Bahu Cherry merosot drastis sesaat dirinya tenggelam dalam lamunan panjang. Menarik napas lantas menahannya serta-merta menghitung mundur dari sepuluh sampai ke angka satu. Melepas karbondioksida saat ini paru-paru gadis manis terasa sangat sesak. Cherry menyatukan tangan depan dada, mulai menutup mata, ia berdoa. "Tuhan, beri aku kesempatan terbaik dalam hidupku, Amen," Kelopaknya terbuka, berharap suatu hari doa sederhana miliknya dapat terwujud. Cherry telah berulang kali memikirkan matang-matang hal ini. Berawal dari perkara Early yang tiba-tiba datang ke tempat kerja mencemooh dirinya depan banyak karyawan, lalu pada sebuah lowongan pekerjaan dari Leon, membuat Cherry harus mengambil keputusan bijak guna kelangsungan hidup miliknya. Semuanya. Tangan Cherry meraih ponsel, mencari sebuah nama dan berhenti sekadar menatap. Ares—kontak yang kini ia amati dalam diam. "Maaf," cicit Cherry lemah. Menahan gejolak lain hadir semaki
Last Updated : 2021-08-18 Read more