Felicia menuju kelas 9A untuk mencari Mark, namun tidak ada. Setelah mencari Mark, dia beralih menuju kelas 9G. Dia memunculkan sedikit kepalanya, namun nihil.
Setelah mencari keberadaan orang yang dicari tidak ada, dia melanjutkan langkah memberikan lembar jawab. Saat Felicia ingin menaiki tangga menuju kelas unggulan, dia tidak sengaja berpapasan dengan Leo dan Rey.
"Mau kemana?" tanya Felicia, dengan mata fokus mencari lembar jawab milik Leo dan Azuba.
"Main sama yang lain di kantin," jelas Rey.
"Jangan dulu, gue minta tolong kasih lembar jawab ke Azuba dan kelas 7U." pinta Felicia, setelah memberikan lembar jawab milik Leo.
Leo menerima lembar jawab milik Azuba dan kelas 7 unggulan, lalu menarik paksa Rey. Rey hanya memasang wajah datar saat ditarik oleh Leo.
Felicia menuruni tangga dan menuju ke samping t
Dia kembali fokus terhadap Pak Gozan dan Pak Goliath. Satya menyandarkan pinggangnya pada kursi lalu meletakkan tangganya dibelakang pinggang Felicia."Sampai dihukum gara-gara dikira pacaran terus kunjungan ruang konseling gue suruh traktir sampai waktu pendaftaran SMA," tegur Felicia berbisik."Gampang," celetuk Satya.Satya mempertahankan posisinya, sedangkan Felicia kini sudah menopang kan kedua dagunya."Tukang gampangin," cibir Felicia." Emang," goda Satya. Dia merasa ingin mencubit bibir, pipi, ataupun hidung ketika Felicia sedang mode kesal dan gemas terhadap sesuatu, namun takut ketika mendadak mode singa kutub.Satya terkadang menyebut singa kutub untuk Felicia, karena terkadang galak dan dingin. Tetapi saat mode seperti masa kecil dia menyebut Leci. Terlalu banyak julukan yang mendadak muncul maupu
Sekumpulan anak kelas 9 yang terdiri dari berbagai kelas berkumpul bersenda gurau sebelum waktu pertempuran menuju jenjang selanjutnya mereka dimulai.Cewek-cewek menempatkan diri di samping kolam ikan dekat kantin sambil bermain dengan anak batita pemilik kantin.Bara,Mark,Faza,dan Reza berada di kantin tengah untuk memudahkan mengawasi keadaan dengan sesekali bergantian menuju ke kolam ikan bermain dengan anak pemilik kantin samping kamar mandi ataupun bersama kumpulan manusia es.Kumpulan manusia es (Leo, Rey, Revan, dan Tino) memilih duduk tenang bersama buku di kantin samping parkiran sepeda dengan di sisi kanan adalah UKS.Rafael, Satya, Asif, dan Zacky selalu menggoda siswa-siswi dengan dengan menirukan suara setan. Zacky meminta tolong pada Felicia untuk memesankan es kesukaannya karena kerongkongannya terasa bak di padang pasir.Felici
Selama class meeting siswa-siswi SMP Negeri 1 Samudera dipulangkan lebih awal. Felicia dan Reza berkeliling bersama supir keluarga Reza untuk menemani mencari barang-barang dan snack yang sekiranya keponakan Reza suka.Saat tiba di rumah Reza Felicia disambut hangat oleh keluarga Reza dengan keponakan Reza yang memanggil Reza namun memeluknya erat."Yang Reza siapa yang dipeluk siapa," cibir Reza kepada kedua ponakannya."Kalau peluk om nggak enak kayak monster." ucap Eka dengan tangan seperti ingin mencakar Reza."Tapi nggak jadi monster soalnya dikasih hadiah sama om." imbuh Ika dengan melipat kedua tangan.Eka dan Ika adalah keponakan kembar sepasang dari kakak Reza satu-satunya. Eka dan Ika berusia 5 tahun. Eka secara diam-diam mengintip paper bag dan kantong plastik yang dibawa Reza.Reza yang merasakan paper b
Entah sudah berapa hari Felicia tak menghubungi Arkan karena ponselnya yang disadap oleh Rafael dan Satya, sedangkan saat disekolah juga selalu dalam pengawasan mereka. Dia pernah bersembunyi agar tak dihampiri Rafael dan Satya ataupun ditarik oleh lainnya yang disuruh oleh Rafael serta Satya, namun semua usaha tersebut gagal.Mata pelajaran seni, bahasa daerah, bahasa Inggris tengah giat melakukan latihan untuk ujian praktik. Setelah class meeting berakhir kelas 9 mulai dipulangkan sore hari untuk les mata pelajaran ujian nasional di sekolah.Beberapa mata pelajaran mulai melaksanakan pengambilan nilai ujian praktik. Hanya sebagian karena beberapa lagi berdasarkan jadwal ujian praktik yang telah ditentukan.Setelah upacara bendera pada hari senin selesai. Kelas 9B bergegas menuju ruang ganti untuk berganti seragam olahraga. Ke-36 siswa hanya diberi waktu 15 menit untuk berganti seragam.&n
