Home / Romansa / ARFESO / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of ARFESO: Chapter 21 - Chapter 30

94 Chapters

21

Rumah Ashima terasa sangat ricuh dan ramai bagaikan tempat pengungsian. Teman-temannya menjadikan rumah Ashima serasa milik sendiri. Tempat sampah di ruang tamu rumah Ashima terlihat tidak dapat menampung lagi makanan.Keempat gadis terlihat asik menggenggam benda persegi masing-masing. Salah satu gadis ingin mengambil segelas air di meja ruang tamu, namun terbatalkan ketika melihat tempat sampah yang sangat penuh.Dia berjalan menuju teman terdekatnya dari SD dan menarik- narik rambut. Ketika temannya terlihat mengabaikannya dia berpindah sasaran. Dia menjepit kedua ujung mata temannya dan berhasil."Buang sampahnya, Raf." titah sang gadis  mengawasi apakah akan terlaksana atau terabaikan.Sang gadis yang melihat bahwa temannya masih nyaman pada posisinya tanpa beranjak. Dengan terpaksa dia mengumpulkan tenaga menyeret sang teman menuju tempat sampah. Setelah sampah yang berada di luar dimasukkan. Di
Read more

22

Ashima membersihkan diri sehabis bersama teman-temannya, lalu mempersiapkan peralatan sholat. Setelah selesai merapikan ruang tamu kini gantian Felicia yang membersihkan dirinya.Ashima masih menunggu adzan maghrib, sembari mempersiapkan bahan - bahan makan malam mereka berdua.Setelah adzan maghrib berkumandang, Ashima segera menuju ke kamar untuk menunaikan sholat. Felicia menuju dapur untuk memasak makan malam mereka.Tepat saat Ashima menuruni tangga dari dapur telah tercium aroma masakan. Felicia dan Ashima menikmati makan malam mereka dengan tenang.Setelah makan malam Felicia merapikan beberapa barang yang dia bawa. Ashima mengembalikan tatanan buku yang berantakan selama ujian akhir semester.Setelah selesai dengan kegiatan makan malam dan menata barang kini mereka bersiap menuju alam mimpi.Sabtu pagi terlihat salah satu keluarga terdengar ricuh oleh perdebatan ka
Read more

23

Mau, Mi." ucap Arkan antusias."Dasar bucin." gumam Abi dalam hati."Felicia dan anak kecil dengan rambut tegak itu nggak pernah lepas. Tapi, nggak tau kalau udah remaja ini gimana. Felicia dari kecil selalu peluk boneka kemana-mana." ungkap Umi Khaliza memberikan 2 fakta masa kecil Felicia."Emang kak Feli mau beneran sama abang? Kapan abang sama kak Felicia?" tanya Ayra yang sedari tadi menyimak dengan menopang kepala."Nah, betul itu. Kapan kamu jadian sama Felicia?" tanya Abi Dalwyn penasaran."Dari hari ketiga ujian akhir semester dan Felicia cuma bilang biarin kaya air yang mengalir." jelas Arkan kepada kedua orang tuanya."Bi, jangan - jangan Felicia trauma kehilangan seseorang? Atau kalau nggak, lagi ada masalah tapi dia pendam?" bisik Umi pada Abi dengan sangat pelan agar tak didengar Arkan dan Ayra. Abi hanya membalas dengan mengangkat bahu sebagai tanda
Read more

24

Felicia menepuk jidatnya setelah mengingat bahwa pemilik nomor tersebut adalah Arkan. Dia membuka aplikasi whatsapp lalu membalas pesan serta menyimpan nomor Arkan.  Arkan | Fel| Feli| FeliciaFelicia Ananta |Ya? Arkan| Boleh tanya? Felicia Ananta| Boleh|Tapi---Arkan| Tapi? Kenapa? Felicia Ananta | 1 huruf dalam pertanyaan seharga 2000|Deal? Arkan| No| Tapi sebagai gantinya ada yang lebih Felicia Ananta | Apa? Arkan| Rahasia | Tunggu waktu yang tepat, sayangFelicia Ananta| Geli| Jadi tanya atau nggak? Arkan| Jadi| Kenapa loe di rumah Ashima? Felicia Ananta | DoraArkan| MaksudnyaFelicia Ananta| KepoA
Read more

25

Setelah makan malam selesai Felicia langsung menuju ke kamarnya dan menata barang yang dibawa pada hari minggu saat di Gereja.Saat Felicia ingin bersandar di ujung tempat tidur tertunda oleh suara ketukan pintu.Tok...Tok...Tok... “Felicia boleh opa masuk?" tanya sang opa meminta izin kepada cucunya apakah menganggu atau tidak."Masuk aja opa nggak dikunci," jawab Felicia mempersilakan.Opa Adriel memutar knop pintu setelah mendengarkan suara sang cucu yang berada di kamar. Felicia sekilas merapikan tempat tidurnya setelah menjawab sang opa.Opa Adriel menuju ke tempat tidur Felicia dan duduk di ujung tempat tidur dengan Felicia yang duduk menyilang bersandar dinding."Gimana sekolahnya Feli? Mau ujian ya?" tanya Opa Adriel."Baik, Opa. Dalam hitungan bulan ntah 1 bulan atau 2 bulan akan ujian. Felicia moh
Read more

