Home / Romansa / Merah Hitam Cinta #book1 / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Merah Hitam Cinta #book1: Chapter 21 - Chapter 30

48 Chapters

Chapter 21

Kanaya merasa bibirnya terasa kebas saat Haikal melepaskan tautannya. Ia masih berdiri terpaku saat Haikal mengusap permukaan bibirnya yang lembab dengan ujung jempolnya."Saya kira ciuman panas ini, bisa menjawab pertanyaan kamu secara langsung. Saya tidak suka menjelaskan sesuatu hanya secara teori saja. Satu hal lagi. Jangan mencampuri urusan yang tidak ada hubungannya dengan kamu. Ingat, kita menikah demi keuntungan kita masing-masing. Jadi jangan mulai bertingkah seperti seorang istri yang nyinyir. Sekarang saya lapar. Segera siapkan makan malam."Dinginnya suara Haikal saat mengingatkan tujuan pernikahan mereka, menyadarkan Kanaya. Mereka berdua memang bukan siapa-siapa selain suami istri dalam selembar kertas. Jadi tidak seharusnya ia mencampuri urusan Haikal. Mau dia itu gay, straight atau biseksual sekalipun, itu bukan urusannya. Tanpa banyak bicara lagi Kanaya segera ke dapur. Dengan dibantu oleh Ika, ia m
last updateLast Updated : 2021-07-19
Read more

Chapter 22

Kilatan lampu blitz berkali-kali menyambar wajahnya dan Haikal, saat mereka melewati karpet merah di lobby hotel Mulia.Saat ini ia telah berada di hotel Mulia. Tempat diselenggarakannya acara tahunan Anugerah Wirausaha Indonesia. Meriahnya suasana dan tumpah ruahnya para pebisnis yang berlalu lalang di hotel, mendeskripsikan betapa prestisiusnya acara AMI award ini. Kanaya merasa dejavu. Dulu ia juga kerap menghadiri acara-acara seperti ini. Hanya saja pasangannya berbeda. Di masa lalu ia melewati karpet merah dengan menggandeng siku Ghifari. Dan kali ini ia melewatinya dengan saling berpegangan tangan dengan Haikal. Dua laki-laki dengan dua style berbeda. Ghifari sangat suka kalau ia menggamit lengannya kala menghadiri acara-acara formal. Sementara Haikal lebih memilih saling menjalin jari jemari satu sama lain seperti sekarang ini.Ketika mereka akan melewati para pewarta yang menunggu di sisi k
last updateLast Updated : 2021-07-19
Read more

Chapter 23

"Kanaya Prameswari Baihaqi," Kanaya buru-buru bangkit dari kursi tunggu saat mendengar namanya dipanggil. Saat ini ia tengah berada di salah satu Rumah Sakit Ibu dan Anak untuk memeriksa kandungannya. Setelah menikah dengan Haikal, ia memang mengganti dokter kandungannya. Jika dulu ia selalu berkonsultasi dengan dokter Rasyid Rasyidi, kini menggantinya dengan dokter Kirana. Bukan apa-apa, dokter Rasyid itu adalah dokter kandungan keluarga besar mantan suaminya. Tentu saja ada rasa tidak nyaman di hatinya, kalau sewaktu-waktu ia bertemu dengan keluarga Albani lainnya yang tengah mengandung. Selain itu, ia takut kalau keluarga Albani mengetahui soal ayah sebenarnya dari janin yang tengah ia kandung. Makanya Kanaya memilih untuk check up ke dokter lain. Menurut Kanaya dokter Kirana adalah pilihan yang tepat. Karena selain sebagai seorang dokter, dokter Kirana adalah kakak kelasnya saat masih sekolah dulu. Jadi ia merasa sangat nyaman untuk berkeluh kesah soal kehamil
last updateLast Updated : 2021-07-19
Read more

