Biar aku pilihkan," kata Early mengamati tiga kalung yang telah dipilih sang Ibu. "Ini saja terlihat mewah." "Ah iya, bungkus yang ini! Pilihan putriku memang selalu tepat."  Puji Merlin, Early selalu senang mendapat pujian. Pelayan toko tersenyum ramah. Membungkus dengan kotak cantik khas toko perhiasan tersebut lalu memasukannya ke dalam paper bag. Merlin memberi kartu hitam, setelah membayar mereka bergegas keluar dari sana. "Bu," panggil Early manja. "Ada apa, Sayang? Ada yang ingin kau beli lagi?" tanya Merlin berhenti melangkah menatap putri tercinta. Early menggeleng, "Aku...." Early sengaja menggantung kalimat. Manik hijau gadis itu mengamati kead
last updateLast Updated : 2021-08-02
Read more

Menginap (lagi)

Ini—gila. Ini hari ke tiga. Ini sangat menyebalkan. Cherry nyaris tak menemukan perumpamaan yang pantas untuk si Tuan besar. Pekerjaan gadis manis kini bertambah juga semakin merepotkan, dirinya  menjadi baby sitter untuk putra kesayangan bos. Setiap pulang dari bekerja, Cherry selalu aman sampai rumah tanpa hambatan, tanpa gangguan. Namun menjelang jam 08.00 pm atau 09.00 pm ponsel Cherry selalu bergetar dengan nama kontak yang sama selama tiga hari berturut-turut. Dari lubuk hati terdalam Cherry sama sekali tidak ingin menjawab. Kendatipun bisa ia lebih memilih abai, menyumpal telinga dengan kapas dan pergi ke alam mimpi. Menyenangkan? Tentu saja tidak, hal tersebut bagian dari khayalan sederhana. Jika Cherry melakukan hal tersebut tidak diragukan lagi. Cherry yakin, seratus triliun persen kalau besok paginya saat sampai di lantai 20 dan masuk ruang kantor, surat pemutusan kerja telah menanti untuk dipoles bubuk tinta hitam, dan Cherry
last updateLast Updated : 2021-08-04
Read more

Mommy

"Ya ampun ranjang ... ranjang ... aku butuh ranjang." Cherry berjalan limbung setelah membuka pintu apartemen. Menggeret langkah terasa berat masuk ke dalam kamar melempar tubuh ke atas ranjang, naikkan kaki langsung menutup mata dan terlelap. Alunan dengkur halus gadis manis terdengar. Wajah lelah Cherry tak bisa lagi disembunyikan. Bekerja di kantor Ares memang tidak sulit atau juga sesederhana yang dilihat kasat mata. Membersihkan ruang kerja luas ditambah kamar pribadi bos membutuhkan tingkat ketelitian, kesabaran dan kebersihan super ekstra. Ada beberapa barang pecah belah, yang Cherry yakini seratus triliun persen itu bernilai selangit. Cherry perlu berhati-hati bergulat dengan barang mewah di sana. Salah sedikit uang gajinya tidak akan cukup untuk ganti walau satu barang. Ditambah tiga hari ini setiap malam hampir menjelang waktu rebahan. Gadis manis selalu mendapat telepon dengan alasan yang sama, terpaksa datang ke rumah super m
last updateLast Updated : 2021-08-06
Read more

Pasal

"Jelaskan!?" suara baritone sedang Ares terdengar mendesis sinis, tak ubah seperti pemburu berdarah dingin pada malam hari. Tipis, berbisik dan menikam. Habislah aku. Tenang, aku hanya perlu bicara, 'kan? Tubuh si gadis tiba-tiba merinding, berdoa dalam hati mengatakan pada bintang di langit jika Cherry mati malam ini tolong dimakamkan di sebelah sang ayah. Hah, percuma. Cherry gelisah menatap lurus obsidian si bos tampan lamat-lamat. Si gadis  memaksa masukkan liur ke dalam kerongkongan telah aus. Cherry sangat paham mendengar suara Ares saat ini, papa tampan terlihat sedang menahan marah serta kesal setelah tahu kebenaran kalau ia sengaja matikan ponsel. Bukan salah Cherry juga, seharusnya si bos papa muda itu tahu batas dan beri Cherry waktu sekadar menyenangkan diri. Sekarang apa yang harus dijelaskan? Bukankah pria itu yang lebih wajib menjawab pertanyaan darinya tadi sore saat mereka berada di dalam mobil. Kenapa jadi berbalik? Oh, kau lupa
last updateLast Updated : 2021-08-08
Read more

Mencuri cium

I hate monday. Tiga kata mengandung kesumat yang selalu dilontarkan anak sekolah ataupun para pegawai. Hari senin pagi seharusnya disambut dengan hangat serta semangat. Bagi sebagian pekerja menjalankan tugas di hari minggu pertama sangat berat. Lebih-lebih bagi mereka  yang memiliki sangkutan, bermasalah dengan laporan atau dokumen diakhir pekan, bisa jadi itu awal mula I hate monday tercetus sebagai hari sial. Hari buruk dan serasa ingin melompati langsung menuju ke hari selasa, itupun kalau bisa. Baru saja Cherry menginjakkan kaki sampai di lobi gedung perusahaan. Kehadiran si Gadis lebih dulu disambut sorot mata tidak bersahabat dari para karyawati yang telah lebih dulu datang. Setiap pasang bola mata dari mereka seolah mencecar Cherry untuk bicara. Bicara apa? Paham perkara saja tidak? Memang apa yang sebenarnya terjadi? Bak air tenang di lautan Cherry tetap melangkah tanpa gemetar, berusaha tidak terprovokasi keadaan yang saat
last updateLast Updated : 2021-08-09
Read more

