Beranda / Romansa / Oh, My Grim / Bab 61 - Bab 70

Semua Bab Oh, My Grim: Bab 61 - Bab 70

164 Bab

Memutuskan Pilihan

Jadi, bagaimana? Otak bagian kiri Chloe bertanya.Udah jelas ajakan Juan lebih menarik—bukan menarik, tapi lebih membantu dibanding dengan ajakan Sam yang sebenarnya dia sendiri juga ngga yakin akan mencari buku itu di mana, jawab otak bagian kanan. Tapi, gimana dengan perihal ‘ngga akan dekat-dekat lagi dengan Juan’? Karena menerima ajakan Juan itu sama saja dengan mendekatkan diri lagi padanya. Iya, sih, tapi buku itu penting juga. Demi bisa menghadapi ujian minggu depan.Ocehan kedua sisi otaknya akhirnya berhenti.
Baca selengkapnya

Bertemu Para Petinggi

“Jadi dari tiga orang yang masuk daftar cadangan, cuma Chloe aja yang akhirnya berkesempatan untuk jadi anggota himpunan, Pak.” jelas Sam di tengah keseriusan Juan melihat daftar nama anggota himpunan periode baru. “Saya kurang tau apa alasannya, tapi dua orang lainnta ngga temuin saya sama sekali.”Juan mengangguk samar. Menutup daftar nama yang sebelumnya dia lihat, lalu dikembalikannya lagi pada Sam. “Oke. Semoga semuanya bisa bekerja dengan baik.”“Iya, Pak,” sahut Sam dimana matanya tak sengaja menemukan lembaran esai milik Chloe di tumpukan paling atas buku-buku Juan yang berada di atas meja. “Bapak udah baca esai Chloe?”Juan berpaling dari laptop di depannya. Refleks matanya meluncur menuju esai ya
Baca selengkapnya

Candaan Ala Juan

Sebuah bus keliling Seirios berhenti tepat di depan halte gerbang utama. Bersama dengan dua orang lainnya, Chloe turun, lalu lanjut melangkah keluar pintu gerbang. Jarang ada mahasiswa yang turun di halte ini kalau bukan karena ingin pergi ke luar kawasan Seirios. Ini pun juga baru pertama kalinya buat Chloe, karena selama tinggal di asrama, dia memang belum pernah pergi keluar—maksudnya, benar-benar keluar sendiri atau bersama Grace juga lainnya, ke tempat mana pun di luar Seirios, dengan menggunakan bus keliling—karena kalau menggunakan mobil, sudah pasti Chloe pernah, yaitu sewaktu Tuan Edgar menjemputnya pulang ke rumah dan juga … tentu saja, sewaktu mobil dua miliar Juan mengantarnya pulang ke asrama. Serta saat ini, saat mobil yang serupa tengah melaju pelan melewati gerbang utama yang terbuka lebar lalu berhenti tepat di depan Chloe. Beruntung sedang tidak ada teman-teman pe
Baca selengkapnya

Chloe Bukan Satu-satunya

Masih terlalu terkejut, tapi Chloe mengiakan perkataan Juan dengan anggukan kepala. “Good,” balas Juan. “Ayo turun.”Juan turun dari mobil terlebih dahulu. Disusul Chloe yang pikirannya masih melayang di sekitar mobil. Bertanya-tanya siapakah ‘dia’ yang dimaksud oleh Juan? Jadi, yang mengetahui identitas Juan sebagai grim reaper bukan cuma Chloe? Memang Chloe tidak pernah bertanya apakah ada manusia lain yang mengetahui identitasnya atau tidak, tapi mengetahui jika Chloe bukan satu-satunya orang yang tahu, entah kenapa terasa tidak terlalu menyenangkan.Tunggu,
Baca selengkapnya

Informasi Baru Tentang Juan

“Kapan itu tepatnya? Aku lupa.” Nathan bertanya pada Juan. Barulah Juan berganti posisi menyilangkan lengan di depan dada. Satu kakinya juga diturunkan.“Udah terlalu lama buat diingat,” jawab Juan tidak membantu.“Ah, begitu,” sahut Nathan. “Yang pasti saat aku masih berumur delapan tahun.”Delapan tahun? Chloe terperanjat dalam diam. Kedua orang tua Nathan meninggal dan dijemput oleh Juan sewaktu dia berumur delapan tahun dan sekarang dia sudah setua ini? Maksud Chloe, memangnya Juan sudah menjalankan tugasnya sebagai grim reaper sejak kapan? Jujur saja memang tidak pernah terpikirka
Baca selengkapnya

