Home / Fiksi Remaja / Dilema Cinta / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Dilema Cinta: Chapter 11 - Chapter 20

41 Chapters

Lebih Rajin

Sesampainya Tya di rumah.“Assalamu’alaikum.” kebiasaan salam Tya ketika masuk rumah, walau Tya menyadari bahwa di rumah tadak ada orang.“Loh ko, gak dikunci ne rumah,” gumam Tya dalam hati. Tya pun masuk rumah dan ternyata memang pintu sudah dibuka Kak Andi.“Ty, kamu udah pulang,” sapa Kak Andi saat melihat Tya.“Kak Andi udah pulang? gimana mamah? Mamah sendirian di rumah sakit?” tanya Tya khawatir akan keadaan Bu Mirna.“Mamah udah diijinin pulang, rawat jalan di rumah," jawab kak Andi.“Alhamdulillah, syukurlah."  Tya sembari mengusapkan kedua telapak tangannya kewajah tanda bersyukur. “Mamah sekarang dimana?” lanjut Tya.“Ada noh, di kamar sedang istirahat. Jangan diganggu Ty!” ucap kak Andi.“Mo nengokin mamah bentar doang,” jawab Tya sambil menuju ke kamar mamahnya.Bu Mirna sedang tertidur. Tya tak membang
Read more

Hujan Dadakan

Di halaman samping Rendra melihat ring basket, jiwa olahraganya Rendra timbul ingin memainkannya.“Bola basketnya mana Ty? Boleh dong aku mencoba basketan,” pinta Rendra.“Bentar, tanggung neh.” Tya sedang membawa sekranjang pakaian yang baru dicuci tadi untuk dijemur. Lalu Tya lanjut menjemur baju.“Sini tak bantu, biar cepet. Aku dah lama banget gak main basket.” Rendra sambil membantu menjemur pakaian yang dibawa Tya untuk dijemur.“Udah, malu tau. Kalo ada dalemannya gimana? Kamu ngambil yang baju-baju aja. Biar yang kecil aku yang jemur.”“Rebes bosque,” kata Rendra sambil memeras pakaian dan mengibas-ngibaskan ke arah Tya sehingga Tya kena cipratan baju yang masih basah.“Ih, rese.... Mau ngebantuin apa mau ngejailin?” kata Tya agak kesal karena kena cipratan. “Neh gantian,” lanjut Tya sambil melakukan yang sama kepada Rendra.Merekapun bercanda
Read more

Memo Sang Korektor 1

Suasana di kelas saat mata pelajaran matematika cukup tenang. Pak Cipto selaku guru pengampu banyak kegiatan atau kesibukan sehingga beliau meminta para siswanya untuk mengkoreksi ulangan kemarin yang tak sempat ia koreksi sendiri.“Maaf anak-anak, bapak minta tolong koreksikan ulangan kemarin yah,” ucap Pak Cipto.“Ani, tolong dibagi dan pastikan yang mengkoreksi bukan punya sendiri,” perintah pak cipto kepada Ani yang memang tempat duduk Ani paling depan, berhadapan dengan meja Guru.Lembar ujian pun sudah dibagi dan dipastikan tidak ada yang mengkoreksi ujiannya sendiri, sedangkan akP Cipto mulai menulis kunci jawaban di papan tulis.Dan semua anak pun mengkoreksi lembar ujian temannya yang ada di hadapannya masing-masing. Tak disangka Rendra mengkoreksi lembar ujian milik Tya, tanpa berfikir panjang Rendra pun menulis nomor ponsel dia di kertas lembar ujian Tya dan berharap Tya menghubunginya.“Kalau sudah, tolong
Read more