Chapter 24

Minggu pagi yang cerah. Kanaya membawa kanvas dan alat-alat lukis lainnya ke teras rumah. Ia ingin menikmati sinar matahari pagi sembari melukis. Akhir-akhir ini mood melukisnya sangat bagus. Ide-ide segar terus bermunculan di benaknya. Menunggu untuk direalisasikan dalam objek nyata sebuah lukisan. Mungkin semua ini dipengaruhi oleh makin membaiknya hubungannya dengan Haikal dari hari ke hari. Sehingga hormon dopaminnya keluar dengan sendirinya karena hatinya tengah berbahagia. Walau hubungannya dengan Haikal belum bisa dikategorikan dalam couple goals, tetapi setidaknya mereka berdua kini sudah lebih bisa berkompromi. Mereka berusaha saling menyamankan satu sama lain. Untuk saat ini, itu saja sudah cukup.Setelah memandangi kanvas kosong sekian menit, Kanaya mulai melukis. Ia bermaksud melukis pantai yang indah seperti pantai Kuta di Bali. Kanaya menarik garis lurus horizontal di tengah-tengah kertas. Garis ini ini ada
last updateLast Updated : 2021-07-19
Read more

Chapter 25

Selamatan rumah baru Tante Menik menjadi petaka. Fauzan yang secara tidak sengaja mendengar perkataan Marsya mengenai orang yang paling dicintainya sepanjang masa, berbuntut panjang. Fauzan meninggalkan rumah baru mertuanya sebelum acara selesai dengan membawa serta kedua buah hatinya. Sejurus kemudian Thoriq juga menyusul. Thoriq pasti tidak senang karena merasa adiknya telah dibohongi oleh Marsya. Dan seperti biasa, Marsya si ratu drama menyalahkan Kanaya. Marsya mendramatisir keadaan seolah-olah Kanaya lah yang memancing-mancingnya, dirinya sanpai berbicara yang tidak-tidak. Tante Menik emosi karena mengira Kanaya sengaja mengail di air keruh. Untung saja Haikal segera bertindak dan menyelamatkan Kanaya dari amukan Tante Menik dan Marsya. Sebelum Kanaya dan Haikal berlalu, Tante Menik sempat memperingati Haikal akan satu hal. Tante Menik mengatakan bahwa suatu hari Haikal akan menyesal karena membela istri tukang bohongnya, alih-alih keluarga besarnya
last updateLast Updated : 2021-07-19
Read more

Chapter 26

Kanaya menghampiri Haikal yang mematung di depan jendela kamar. Air mukanya tidak terbaca. Begitu dingin dan datar. Kanaya membuka mulut namun akhirnya ia menutupnya kembali. Ia belum menemukan topik pembicaraan yang cocok. Saat pandangannya tertuju pada kemeja putih Haikal yang terlihat kotor, sesuatu melintasi pikirannya. "Mas mau mandi? Kalau mau, biar Naya siapkan pakaian gantinya," Kanaya memilih topik pembicaraan yang ia anggap aman. Haikal menggeleng tanpa sedikit pun melihat ke arahnya. Tatapannya masih mengembara ke luar jendela. Kanaya menarik napas panjang. Haikal jelas-jelas enggan berkomunikasi dengannya. Kanaya menyerah. Ia membalikkan tubuh. Bermaksud keluar dari kamar dan membiarkan Haikal dengan lamunannya sendiri. Namun saat ia teringat akan kata-kata Safa kemarin, ia mengurungkan niatnya."Perjuangin kakak gue, Nay. Buat Mas Haikal jatuh cinta beneran sama lo!"
last updateLast Updated : 2021-07-19
Read more

Chapter 27

Kanaya baru mengerti ungkapan yang mengatakan kalau kesakitan di dalam hati, mampu mengalahkan kesakitan fisik. Buktinya saat akan melahirkan seperti ini, ia seperti tidak merasakan sakit akibat kontraksi. Pikirannya semua tercurah pada keadaan Haikal. Ia tidak tau apa yang telah terjadi pada suaminya. Sesaat setelah ia masuk ke dalam ruang bersalin, ia tidak boleh lagi memegang ponsel. Alhasil pikirannya terus mengembara ke mana-mana. Ia membayangkan kalau suaminya itu tengah tergeletak berdarah-darah di jalanan, tanpa ada yang memberitahukannya. Memikirkan semua kengerian-kengerian itu, ia kembali berteriak histeris. Demi Tuhan, ia ketakutan!"Jangan begini, Nay. Jangan terus menyiksa dirimu dengan pikiran yang tidak-tidak. Ingat ada bayi yang harus kamu lahirkan dengan selamat. Dengar baik-baik, dengan selamat, Nay. Kamu tidak ingin terjadi sesuatu pada bayimu, bukan?" ancam dokter Kirana.Sebenarnya dokt
last updateLast Updated : 2021-07-19
Read more

