Share

Chapter 27

Penulis: Suzy Wiryanty
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-19 13:22:45

Kanaya baru mengerti ungkapan yang mengatakan kalau kesakitan di dalam hati, mampu mengalahkan kesakitan fisik. Buktinya saat akan melahirkan seperti ini, ia seperti tidak merasakan sakit akibat kontraksi. Pikirannya semua tercurah pada keadaan Haikal. Ia tidak tau apa yang telah terjadi pada suaminya. Sesaat setelah ia masuk ke dalam ruang bersalin, ia tidak boleh lagi memegang ponsel. Alhasil pikirannya terus mengembara ke mana-mana. Ia membayangkan kalau suaminya itu tengah tergeletak berdarah-darah di jalanan, tanpa ada yang memberitahukannya. Memikirkan semua kengerian-kengerian itu, ia kembali berteriak histeris. Demi Tuhan, ia ketakutan!

"Jangan begini, Nay. Jangan terus menyiksa dirimu dengan pikiran yang tidak-tidak. Ingat ada bayi yang harus kamu lahirkan dengan selamat. Dengar baik-baik, dengan selamat, Nay. Kamu tidak ingin terjadi sesuatu pada bayimu, bukan?" ancam dokter Kirana.

Sebenarnya dokt

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Merah Hitam Cinta #book1   Chapter 28

    Kehidupan baru setelah Juang lahir, membuat kediaman mereka yang sebelumnya sepi mereka menjadi lebih semarak. Tangisan melengkingnya, aroma khas bayi di seantero rumah, hingga jemuran segala atribut bayi yang melambai-lambai di belakang rumah. Bayi tampannya juga membuat Haikal semakin betah di rumah. Setiap sore sepulang kerja, Haikal kerap mengajak Juang bercanda heboh di dalam kamar. Padahal Juang masih bayi merah yang belum bisa apa-apa. Seperti saat ini misalnya. Suara bariton Haikal terdengar hingga ke dapur. Suaminya itu tengah mengajak Juang bernyanyi. Kanaya dan Ika yang tengah mempersiapkan makan malam tertawa geli. Yang mengajari bernyanyi saja buta nada. Bagaimana ia bisa sukses mengajari Juang bernyanyi bukan?"Pak Haikal sekarang bawaannya gembira terus ya, Bu? Padahal dulu Pak Haikal galak banget lho, Bu. Boro-boro bisa melihat Pak Haikal tertawa lepas begini. Senyum aja susah." Ika yang tengah menggoreng ikan terkekeh."Ma

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-19
  • Merah Hitam Cinta #book1   Chapter 29

    "Setelah Dina ketahuan berbohong, hidup kami semua berantakan, Nak." Ramli mengusap matanya yang mendadak berair. Ia sama sekali tidak mengira, kalau di usia senjanya seperti ini, ia harus mengalami cobaan berat. Semua harta bendanya habis, demi membayar biaya pengobatan istri dan anak perempuannya. Sementara semua usahanya diobrak abrik oleh keluarga Albani. Relasi-relasi dagangnya diancam. Pelanggan-pelanggannya ditikung. Sampai nama baik gerai baksonya dirusak. Sekarang ia sudah tidak mempunyai apapun lagi selain nyawa di kandung badan.Terkadang ia bahkan ingin sekali mengakhiri hidupnya. Hanya saja memikirkan istri dan anak-anaknya yang tengah sakit fisik dan sakit jiwa seperti ini, ia mencoba menguat-nguatkan diri. Hanya anak bungsunya, Vina, yang bisa membuatnya tetap waras. Walau telah dipecat dari perusahaan karena sabotase keluarga Albani, Vina tidak malu jualan bakso seperti ini di depan rumah kontrakan mereka. Vina telah diblacklist ol

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-19
  • Merah Hitam Cinta #book1   Chapter 30