Pertanyaan Kritis Chloe

Chloe mengeratkan cengkeraman tangannya pada pinggiran buku yang diletakkan di atas kedua paha. Kedua mata besarnya melekat pada mata Juan. Sebenarnya Juan menunggu tanggapan dari Chloe, tapi perempuan itu hanya terdiam sambil terus menatap. Dari sanalah Juan tahu bahwa pembahasan ini tampaknya terlalu berat baginya.“Tapi Bapak sama sekali ngga kelihatan tua,” komentar Chloe pada akhirnya. Nada suaranya melemah.Juan tersenyum tipis. “Karena fase kehidupan manusia ngga berlaku di malaikat maut, Chloe,” jawabnya. “Kami semua stuck di fase terakhir kami.”“Memangnya apa fase terakhir Pak Juan?” tanya Chloe segera. "Kenapa bisa
Baca selengkapnya

Kucing Jantan dan Kucing Betina

Dia adalah sosok wanita berkemeja biru yang membuat Chloe kehilangan kosakata untuk mendeskripsikan bagaimana rupanya. Jadi, penggambaran yang muncul di kepalanya hanyalah bahwa dia memiliki semua ciri-ciri fisik yang diinginkan oleh banyak perempuan. Chloe rasa itu cukup.Si Wanita Berkemeja Biru itu tampak sedang mengobrol berdua dengan Nathan. Tingginya yang hampir menyamai Juan, membuat Nathan juga hanya sepantaran dengan bahunya. Sesekali tersenyum dan tertawa, dimana dua hal itu menjadi semacam nilai tambah di wajahnya yang begitu natural. Tanpa riasan berlebih, tapi tetap terlihat cantik. Entah bagaimana dia melakukannya, karena kenyataannya Juan berhasil dia taklukkan. Chloe kembali menghadap Juan. Bertanya-tanya kapan kesadaran lelaki ini akan kembali?“Pak Juan?”
Baca selengkapnya

Keterlaluan

“Udah siap semua, ya?” tanya Juan pada seorang pegawai toko Nathan yang baru saja memasukkan sebuah kardus besar di dalam bagasi mobilnya.“Udah, Pak.”“Oke, terima kasih.”Juan menutup pintu bagasinya, lalu menghampiri Raline yang sudah menunggu di samping pintu mobil. Baru kali ini Juan merasa canggung di hadapan seorang perempuan. Saking canggungnya, sampai kedapatan beberapa kali mengelak sorot mata Raline. Bagaimana tidak canggung ketika akhirnya berkesempatan bertemu kembali dengan seseorang yang sudah dia nantikan sejak berabad-abad yang lalu? Meskipun Raline tidak bisa mengingat bagaimana dirinya yang dulu dan bahkan juga tidak ingat siapakah Juan sebenarnya, tapi menemukan wajahnya lagi saja sudah cukup bagi Juan. Rasa rindunya beserta rasa bersalahnya selama ini pasti ak
Baca selengkapnya

Chloe Juga Perempuan

Alunan nyanyian live music di dalam The Greek’s Cafe semakin membuat suasana malam hari semakin sempurna. Terlebih untuk kali ini Juan tidak datang sendiri. Ada sosok perempuan yang menemani. Duduk tepat di hadapannya tanpa ada penghalang apa pun. Tidak lagi Juan bersusah payah memperhatikan dari jauh. Sebetulnya alasan Juan selalu datang ke kafe ini adalah karena letaknya yang berseberangan dengan butik milik Raline, sehingga Juan bisa terus memperhatikan perempuan itu. Dari sanalah Juan tahu kapan Raline datang untuk membuka butik, juga kapan dia menutup butik, dan pulang. Meski begitu, Juan tidak sampai mengikuti Raline hingga ke rumah, karena melihatnya berlalu-lalang di dalam butik pun sudah cukup bagi Juan. Lagi pula, Juan tidak ingin Raline berpikiran macam-macam
Baca selengkapnya

Lelah

Sebenarnya Juan tidak ingin menjadikan masalah ini semakin rumit, tapi Juan merasa butuh informasi pendukung terkait keberadaan dan keadaan Chloe sekarang. Jadi, di sela-sela perhatiannya yang terpusat pada jalan di depan, dengan terpaksa Juan memutuskan untuk menghubungi Grace. Sayangnya, baik Chloe maupun teman sekamarnya itu, keduanya sama-sama mengabaikan teleponnya. Sampai di usahanya yang entah sudah kesekian kali, Grace akhirnya mengangkat telepon darinya. Juan sangat berterima kasih akan hal kecil semacam itu.“Grace!” seru Juan agak kencang. Sengaja mengubah mode teleponnya menjadi loudspeaker dan diletakkan di kursi sebelah kemudi. Membiarkan kedua tangannya bergerak lincah di atas setir mobil.“Hei, Pak Juan, eh, malam,”
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
17
DMCA.com Protection Status