Chapter 28

Kehidupan baru setelah Juang lahir, membuat kediaman mereka yang sebelumnya sepi mereka menjadi lebih semarak. Tangisan melengkingnya, aroma khas bayi di seantero rumah, hingga jemuran segala atribut bayi yang melambai-lambai di belakang rumah. Bayi tampannya juga membuat Haikal semakin betah di rumah. Setiap sore sepulang kerja, Haikal kerap mengajak Juang bercanda heboh di dalam kamar. Padahal Juang masih bayi merah yang belum bisa apa-apa. Seperti saat ini misalnya. Suara bariton Haikal terdengar hingga ke dapur. Suaminya itu tengah mengajak Juang bernyanyi. Kanaya dan Ika yang tengah mempersiapkan makan malam tertawa geli. Yang mengajari bernyanyi saja buta nada. Bagaimana ia bisa sukses mengajari Juang bernyanyi bukan?"Pak Haikal sekarang bawaannya gembira terus ya, Bu? Padahal dulu Pak Haikal galak banget lho, Bu. Boro-boro bisa melihat Pak Haikal tertawa lepas begini. Senyum aja susah." Ika yang tengah menggoreng ikan terkekeh."Ma
last updateLast Updated : 2021-07-19
Read more

Chapter 29

"Setelah Dina ketahuan berbohong, hidup kami semua berantakan, Nak." Ramli mengusap matanya yang mendadak berair. Ia sama sekali tidak mengira, kalau di usia senjanya seperti ini, ia harus mengalami cobaan berat. Semua harta bendanya habis, demi membayar biaya pengobatan istri dan anak perempuannya. Sementara semua usahanya diobrak abrik oleh keluarga Albani. Relasi-relasi dagangnya diancam. Pelanggan-pelanggannya ditikung. Sampai nama baik gerai baksonya dirusak. Sekarang ia sudah tidak mempunyai apapun lagi selain nyawa di kandung badan.Terkadang ia bahkan ingin sekali mengakhiri hidupnya. Hanya saja memikirkan istri dan anak-anaknya yang tengah sakit fisik dan sakit jiwa seperti ini, ia mencoba menguat-nguatkan diri. Hanya anak bungsunya, Vina, yang bisa membuatnya tetap waras. Walau telah dipecat dari perusahaan karena sabotase keluarga Albani, Vina tidak malu jualan bakso seperti ini di depan rumah kontrakan mereka. Vina telah diblacklist ol
last updateLast Updated : 2021-07-19
Read more

Chapter 30

Haikal tiba di rumah pukul tujuh malam keesokan harinya. Air mukanya tampak letih. Haikal memang langsung kembali ke Jakarta begitu semua persoalan di perkebunan selesai. Jadi tidak heran kalau ia tampak capek lahir batin seperti ini. Satu hal yang sangat disyukuri oleh Kanaya adalah, berhasilnya mediasi antara Haikal dengan warga. Walau warga masih tidak senang karena Haikal mengkasuskan enam orang penduduk setempat, tetapi mereka sudah memahami duduk persoalannya. Bahwa maaf memang bisa diterima. Tetapi masalah hukum harus tetap berjalan untuk menghadirkan efek jera. Dan masalah hukum, tidak bisa dicampuri oleh pihak manapun. Ada perangkat hukum khusus yang akan menindaklanjutinya.Setelah membersihkan diri dan makan malam, Haikal mengurung diri di ruang kerja. Banyak pekerjaan yang belum ia selesaikan katanya. Sesaat setelah Haikal masuk ke ruang kerja, Kanaya terus berpikir. Ia menimbang-nimbang, apakah sebaiknya ia membicarakan masalah Ghifari sekaran
last updateLast Updated : 2021-07-19
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status