Ketika Ais hendak pergi, seseorang memegang lengannya dari belakang, berusaha mencegahnya agar tidak pergi dari sini.Ais tidak berani menengok ke belakang. Nyalinya menciut. Dia takut apabila Uminyalah yang berada di belakangnya.“Abang mau ke mana?”Akhirnya Ais dapat merasa lega saat mengetahui ternyata adiknyalah yang berada di belakangnya.“Abang mau pulang,” jawab Ais sekenanya.“Emangnya Abang mau pulang ke mana? Jangan bilang kalau Abang mau pulang ke rumah.”Ais terdiam. Dia memang tidak memiliki tempat tujuan yang jelas selain pulang ke rumah tempatnya tinggal selama ini dengan Sheril.Pikirnya, meskipun kemungkinannya kecil, Ais berharap malam ini Sheril pulang ke rumah.“Gimana kalau malam ini Abang nginep aja di sini?” pinta Kalila penuh harap, tangannya masih menggenggam erat lengan Kakaknya.“Nggak, Dek. Abang nggak bisa.”Perlahan Ais meny
Last Updated : 2022-03-09 Read more