26

Senin pagi Felicia berbeda dengan biasanya. Minggu lalu dia bisa berkumpul bersama teman-temannya walaupun sebentar karena mengambil sedikit waktu sebelum upacara.  Hari ini dia harus segera menuju ke ruang guru. Dia menuju ruang guru atas perintah dari salah satu bu guru mata pelajaran IPA yang tak lain Ilmu Pengetahuan Alam.  Felicia mencari keberadaan bu Dinda namun saat ingin membuka pintu dia mendapatkan notifikasi dari sang guru yang memanggilnya.  WhatsappBu DindaFelicia tolong kamu ke kelas 7 terlebih dahulu untuk meminta buku PR mereka.  Felicia segera membuka notifikasi dari bu Dinda untuk menanyakan kelas 7 apa yang dimaksudkan.  Anda| Selamat pagi, bu. |Maaf, bu. Kelas 7 mana yang ibu maksud?Bu Dinda| 7F sampai 7I Anda| Baik, bu Felicia baru menginga
Read more

27

 Felicia menuju kelas 9A untuk mencari Mark, namun tidak ada. Setelah mencari Mark, dia beralih menuju kelas 9G. Dia memunculkan sedikit kepalanya, namun nihil.  Setelah mencari keberadaan orang yang dicari tidak ada, dia melanjutkan langkah memberikan lembar jawab. Saat Felicia ingin menaiki tangga menuju kelas unggulan, dia tidak sengaja berpapasan dengan Leo dan Rey.  "Mau kemana?" tanya Felicia, dengan mata fokus mencari lembar jawab milik Leo dan Azuba.  "Main sama yang lain di kantin," jelas Rey.  "Jangan dulu, gue minta tolong kasih lembar jawab ke Azuba dan kelas 7U." pinta Felicia, setelah memberikan lembar jawab milik Leo.  Leo menerima lembar jawab milik Azuba dan kelas 7 unggulan, lalu menarik paksa Rey. Rey hanya memasang wajah datar saat ditarik oleh Leo.  Felicia menuruni tangga dan menuju ke samping t
Read more

28

 Dia kembali fokus terhadap Pak Gozan dan Pak Goliath. Satya menyandarkan pinggangnya pada kursi lalu meletakkan tangganya dibelakang pinggang Felicia.  "Sampai dihukum gara-gara dikira pacaran terus kunjungan ruang konseling gue suruh traktir sampai waktu pendaftaran SMA," tegur Felicia berbisik.  "Gampang," celetuk Satya.  Satya mempertahankan posisinya, sedangkan Felicia kini sudah menopang kan kedua dagunya.  "Tukang gampangin," cibir Felicia.  " Emang," goda Satya. Dia merasa ingin mencubit bibir, pipi, ataupun hidung ketika Felicia sedang mode kesal dan gemas terhadap sesuatu, namun takut ketika mendadak mode singa kutub.  Satya terkadang menyebut singa kutub untuk Felicia, karena terkadang galak dan dingin. Tetapi saat mode seperti masa kecil dia menyebut Leci. Terlalu banyak julukan yang mendadak muncul maupu
Read more

29

Sekumpulan anak kelas 9 yang terdiri dari berbagai kelas berkumpul bersenda gurau sebelum waktu pertempuran menuju jenjang selanjutnya mereka dimulai.  Cewek-cewek menempatkan diri di samping kolam ikan dekat kantin sambil bermain dengan anak batita pemilik kantin.  Bara,Mark,Faza,dan Reza berada di kantin tengah untuk memudahkan mengawasi keadaan dengan sesekali bergantian menuju ke kolam ikan bermain dengan anak pemilik kantin samping kamar mandi ataupun bersama kumpulan manusia es.  Kumpulan manusia es (Leo, Rey, Revan,  dan Tino) memilih duduk tenang bersama buku di kantin samping parkiran sepeda dengan di sisi kanan adalah UKS.  Rafael, Satya, Asif, dan Zacky selalu menggoda siswa-siswi dengan dengan menirukan suara setan. Zacky meminta tolong pada Felicia untuk memesankan es kesukaannya karena kerongkongannya terasa bak di padang pasir.  Felici
Read more

30

Selama class meeting siswa-siswi SMP Negeri 1 Samudera dipulangkan lebih awal. Felicia dan Reza berkeliling bersama supir keluarga Reza untuk menemani mencari barang-barang dan snack yang sekiranya keponakan Reza suka.  Saat tiba di rumah Reza Felicia disambut hangat oleh keluarga Reza dengan keponakan Reza yang memanggil Reza namun memeluknya erat.  "Yang Reza siapa yang dipeluk siapa," cibir Reza kepada kedua ponakannya.  "Kalau peluk om nggak enak kayak monster." ucap Eka dengan tangan seperti ingin mencakar Reza.  "Tapi nggak jadi monster soalnya dikasih hadiah sama om." imbuh Ika dengan melipat kedua tangan.  Eka dan Ika adalah keponakan kembar sepasang dari kakak Reza satu-satunya. Eka dan Ika berusia 5 tahun. Eka secara diam-diam mengintip paper bag dan kantong plastik yang dibawa Reza.  Reza yang merasakan paper b
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status