    Haikal tiba di rumah pukul tujuh malam keesokan harinya. Air mukanya tampak letih. Haikal memang langsung kembali ke Jakarta begitu semua persoalan di perkebunan selesai. Jadi tidak heran kalau ia tampak capek lahir batin seperti ini. Satu hal yang sangat disyukuri oleh Kanaya adalah, berhasilnya mediasi antara Haikal dengan warga. Walau warga masih tidak senang karena Haikal mengkasuskan enam orang penduduk setempat, tetapi mereka sudah memahami duduk persoalannya. Bahwa maaf memang bisa diterima. Tetapi masalah hukum harus tetap berjalan untuk menghadirkan efek jera. Dan masalah hukum, tidak bisa dicampuri oleh pihak manapun. Ada perangkat hukum khusus yang akan menindaklanjutinya.Setelah membersihkan diri dan makan malam, Haikal mengurung diri di ruang kerja. Banyak pekerjaan yang belum ia selesaikan katanya. Sesaat setelah Haikal masuk ke ruang kerja, Kanaya terus berpikir. Ia menimbang-nimbang, apakah sebaiknya ia membicarakan masalah Ghifari sekaran

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-19
  • Merah Hitam Cinta #book1   Chapter 31

    Mobilpick upbaru saja menurunkan barang-barang terakhir. Enam boxs besar berisi peralatan dapur dan barang pecah belah, diturunkan dengan hati-hati dari ataspick up.Kanaya yang tengah memasang tirai jendela menarik napas lega. Akhirnya, semua barang-barang di kediamannya dan Haikal dulu, telah diangkut semua ke rumah kontrakan ini. Ya, kini mereka mengontrak rumah. Akibat dari perseteruan hebat Haikal dengan keluarganya minggu lalu, membuat suaminya itu harus menanggalkan nama besar Baihaqi yang sudah di sandangnya selama tiga puluh lima tahun lebih. Pertikaian terjadi saat Haikal meminta izin untuk menikah ulang setelah bulan lalu permintaannya ditolak. Dan seperti yang telah mereka berdua duga, kali ini pun kedua orang tua Haikal tetap menolak. Lebih dari itu, kedua orang tua Haikal meminta Haikal memilih antara keluarga besarnya atau anak istrinya. Konsekuensinya cukup besar. Kalau Haikal memilih keluarga besa

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-19
  • Merah Hitam Cinta #book1   Chapter 32

    Seperti yang dikatakan Jihan beberapa hari lalu, kalau baru saja merintis usaha itu butuh waktu, kesabaran dan tentu saja keberuntungan. Ketiga hal itu saling terkait satu sama lain. Kanaya sudah membuktikan sendiri kebenaran kata-kata Jihan. Sudah tiga hari ini ia berjualan bakso di warung Jihan. Pada hari pertama berjualan, ia hanya mampu menjual lima mangkok bakso. Hari kedua, tujuh mangkok. Dan hari ke tiga ini sembilan mangkok sampai pukul lima sore. Penghasilannya selama dua hari ini masih jauh dari kata cukup. Ia masih terus menombok. Untungnya sisa baksonya masih bisa dijual. Setiap malam saat warung akan tutup, Pak Ramli selalu mengambil sisa dagangan. Pak Ramli akan menjual keliling sisa baksonya dengan gerobak hingga larut malam. Bila masih tidak habis juga, Vina lah yang akan menjualnya di rumah. Kanaya sangat bersyukur karenanya. Dengan begitu ia tidak akan terlalu merugi karena sisa bakso yang terbuang."Pecel ayamnya lima porsi ya? Mau menco

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-19
  • Merah Hitam Cinta #book1   Chapter 33

    Kanaya membolak balik tubuhnya dengan gelisah. Sedari di warung tadi, ia sudah tidak sabar menunggu waktu untuk menjelaskan soal ancaman Ghifari pada Haikal. Setelah Ghifari berlalu dari warung, Haikal memang tidak mengatakan apa-apa. Suaminya itu tetap ramah dalam melayani pembeli. Terhadapnya pun biasa saja. Hanya sinar matanya saja yang berubah. Ada kekecewaan yang kental di sana. Saat ia ingin menjelaskan pun, Haikal menolak. Jangan membawa-bawa masalah pribadi ke pekerjaan katanya. Kanaya baru tau kalau Haikal itu selalu bersungguh-sungguh dalam bekerja, walau apapun jenis pekerjaannya. Termasuk berdagang bakso. Pantas saja Haikal selalu sukses dalam semua bidang pekerjaannya. Haikal fokus setiap melakukan sesuatu.Suara pintu kamar mandi yang terbuka memutus lamunan Kanaya. Inilah saatnya. "Mas, sebenarnya--" Kanaya kehilangan kata-kata. Bagaimana tidak, Haikal keluar dari kam

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-19
  • Merah Hitam Cinta #book1   Chapter 34