Melakukannya

"What the hell did you do to her," Suara lengkingan omel wanita paruh baya memecah menit-menit sunyi dalam kamar sepi Ares. Terry datang dengan raut murka serta mengumpat. Ares menutup mata hitungan kedip kejut. Seseorang datang membuka pintu  kamar kasar dan marah-marah. Papa muda sedang menikmati wine kesukaan dan duduk dekat jendela terbuka. Papa muda menoleh manik hitam pekat miliknya menyorot datar pada sang Ibu. Bingung, tak juga mengerti. "Kau yakin tidak mengerti?" Dua sudut bibir Ares tertarik ke bawah lalu angkat bahu malas sama sekali tidak mau tahu. Terry menekan pelipis lantas bertolak pinggang, buang tatapan ke segala arah lalu menghela napas kecil. Sesaat amarah dalam diri redam dan Terry kembali menatap sang Putra sedang asyik mencumbu pinggir gelas menyesap wine candu. "Kau meninggalkan Early kemarin di mall. Pria macam apa dirimu? Di mana tanggung jawab ...." "... apa aku yang mengajaknya? Apa aku juga me
last updateLast Updated : 2021-08-10
Read more

Hotel dan perih

Kalian pernah menemui situasi di mana rencana yang telah disusun matang harus gagal dan tak pernah terwujud? Lalu menjadi sebaliknya kala rencana dadakan justru membuahkan hasil dan sukses di atas rata-rata. Wajah Ares berbinar, kali ini ia merangkai sendiri alur cerita tanpa sebuah rencana. Tanpa berbelit-belit memikirkan apa yang akan mereka lakukan nanti kala sampai tujuan.  Oh, konyol, seperti punya nyali saja! Jelaga hitam Ares menilik Cherry sesaat, menggeleng kecil kala ia menemukan Cherry tampak gelisah menggigit bibir bawah dengan menarik napas berat. Bukan kemauan Ares juga lantaran maniknya bergulir memperhatikan bibir ranum itu tergigit. Rasa manis dari ciuman sepihak kemarin masih membekas dan ingin terus membelai bibir tergigit di sampingnya. Ares tersentak. Kepalanya kembali menggeleng kuat. Hah, fokus Ares! Berbisik pada diri untuk tak hilang kendali saat menyetir. Setelah pertikaian di kantor, eh, salah mungkin lebih (ke) Ares yang senan
last updateLast Updated : 2021-08-12
Read more

Menunggumu

"Kau tidak ingin bertanya?" Cherry mengusap pipi basah, menarik napas manakala tatapan manik hitam Ares kini terlihat lebih teduh. Gadis itu merasa lucu dengan suasana ini juga kondisi mereka berdua sekarang. Di dalam kamar pribadi hotel mewah milik bos muda tampan ini sama saja sedang berusaha saling mengakrabkan diri, dan konyolnya mereka bukan siapa-siapa atau sedang menjalin hubungan dalam konteks serius. Mereka hanya dua manusia yang pernah bertemu sekali di rumah mendiang sang Ayah, tanpa sengaja berjumpa lagi saat gadis itu melamar lantas menerima Cherry sebagai karyawan di perusahaan. Dan pada saat ini, duduk berdua di sofa mini saling berdekatan. Yang lebih absurd ketika Cherry menceritakan tentang keluarganya, padahal sebelum ini mereka tak pernah dekat. "Apa saja?" tanya Cherry santun masih mengatur napas. Takut dinilai tidak sopan. Bagaimanapun pria di sampingnya ini adalah bos besar di perusahaan tempat ia bekerja. "Hn," ambigu Ar
last updateLast Updated : 2021-08-12
Read more

Suara lain

"Ares," Suara wanita paruh baya mengalun heran, mengerut alis dalam serta manik mata bergerak menatap dua insan di hadapan secara bergantian. Tatapan sinis serta jijik dialamatkan Merlin untuk gadis tepat di samping Ares. Wanita paruh baya itu sendiri tidak menyangka bertemu dua orang yang sangat ia kenal di area parkir hotel setelah acara makan malam bersama kerabat dekat.  Tentu saja buah pikiran negatif Merlin melayang jauh di luar kepala. Dua insan keluar dari hotel menjelang hampir tengah malam. Oh sudah pasti, ibu dari Early membayangkan hal-hal yang biasa terjadi dikalangan para pengusaha dengan seorang wanita bayaran. Cih. Ah iya benar, dia jalang kecil sialan! Kemudian memaki laknat dalam hati wanita paruh baya. Satu tangan Merlin mengepal di sisi tubuh. Ia harus tetap tenang. Cherry tidak kalah terkejut, menahan napas kala manik gadis itu bertemu manik hijau milik sang Ibu. Sangat dingin serta kejam seolah mampu menikam
last updateLast Updated : 2021-08-13
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status