Home / Romansa / Mendadak Dinikahi CEO Tampan / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Mendadak Dinikahi CEO Tampan: Chapter 91 - Chapter 100

154 Chapters

Bab 90. Mood Swing.

"Ayo kembali! Ada yang tidak beres dengan Kakek itu!" Catra memberikan keputusan sepihak nya dan bersiap untuk pulang ke rumah. "DADDY!!" pekik Gisa hampir menangis karena kesal. Kedua tangan Catra yang sudah tersimpan diatas setir dan kakinya yang sudah siap menginjak gas, dia urungkan niatnya tersebut saat telinga Catra menangkap suara bergetar dari istrinya. Catra menyerongkan badannya, kemudian menatap Gisa yang tengah menutup wajah menggunakan kedua tangannya. Selanjutnya dia memaling menatap Dean yang duduk di bangku belakang. Catra memajukan wajahnya seolah bertanya 'apa yang terjadi?' menggunakan kode pada anaknya tersebut. Seolah paham dengan apa yang Daddy-nya maksud dan apa yang ditanyakan padanya, Dean menjawab dengan menggedikan kedua bahunya serta tangan yang dia tengadahkan ke atas. Dengan kondisi yang masih kebingungan, akhirnya Catra memberanikan diri untuk bertanya kepada Gisa secara langsung. "Mommy, kenapa?" tanyany
last updateLast Updated : 2021-10-15
Read more

Bab 91. Perdebatan di dalam mobil.

Catra mengabulkan keinginan istrinya untuk pergi menemui Tante Melisa di rumah sakit. Sebelum keluar dari dalam mall, Gisa mencoba mengelilingi mall untuk mencari buah tangan yang akan di bawanya ke rumah sakit. Namun nihil. Gisa tidak dapat menemukan sesuatu yang pas untuk dia berikan kepada Tante Melisa. Mau membawa makanan pun rasanya Gisa takut. Takut makanan yang Gisa bawa, ternyata dapat memperburuk keadaan sang Tante. "Mau beli apa, Mom?" tanya sang suami saat melihat istrinya kebingungan. Dean sendiri tengah anteng di atas stroller yang Catra dorong, dengan dot di tangannya. Dean tidak memperdulikan kebingungan sang Mommy. Dia fokus untuk menghabiskan susu nya. Saat seperti sekarang ini, Dean terlihat seperti anak-anak lain pada umumnya. "Mommy bingung, Dad!" jawab Gisa sambil mematung di depan etalase sebuah toko, yang menyajikan berbagai macam cake dengan toping yang membuat mata orang yang melihatnya, berbinar mengag
last updateLast Updated : 2021-10-17
Read more

Bab 92. Ketakutan Gisa yang sebenarnya.

"Kalau Daddy mau selesai, kita selesaikan saat ini juga tanpa menunggu ingatan Mommy kembali!" ucap Gisa kembali, membuat Catra menghentikan mobilnya secara mendadak. "MOMMY!!" bentak Catra membuat Dean menangis karena terkejut mendengar suara lantang sang Daddy. "D-Daddy ... " lirih Gisa terbata. Matanya yang sudah menyimpan begitu banyak kristal dalam pelupuknya, dalam seketika luruh bersama hatinya yang patah. Catra mengerang kencang sambil memegang kepalanya, "Aaarrghh ... " teriaknya frustasi. Ya, Catra frustasi. Frustasi dengan keadaan yang mengharuskannya untuk menyimpan rapat-rapat semua masa lalu, demi kesehatan mental istrinya. Bukan sekali dua kali Catra ingin menyampaikan fakta tentang masa lalu mereka. Namun, pesan dari dokter yang tau kondisi Gisa saat ini meminta Catra untuk tetap diam, sampai Gisa sendiri yang mengingat masa lalunya. Atau, anggap cerita dari tiga tahun lalu memang tidak pernah ada. Pesannya pada Catra.
last updateLast Updated : 2021-10-19
Read more

Bab 93. Menjenguk Tante Melisa.