Sang Korektor 2

"Udah, itu takutnya infeksi loh." Rendra memapah Tya masuk ke dalam klinik. Bola mata Tya seakan ingin keluar dari tempatnya, terkejut akan sentuhan Rendra pada dirinya. Namun, Tya hanya bisa berguman dalam hati, "Lebai banget seh." "Dah, ah... sudah twrlanjur ke sini, jadi sekalian diobati," lanjut guman Tya dalam hati. Tya pun mulai diobati disalah satu ruangan perawatan, karena luka yang diderita Tya hanya luka ringan, sehingga setelah selesai pengobatan dapat langsung pulang. Namun, sebelumnya Rendra menebus resep yang diterimanya dari dokter dan menebusnya di aoptik klinik tersebut. "Berapa tadi total biayanya?" "Mau apa emang? mau ganti?" Tya hanya manyun, dan memutar kedua bola matanya. Renda yang melihat tingkah Tya seperti itu tersenyum dan mencubit lembut hidung Tya. "Udan, jangan cemberut. Tambah manis tau, aku bisa diabetes hahahaa," Tya menjawab dengan balasan memukul pundak Rendra beberapa kali, pada akhirnya Rendra menangkis dan memegang tangan Tya. Kedua pasang
Read more

Digit Angka

Seperti biasa, seusai makan malam Tya melakukan rutinitasnya sebagai pelajar yakni belajar. Setelah ia duduk di meja belajarnya, Tya pun mulai membuka catatan baik yang telah dijelaskan guru hari ini di sekolah, maupun membaca sekilas materi berikutnya. Teringat akan hasil ujiannya tadi, Tya membukanya lagi. Mencocokkan hasil yang ia kerjakan dengan catatan yang ada. Baik yang masih salah atau pun sebaliknya. Terkejut, ia melihat nama Rendra sebagai korektor, yang mengkoreksi ujiannya. Seakan ada digit angka yang aneh di sisi pijok kiri bawah. Beberapa digit angka berjejer, berjumlah 12 digit. Tak perlu berfikir keras, Tya sudah menyangka itu adalah nomor ponsel. Ya, punya siapa lagi kalau bukan sang korektor.Reflek Tya beranjak dari kursinya, sambil membawa kertas ujiannya menuju tempat tidurnya dan ia pun duduk di tepi ranjang, kemudian menyambar ponsel yang tergeletak di atas nakas. Tya langsung memasukkan digit-digit angka pada ponselnya, dengan nama kontak Rese.Seusai ia meny
Read more

Book Store

Hari minggu yang cerah seperti minggu-minggu yang lalu tya pasti jalan-jalan bersama kedua sobatnya, tapi setelah mamahnya sakit tya pergi jalan-jalannya setelah selesai membantu mamahnya beberes rumah.Tttttt...tttt.. (HP tya bergetar, Tya jarang meng-on kan bunyi HP-nya)“Ty, udah beres belum kerjaan bi iyemnya?” ujar Dewi yang tau setelah mamah tya pulang dari rumah sakit sekarang Tya lebih rajin membantu mamahnya.“Udah, ne baru aja rampung.” jawab Tya“Ty, motor bokap gue dibawa. Abang gue juga semalem nginep dirumah temennya belum pulang. Gimana neh? Loe ada motor gak? Nanti gue yang nebeng Lusi, gantian masa loe aja yang nebeng.” ujar Dewi“Ok, ntar tak coba pinjem kak Andi. Mudah-mudahan motornya kaga dipake.” kata tya“Langsung katemu aja di Toko buku aja dah, ntar jadi gak bolak-balik” saran Dewi“Ok, tak mandi dulu terus siap meluncur” Tya sembari mematikan hubungan teleponSaat akan beranjak mandi tiba-tiba ada panghilan dari Rendra“Hai ty, minggu ini ada acara gak? Jalan
Read more

Sholat Berjamaah

Merekapun pun beranjak keluar dari book store dan menuju mushola terdekat. Entah mengapa Rendra belum melaksanakan sholat dzuhur menunggu Tya yang belum selesai berwudhu.“Ayo, sholat bareng. Berjamaah pahalanya kan lebih gede, coba pikir 21° banding 1° . Kan lumayan selisihnya, ayo tak tunggu disini sana pake mukena” ucap Rendra setelah mendapati Tya selesai berwudhu.“hmm..” jawab Tya antara bingung tapi memang ada benarnya juga apa yang dikatan Rendra pikir Tya.Tya mengambil mukena yang memang disediakan dimushola tersebut dan mengatur shaf dibelakang Rendra. Mereka pun memulai melaksanakan sholat dzuhur berjamaah.Selesai sholat berjamaah mereka mulai khusyuk berdo'a kepada Allah SWT sang pencipta. sampai akhirnya mereka menyudahi do'a yang dipimpin Rendra. Setusai berdo'a Rendra menoleh kebelakang sembari mengulurkan tangannya.“Hei,” Rendra masih dalam posisi takhiyat akhir mengulurkan tangannya minta bersalaman.“Eh, iya” Tya kaget dan canggung bersalaman dengan Rendra sehabis
Read more