    Dengan tangan gemetar Kanaya mencoba menelepon ayah mertuanya. Pada saat seperti ini ia sudah tidak memikirkan soal janjinya pada Haikal lagi. Semenjak keluarganya memutuskan hubungan kekerabatan, Haikal memang bertekad untuk mandiri. Haikal melarang keras segala hal yang intinya meminta bantuan pada kedua orang tuanya. Dan Kanaya pun sebelumnya telah berjanji untuk mematuhi segala larangan suaminya. Tapi keadaan sedang genting begini, mana mungkin ia diam saja saat Haikal celaka bukan? Kanaya mendesah kecewa saat panggilannya tidak tersambung. Sepertinya ponsel ayah mertuanya sedang tidak aktif. Namun Kanaya tidak yakin. Ia kembali mencoba menelepon. Siapa tau jaringan telepon ayah mertuanya sedang tidak baik. Makanya panggilan tidak masuk. Saat panggilan tetap tidak bisa terhubung, barulah Kanaya menyerah. Ponsel ayah mertuanya sepertinya memang dalam keadaan tidak aktif. Tidak

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-19
  • Merah Hitam Cinta #book1   Chapter 35

    Kanaya terus melantunkan doa dalam hati selama Haikal di operasi. Berdasarkan analisis dokter, mereka akan membuat lubang pada tulang tengkorak Haikal atau craniotomy. Tindakan ini harus dilakukan agar dokter bisa mengeluarkan cairan dari otak sekaligus pemulihan otak akibat pembekuan darah. Kabar baiknya cedera otak Haikal tidak terlalu parah. Makanya dokter hanya akan melakukan craniotomy burr holes, atau operasi yang relatif lebih kecil. Namun yang namanya operasi, tetap akan beresiko walau sekecil apapun. Apalagi ini operasi yang berhubungan dengan otak. Kecemasan Kanaya tidak terungkapkan. Sedari tadi, Kanaya duduk diam di ruang tunggu. Tafakur dalam kepasrahan pada Illahi. Menurut dokter, tindakan craniotomy ini akan memakan waktu kurang lebih dua setengah jam. Dan ia telah duduk 2 jam lebih di ruang tunggu ini. Para dokter sedang berusa

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-19

Bab terbaru

  • Merah Hitam Cinta #book1   Extra Part II

    Tiga bulan kemudian. Kanaya bernapas sesuai dengan intruksi dokter Kirana. Perutnya mulas luar biasa. Bayi-bayi yang selama sembilan bulan lebih menghuni rahimnya ini, seperti tidak sabar berebutan ingin keluar. Kanaya sampai berkeringat dingin karenanya. Rasanya baru kemarin ia melahirkan Juang, dan kini ia harus kembali melahirkan lagi. Sebenarnya Haikal menginginkannya melahirkan dengan operasi caesar. Karena menurut Haikal dan kedua mertuanya, lebih aman mengingat ia harus melahirkan dua orang bayi. Dikhawatirkan ia kehabisan tenaga atau letak bayinya sungsang dan lain sebagainya. Tetapi Kanaya bersikeras ingin melahirkan secara normal. Karena Juang juga ia lahirkan secara normal. Untungnya keinginannya itu didukung oleh dokter Kirana. Menurut dokter Kirana bayi kembar bisa dilahirkan secara normal apabila keadaannya memungkinkan. Misalnya pada saat akan dilahirkan keadaan b

  • Merah Hitam Cinta #book1   Extra Part I

    Lima bulan kemudian. Kanaya merapikan pakaian Juang yang tengah berada dalam gendongan Ika. Anak seusia Juang memang sedang aktif-aktifnya menarik-narik sesuatu. Alhasil baik pakaian Juang sendiri, atau pun pakaian orang yang menggendongnya, harus siap diacak-acak sewaktu-waktu. Pokoknya setiap ada bentuk dan warna yang mencolok, pasti akan menarik perhatian Juang. "Kalau kamu capek terus menggendong Juang, sini gantian, Ka. Kamu makan saja dulu. Tuh, makanannya enak-enak 'kan?" ujar Kanaya pada Ika. Ika kasihan melihat Ika yang ngos-ngosan karena terus menggendong Juang."Ah jangan dong, Bu. Perut Ibu sudah sebesar itu. Kasihan adek-adek bayinya kalau Ibu harus menggendong Juang. Belum lagi nanti saya diomelin Bapak." Ika nyengir. ARTnya ini sangat memahami sifat Haikal. Kandungannya kini telah memasuki bulan ke tujuh, dan ia meng