Catra dan Gisa saat ini baru sampai di rumah sakit tempat Tante Melisa dirawat. Dua orang Bodyguard yang selalu mengikuti kemana sang tuannya pergi itu, datang mendekat setelah Catra memintanya untuk membantu. Gisa bergidik ngeri, melihat besar dan tingginya tubuh bodyguard suaminya itu. Mereka berdua membawa tiga buah pot berisikan bunga yang Gisa beli saat di jalan tadi. Catra memangku Dean. Sementara Gisa membawa buket bunga serta dua goodie bag berisi buku yang akan di berikan pada Melisa, dan goodie bag satu lagi, berisikan cake yang tadi dia beli. Gisa berniat memakannya di ruangan Tante Melisa. Catra berjalan di depan, membimbing bodyguard nya itu untuk sampai di lantai atas tempat sang tante di rawat. Seperti biasa, tangan Catra tidak lepas dari pinggang istrinya. "Daddy tidak apa-apa satu lift dengan mereka?" tanya Gisa pada suaminya. Gisa mengkhawatirkan kondisi suaminya, yang akhir-akhir ini selalu mual saat mencium aroma parfum orang lain.
last updateLast Updated : 2021-10-21
Read more

Bab 94. Pesan Melisa.

"Ta-tante, minta sesuatu boleh?" bisiknya sangat pelan. Suaranya terdengar lirih menahan segala kesakitan nya. Gisa menatap mata sang Tante. "Apa tan? Tante mau apa?" tanya Gisa sambil mengelus kepala Melisa pelan. "Ta-tante, mau mi-minta satu hal saja," lirihnya kembali. Gisa mengangguk menyetujui permintaan tantenya itu. "Zu-Zurra ... " lirih nya mengucapkan satu nama, yaitu nama anaknya. Deg ... jantung Gisa berdetak kencang saat mendengar nama Fazzura di sebutkan. Hati Gisa tiba-tiba diselimuti ketidaknyamanan. 'Fazzura? Maksud Tante apa? Jangan sampai__' batin Gisa bertanya pada dirinya sendiri. "Ini tentang Zurra, boleh?" Melisa bertanya kembali dengan lirih. Gisa mengerjapkan matanya, mencoba mengembalikan fokusnya yang sempat melayang mencari jawaban dari pertanyaan sang tante. Gisa mengangguk sambil tersenyum. Sebuah senyuman yang terkesan di paksakan. Ya Gisa terpaksa tersenyum di hadapan sang tante, m
last updateLast Updated : 2021-10-23
Read more

Bab 95. Fazzura Murka.

Siapa yang ke Korea?" tanya Catra bingung. "Hem? Abang belum bertemu Kakek? Kakek kan pulang ke Indonesia. Tadi pagi bahkan dia ke sini." ucap Fazzura membuat Catra dan Gisa mematung mendengar sang kakek pulang. "Kakek?" tanya Catra memastikan pendengarannya tidak salah. "Ya. Kakek Brahmana. Kakek yang dulu pernah meminta kita untuk menikah." ucap Fazzura sengaja. Deg ... Gisa terperangah mendengarnya. Rasa takut mulai menghampiri hatinya. Bayangan masa lalu mulai berkelebat silih berganti memenuhi otaknya. Masa lalu yang penuh penolakan dari orang-orang terdekatnya, membuat luka di hati Gisa tak kunjung sembuh dan berujung meninggalkan trauma yang mendalam. Catra diam. Dia tidak menanggapi perkataan Fazzura. Menurut Catra, permintaan kakek di masa lalu, merupakan permintaan yang konyol. Karena bagi Catra, Fazzura akan selalu menjadi adiknya. Sama seperti Kayanna. "Abang benar-benar gak tau, kalau kakek pulang?" tanya F
last updateLast Updated : 2021-10-26
Read more

Bab 96. Ini Kakek Brahmana??

Abhi berjalan masuk ke dalam rumahnya dengan lunglai. Dasi sudah dia longgarkan, dan jas sudah Abhi tanggalkan. Dia lelah. Pagi hari, Abhi harus pergi untuk meninjau proyek ke luar kota, sementara siangnya Abhi mengambil alih pekerjaan yang seharusnya menjadi pekerjaan Catra. Abhi menjatuhkan tubuhnya di atas sofa ruang tengah apartemennya. Tampak Zeca tengah menonton televisi, dengan tangan terlipat di atas dada, dan kaki yang dia buat menyilang. Tubuhnya sendiri dia sandarkan pada sofa. "Sore, istri!" sapa Abhi pada Zeca. "Sore!" jawab Zeca singkat dan terkesan datar, dengan fokus yang tidak teralihkan. Abhi tidak sakit hati diperlakukan seperti itu oleh Zeca, yang notabennya sekarang sudah menjadi istrinya. Abhi cukup tau diri. Dia tidak meminta di perlakukan layaknya seorang suami pada umumnya. Zeca bertahan di sisinya pun, Abhi sudah sangat bersyukur. Anggap saja perlakuan Zeca saat ini, adalah karma dari keburukan Abhi di
last updateLast Updated : 2021-10-26
Read more

Bab 97. Makan malam di angkringan.