Memory Hujan

Cukup lama hujan turun dengan derasnya, membuat mereka terjebak didepan ruko cukup lama juga. Tetapi karena adegan gandengan tangan tadi membuat mereka canggung dan sama-sama diam seribu kata. Hingga akhirnya ada petir dan tya terkaget.Duuuuuaarrrr..... (suara petir)“Astagfirullah, kaget gue.” Tya dengan reflek memegang tangan Rendra“Tadi aja gak mau digandeng, pake minta dilepas. Eh sekarang malah megang tangan gue keceng banget loe Ty. Betapa gemasnya gue melihat tingkah lucu mu ty. Kapan loe nyadar kalo gue suka sama loe. Eh, suka? Apa ia aku suka sama tya?” pergolakan hati renda dalam kalbunya“Ehemm, tadi minta dilepas gue gandeng loe. Eh sekarang loe megang kenceng banget. Seperti gak mau kehilangan gue?" ledek plus sindiran Rendra kepada Tya"Eh, maaf. Gue kaget. Itu serem ngeliat kilatan petir tadi.” Tya yang sekarang malah ngumpet dibelakang Rendra.“Udah, sini.” Rendra menggandeng Tya, dan membuatnya nyaman.“Ih, awas-awas. Sana, jangan deket-deket” Tya mendorong Rendra u
Read more

Foto Close-Up

Dika kembali kewarung tenda mie ayam milik bokapnya dengan keadaan basah kuyup. Dika mengejar Tya karena dompet Tya tak sengaja tertinggal dibangku panjang warungnya. Dika mengejar Tya ka toko buku G***edia karena tadi Tya bercerita baru dari sana. Tapi saat mau menuju kesana betapa shocknya Dika melihat Tya memeluk Rendra.Flash back onPertama memang Dika mengira Rendra mencari kesempatan dalam kesempitan, tetapi apa yang dilihatnya bahwa Tya sendiri yang menghampiri Rendra dan memeluknya.Dika memang tidak tahu kejadian yang sebenarnya, Dika pikir Tya menyukai rendra. Setiap kaum hawa pasti terhipnotis oleh ketampanan Rendra, bahkan kalau mereka tau Rendra orang tajir plus rajin ibadah bisa pada klepek-klepek dah. Itu yang ada difikiran Dika“Sakit, sakit ty. kalian berduaan didepan ruko sembari berpelukan. Sakit sekali hati ini bak tersayat-sayat silet. Sakit sekali” Dika memandang Tya berdua dengan Rendra didepan ruko dari kejauhan dan kehujanan.“Memang sudah tak ada harapan bag
Read more

Api Cemburu

Entah kenapa saat kejadian kemarin diwarung mie ayam Pak Rinto alias warung milik bokapnya Dika, Dika seakan sinis tingkahnya kepada Rendra.Memang Dika sudah lama mengincar Tya dan sempet beberapa kali mengungkapkan perasaannya dan Tya cuman menganggap Dika tak lebih dari sekedar sahabat. Tapi Dika masih mengharapkan Tya, baginya Tya adalah pujaan hatinya sekaligus cinta pertamanya.Entah lagi salah minum obat atau lagi kesurupan apa itu si Dika tumben dah berangkat pagi dan duduk manis ditempat duduknya. Selain sering terlamat juga dia biasanya suka bikin heboh kelas dengan banyolannya. Misalkan saja suka ngelawak dan ceplas-ceplos kalo liat situasi didalam kelas pasti dia komen.Seperti kala itu si Adi temen sekelasnya sedang makan dikelas dikagetinnya ampe kesedak. Dan si Puji dijailinnya, Dika iseng melihat warna cela*a dal*m Puji dengan kaca yang ditempelkan diujung sepatunya dan Puji memukul Dika sampe dia ampun-ampun dan sempet benjol pula itu jidatnya Dika. Terus kalau ada an
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status