  • Merah Hitam Cinta #book1   Chapter 46(end)

    Kanaya beringsut dari kursi kafe sembari memindai jam di pergelangan tangannya. Waktu telah menunjukkan pukul 15.30 WIB. Berarti sekitar setengah jam lagi, Pak Yaman dan Bu Maryam, akan menemuinya di restaurant ini. Kemarin kedua mantan mertuanya itu meneleponnya. Bu Maryam berbicara dari hati ke hati dengannya hampir selama satu jam penuh. Bu Maryam mengatakan bahwa ia telah mengetahui jati diri Juang yang sebenarnya. Dan sebagai nenek dan kakek, mereka berdua memohon agar diperbolehkan untuk menjenguk Juang. Kedua mertuanya juga berjanji kalau mereka tidak akan berbuat macam-macam, seperti ingin merebut Juang darinya misalnya. Mereka berdua hanya ingin melihat rupa cucu kandung mereka, katanya. Dari cara berbicara Bu Maryam di telepon, Kanaya bisa menangkap satu hal. Bahwa kedua mantan mertuanya ini telah banyak berubah. Setelah tertangkapnya Ghifari dan beberapa perusahaannya dinyatakan pailit, sikap kedua mantan mertuanya ini pun ikut berubah."Apa

  • Merah Hitam Cinta #book1   Chapter 45

    "Cukup, Nay. Aku sudah kenyang."Marsya menolak suapan bubur ayam dari Kanaya. Sungguh ia tidak berselera makan sama sekali. Bayangan ia akan benar-benar kehilangan hak asuh kedua anaknya, menggentarkannya. Marsya sadar, dirinya memang gagal menjadi orang baik. Tetapi sebagai seorang ibu, ia tidak gagal. Ia berusaha mendidik Attar dan Azizah dengan baik. Mengajari ilmu pengetahuan, hingga adab dan kesopanan. Sejahat-jahatnya dirinya, sebagai seorang ibu, tetap saja ia menginginkan yang terbaik bagi kedua anaknya. Makanya Marsya sangat depresi membayangkan kalau dirinya bukan saja kehilangan hak asuh, tetapi akan dijauhkan dari anak-anak kandungnya sendiri. Demi apapun, ia tidak sanggup!"Sedikit lagi ya, Mbak? Dari tadi pagi Mbak belum makan apa-apa lho. Mbak bisa sakit yang lain nanti," bujuk Kanaya.

  • Merah Hitam Cinta #book1   Chapter 44

    Haikal berulang kali meremas jalinan tangannya di pangkuan. Saat ini ia tengah duduk gelisah di studio kecil ayah mertuanya. Ia bermaksud membawa Kanaya pulang ke rumah. Dan untuk itu tentu saja ia harus meminta izin pada ayah mertuanya. Haikal tau, tidak mudah mengajuk hati ayah mertuanya yang eksentrik ini. Bara Sudibyo, sang ayah mertua, sikapnya memang tidak bisa diprediksi. Buktinya sudah hampir satu jam ia duduk di studio ini, namun kehadirannya sama sekali tidak dianggap oleh ayah mertuanya.Sedari tadi, ayah mertuanya hanya sibuk melukis. Sesekali ayah mertuanya ini menelengkan kepala. Mengamati hasil lukisannya dari berbagai sisi. Di saat lain, ayah mertuanya akan menggerutu sendiri. Mungkin ayah mertuanya merasa hasil lukisannya kurang memuaskan hatinya. Kehadirannya sekian lama di sini hanya dianggap seperti kuas cat saja sepertinya."Mau ngapain kamu ke sini?" Bara melirik sekilas laki-laki muda di sampingnya. Selanjutnya ia ke