Esok paginya terlihat kumpulan siswa tengah duduk di luar gerbang menunggu salah satu siswi. Siswi yang ditunggu-tunggu pun terlihat mulai menuruni mobil milik keluarganya setelah berpamitan terlebih dahulu.Setelah mobil tak lagi berada dihadapannya dia bergeming menatap objek di hadapannya. Dia memilih melanjutkan langkahnya dan menuju gerbang, namun terhalang oleh teman-temannya yang membentengi jalan."Diapain sama Arkan?" tanya Rafael."Awas aja tuh orang gue geprek beneran," berang Satya"Permisi tuan-tuan sekalian yang saya sayangi tanpa kasihi. Bolehkah apabila saya ingin masuk ke kelas." elak Felicia menghindari pertanyaan dari teman-temannya.Teman-temannya melangkah mendekati salah satu gadis yang ditunggu sedari tadi. Felicia berpura-pura diam saja dan akan segera berlari menuju gerbang untuk kelas 7 dan 8. Sedikit jauh dan memakan wakt
Felicia kembali menemani Revan mencatat materi kelas 7 dan 8 dari buku miliknya. Disaat matanya fokus menggulir novel online. Suara notifikasi whatsapp terdengar.WhatsappBimbingan Katekisasi| Dimohon pada jam 5 sore. Semuanya dapat segera berkumpul secara tepat waktu. Tanpa alasan dari A sampai Z.Revan sekilas mengintip HP Felicia pun seketika merapikan buku miliknya dan Felicia. Felicia mendongak menatap Revan yang kini telah bersandar pada sofa."Gue atau loe yang izin ke Oma dan Opa?" tanya Revan yang melihat Felicia tetap bersantai tidak menuju kamar untuk berganti."Nggak usah. Gue alasan aja kalau masih les persiapan ujian." tolak Felicia saat mengetahui Revan akan mengantarkannya.Revan tidak memperdulikan Felicia yang menolaknya. Dia memilih mencari Opa Adriel atau pun Oma Rizya. Dia akan meminta izin untuk men
Esok pagi tepatnya pada pukul 5 terlihat 3 orang anggota keluarga telah berada dalam ruang tamu. Sesuai perintah Felicia bangun lebih pagi dari biasanya. "Siapa cowok yang mengantarkan semalam? Tempat tinggal dimana? Anak siapa? " tanya oma Rizya tanpa jeda. "Katanya kenal dengan papa dan merupakan teman semasa SMP." jelas Felicia dengan satu tangan menopang kepala sembari menikmati segelas susu. "Bohong." tolak oma Rizya merasakan kebohongan dari sang cucu. "Oma percaya adalah bonus dari apa yang Felicia ucapkan." Felicia meninggalkan ruang makan sejenak untuk mengembalikan segelas susu tersebut lalu kembali menunggu sarapan sembari bermain HP. Kini di ruang makan hanya tersisa Opa Adriel. Beliau merasa bahwa topik pembicaraan tadi tidak seharusnya dia ikut campur, karena merasa ada ledakan lebih dari tadi.
Di salah satu ruang kelas SMP Negeri 1 Samudera terlihat ramai, karena siswa-siswi setiap kelompok yang berlatih drama untuk ujian praktik. Pagi kelas 9B dibuka oleh ujian praktik bahasa daerah.Seorang gadis yang mendapatkan peran berbeda dari yang lain. Dia berusaha mengatasi kesusahan menyamankan kostum. Disaat teman-temannya berperan normal dia sebagai lelaki sunda dengan iket.Felicia berulang kali kesusahan mengikat iketnya. Seorang siswa yang telah selesai dengan urusan kostumnya pun menghampiri Felicia untuk membantu mengikat."Kekencangan." protes Felicia ketika kepalanya merasa pening."Biar nggak lepas." celetuk Revan sembari menepuk kepala Felicia."Tapi kepala gue berasa loe kurung." balas Felicia menggerutu."Cuma sebentar." Revan meninggalkan Felicia setelah selesai membantu mengikat. Setelah melihat Revan mulai menjauh Felici