Pada malam itu, setelah makan dan beristirahat, Wanara melihat Wora Saba tengah duduk termenung seorang diri di pendapa padepokan. Wajahnya terlihat mendung, seperti sedang memikirkan sesuatu.Wora Saba memang tidak pernah berseri wajahnya, akan tetapi biasanya wajah Wora Saba tak semendung malam itu. Karena merasa penasaran, Wanara bangkit dari duduknya dan langsung melangkah menghampiri sahabat seperguruannya itu.Setibanya di pendapa, Wanara langsung duduk bersebelahan dengan Wora Saba. Dengan lirihnya, Wanara bertanya, "Kau Kenapa, Wora? Aku perhatikan, wajahmu sangat sedih. Apa yang terjadi denganmu?"Wora Saba menarik napas dalam-dalam, kemudian berpaling ke arah Wanara yang sudah duduk di sebelahnya."Tidak apa-apa, Raden. Aku hanya teringat kedua orang tuaku," jawabnya lirih, suaranya hampir tak terdengar, parau dan tak berirama terhimpit oleh deru napasnya yang memburu.Bertanya lagi Wanara sambil mengamati gerak-gerik Wora Saba yang tampa
Terakhir Diperbarui : 2021-10-15 Baca selengkapnya