  • Merah Hitam Cinta #book1   Chapter 43

    Dan di sinilah sekarang Kanaya berada. Di kamar mereka berdua, dengan Haikal yang terus saja berdiri di depan jendela. Sementara dirinya sendiri duduk di ujung ranjang. Sedari dirinya tiba beberapa menit lalu, Haikal terus memandang keluar jendela. Seolah jendela-jendela di kompleks perumahan ini, lebih menarik untuk ditatap daripada wajah istrinya sendiri.Dalam keadaan masih duduk, Kanaya menatap Haikal lurus-lurus. Hampir sebulan tidak bertemu, perubahan-perubahan di diri Haikal sangat signifikan. Kepalanya sudah tampak normal. Perban yang biasa menutupi luka bekas operasinya sudah tidak ada. Begitu juga dengan luka parut di pipinya. Jika dipandang sekilas, orang-orang tidak akan tau kalau Haikal itu baru saja menjalani operasi rekonstruksi kepala dan wajah. Haikal sudah kembali gagah dan tampan seperti sebelumnya. Kecuali bila didekati dan diperhatikan dengan seksama. Maka akan tampak bekas-bekas operasi halus di sana. Hasil kerja rumah sakit ter

  • Merah Hitam Cinta #book1   Chapter 42

    Rasa adem langsung menerpa kulit Kanaya, kala ia mendorong pintu kafe. Ramainya pengunjung membuat Kanaya celingukan mencari-cari meja yang kosong. Pada hari minggu seperti ini kafe memang sedang ramai-ramainya. Sebenarnya Kanaya malas sekali harus meninggalkan warung dan juga Juang untuk ke kafe ini. Tetapi demi menguak tabir kebenaran mengapa sikap Haikal berubah 180 derajat seperti ini, Kanaya memaksakan diri ke sini juga. Safa ingin bertemu dengannya secara empat mata katanya. Makanya Kanaya penasaran sekali. Kanaya menebak, pasti ini semua ada kaitannya dengan Haikal.Kanaya memindai seantero kafe. Mencari-cari meja yang masih kosong. Pengunjung kafe hari ini sangat ramai. Tidak heran memang, mengingat ini adalah hari minggu. Hari di mana orang-orang refreshing menikmati hari libur, atau sekedar family time dengan makan bersama. Kanaya menarik napas lega kala pandangannya membentur meja yang paling pojok. Meja itu memang relatif lebi

  • Merah Hitam Cinta #book1   Chapter 41

    Ghifari memandang video-video panas yang baru saja diedit Rafly dengan tatapan puas. Sungguh ia sama sekali tidak menyangka, kalau teknologi sekarang sudah secanggih ini. Video-video panasnya dengan Kanaya semasa masih menjadi sepasang suami istri dulu, telah berganti waktu dan tanggalnya. Ia memang suka merekam aksi-aksi panas mereka dulu tanpa sepengetahuan Kanaya. Dan ia sama sekali tidak menyangka kalau kebiasaannya itu kini akan sangat berguna dalam planning-planningnya. Ia akan merebut kembali Kanaya dari Haikal tentu saja."Oke, Pak Ghifari. Semua video-video ini sudah saya edit tanggal dan jamnya. Saya yakin, tidak ada satu orang pun yang bisa mendeteksi kebenarannya." Rafly, sang peretas juga ikut tersenyum puas. Hanya saja tingkat kepuasan dua orang laki-laki ini berbeda. Jika Ghifari puas karena ia akan mendapatkan kembali mantan istrinya, maka Rafly puas karena akan mendapatkan sejumlah besar dana. Win win solution.

  • Merah Hitam Cinta #book1   Chapter 40

    Kanaya memandangi rinai hujan di depan jendela. Sesekali ia mengusap kaca jendela nako yang basah. Bulir-bulir air yang berjatuhan mewakili hatinya saat ini. Jatuh ke titik nadir. Saat ini ia berada di rumah Jihan. Entah mengapa saat mengorder taksi online tadi, ia malah mengetik alamat Jihan, alih-alih orang tuanya. Mungkin ia merasa malu karena rumah tangganya kembali bermasalah. Makanya alam bawah sadarnya mencari perlindungan pada Jihan. Sebagai sesama wanita yang gagal dalam berumah tangga, setidaknya Jihan pasti sangat memahami keadaannya saat ini.Dugaan Kanaya tepat. Jihan sama sekali tidak heboh dan menginterogasinya saat melihat kedatangannya malam-malam. Istimewa dengan keadaan yang seadanya. Kanaya memang hanya sempat membawa dompet dan ponsel, selain baju yang melekat di badan. Itu pun karena dua benda tersebut kebetulan ada di saku celananya.Saat ia datang dalam rinai hujan, Jihan dengan luwes

DMCA.com Protection Status