Gisa dan Dean saat ini tengah duduk di dalam mobil. Catra sendiri tengah menghubungi Abhi untuk membicarakan sesuatu. "Mommy, tas Kakak mana?" tanyanya dengan pelafalan yang sudah jauh lebih baik. Dean sudah terbiasa dengan panggilan Kakak yang Kayanna sematkan padanya. "Buat apa, Baby?" tanya Gisa sambil menoleh ke belakang. "Sudah mommy simpan di bagasi." lanjut Gisa. "Buku, kakak ... " rengek nya. "Nanti, ya!" "Tapi, Mommy ... " rengek nya kembali dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Anak-anak kalau bangun tidur, sebagian besar memang lebih sensitif. Termasuk Dean. Karena penolakan kecil dari ibunya, mood Dean bahkan langsung jelek. "Ya Tuhan ... apa gak bosan setiap saat baca buku? Mommy saja yang hanya lihatin kamu membaca, gemes pengen Mommy umpetin semua buku-buku kamu!" ceroscos Gisa membuat Dean semakin berkaca-kaca. "Mommy mau kamu bersosialisasi dengan orang lain. Bermain, berlari, seperti anak-anak y
last updateLast Updated : 2021-10-28
Read more

Bab 98. Ajakan ke Singapura.

Catra dan Dean yang baru masuk kedalam angkringan, langsung bergabung bersama sang mommy yang sudah lebih dulu menduduki tempatnya. Orang-orang masih tampak antusias menatap keluarga kecil tersebut. Namun, dengan handphone yang sudah mereka kantongi, karena takut dengan bodyguard yang berjejer, berjaga di luar. "Katanya gak mau turun." ucap Gisa menyindir suaminya. "Ckk, terus ninggalin mommy di sini sendirian?" tanya Catra sambil duduk di sebelah Gisa dengan ragu. Bahakan Catra melapisi tempat duduknya, menggunakan saputangan berbahan sutra limited edition miliknya. "Oh, God!" ucap Gisa spontan, saat melihat suaminya duduk di atas saputangan. Dean sendiri, duduk diatas kursi khusus miliknya, yang bodyguard bawa dari dalam bagasi mobil, Catra. "Hhhuuusshh ... " Gisa hembuskan nafas lelahnya, menyaksikan kelakuan suaminya. "Daddy mau makan?" tawar Gisa. Catra menggeleng ragu. Dia lapar, namun untuk makan di tempat sepert
last updateLast Updated : 2021-10-29
Read more

Bab 99. Permainan Zeca.

"Ini kakek Brahmana?" tanya Zeca sedikit memekik. "Iya, kenapa?" tanya Abhi heran. "Oh my God!" pekik Zeca dengan tangan yang dia simpan diatas kepalanya. "Kenapa yank?" tanya Abhi memfokuskan perhatiannya pada Zeca. "Apa kak Abhi ingat, saat Aden hilang tempo hari?" tanya Zeca pada suaminya. Abhi mengangguk. Tentu saja dia mengingatnya. Itu adalah hari dimana kesabaran Abhi benar-benar di uji. Dia harus memohon untuk rapat yang sebelumnya Catra batalkan. Menahan segala umpatan yang ingin dia lontarkan. Serta menahan sakit di seluruh tubuhnya, karena perjalanan dari Jakarta ke Surabaya kemudian Surabaya-Jakarta yang mereka tempuh hanya dengan satu hari saja. "Kenapa?" tanya Abhi kembali. "Dia, kakek yang Aden bantu tempo hari." jelas Zeca pada suaminya. Abhi melebarkan matanya tidak percaya. "Perhatikan dengan seksama, yank. Mungkin salah lihat," pinta Abhi pada istrinya. "Gak salah, Kak Abhi! Warna mata
last updateLast Updated : 2021-11-01
Read more
PREV
1
...
89101112
...
16
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status