Semua berkas pengajuan gugatan cerai, sudah masuk ke pengadilan. Kini, aku hanya menunggu jadwal sidang saja. Seperti biasa, aku menjalani kehidupan sehari-hari dengan perasaan yang jauh lebih tenang. Namun, lebih banyak meluangkan waktu untuk anak-anak. “Pabrik, biar Bapak yang urus semuanya, Nia. Buat kerjaan sehari-hari juga. Biar Bapak tidak suntuk. Daripada harus ternak sapi, Bapak sudah lelah. Masalah hasil, terserah kamu saja, yang penting, adikmu Fani bisa bayar kuliah lancar,“ pinta Bapak pada suatu sore. “Ya Allah, Pak. Tidak usah itung-itungan gitu, lah. Bapak mau kasih berapapun juga, aku terima. Bapak tinggal ambil saja untuk keperluan. Yang penting buatku, kalian hidup tidak kekurangan,“ jawabku. Bapak mengangguk saja. Hari-hari menunggu panggilan sidang, aku menjadi semakin gugup. Takut, bila Mas Agam da
Terakhir Diperbarui : 2021-12-20 Baca selengkapnya