Semua Bab Own Crowning: Reinkarnasi Menjadi Ratu: Bab 11 - Bab 20

35 Bab

Toko kue

"Tempat apa ini?" tanya Meira pada kusir."Ini adalah negeri ungu, semua dipenuhi dengan warna ungu sebagai ciri khas daerah ini," ujar kusir itu."Saya akan antarkan nona ke danau di tengah kota. Tempat istimewa bagi rakyat disini," jelas lagi kusir itu.Meira tidak membalas penjelasan dari kusir tersebur. Ia hanya diam memandang pemandangan serba ungu."Sudah sampai!! kalau boleh saya tebak, anda pasti kabur dari rumah karena perjodohan, ya?!!" tutur kusir itu."Diam!!! Kau tak dibayar untuk mengetahui masalahku!" Kusir itu hanya bungkam mendengar penuturan yang agak kasar dari Meira."Maaf, bersenang senang lah nona!" kusir tersebut pergi meninggalkan kota tersebut.***Meira berjalan sambil menikmati sejuknya angin yang berhempas kecil. Aroma ungu dari kota seperti wangi lavender, tetapi tidak pekat, hanya wangi lembut saja.Meira melihat ada kursi taman, mengarah pada danau ungu dan angsa yang menari.Tiba tiba
Baca selengkapnya

Cerita

"Sekarang kita sudah aman! Ceritakan semua padaku. Apa yang terjadi!" Perintah Harry pada Meira. Meira benar benar bingung kali ini. Bagaimana ia bisa menceritakan yang sebenarnya, kalau ia ratu di kerajaan Danina."Hmm, ibuku menjodohkanku pada Vartan. Aku tak mau jadi simpanannya." Ucap Meira"Kau tau kan, kalau Vartan itu raja yang keji." lanjut Meira"Baik, aku akan membantumu. Kau tinggal saja bersama Ola. Kau bantu dia bekerja." ucapan Harry sontak membuat Meira tersenyum bahagia. Ide Harry sangat cemerlang."Baik. Kalau begitu, besok aku ke rumah Ola ya!"***"Ratu menghilang Tuan! Kami kehilangan jejak. Anda boleh menghukum kami!" ucap salah satu pengawal."Ini bukan salah kalian. Wanita itu terlalu bodoh untuk melarikan diri. Dengan begitu, tanpa ia tahu. Dia telah memberi pentunjuk." Ucap Vartan"Vartan, menurut saya, kita batalkan saja perjodohan ini. Mungkin Meira tidak mau, dan saya mencemaskan dia. Bagaimana kalau
Baca selengkapnya

Tera

Sudah seminggu lebih Meira tinggal bersama Ola. Banyak hal menyenangkan yang terjadi. Meira belajar banyak tentang kesabaran dan ketelatenan."Ola, terimakasih ya karena membiarkan aku tinggal bersamamu." ucap Meria sambil membentuk adonan kue."Ahh, kau ini. Aku sudah menganggapmu lebih dari sahabatku!" Jawab Ola sambil menghias kue nya.Mereka pun melanjutkan aktivitas mereka sampai Harry datang dan membuat mereka berhenti."Ada apa Harry?" Tanya Meira dan juga Ola."Apa aku tidak boleh datang kesini?" Tanya Harry seolah olah dia sedang diusir."Astaga, kau ini seperti anak kecil." ledek Meira pada Harry."Sudah sudah. Kalian ini ribut saja!" Ola pun menghentikan ledek ledekan diantara mereka."Aku mengajak kalian pergi ke seminar. Di tengah kota, akan ada bazaar dan banyak pertandingan. Mau menonton?" Tawaran Harry sangat bagus. Dan sangat sayang untuk ditinggalkan."Oke, kita langsung kesana. Harry lupakan kue itu. D
Baca selengkapnya

Saudara

   Berdamai sungguh menyenangkan. Apalagi jika kita telah mendengar suatu kebenaran. Sayangnya, ini bukan kehidupan asli Meira. Tapi tak apa. Ia menganggap ini adalah sebuah kesempatan dari yang kuasa.  "Tera, apa yang membawa mu datang kesini?" tanya Meira. Sedari tadi ia ingin bertanya namun selalu saja ia lupa.  "Oh, iya aku belum memberi tahu. Jadi, ibu menugaskan aku untuk menjadi ratu disini. Dengar dengar, terjadi kekosongan pemerintahan disini. Jadi aku yang menggantikannya," Meira hanya mengangguk mendengarkannya.  Ola dan Harry mulai kelihatan dari kejauhan. Mereka hendak menyapa Meira, namun Harry terlebih dahulu bertanya,  "Meira, kenapa kau bisa dekat dengan calon ratu negeri ini?"  "Oh, maaf aku seharusnya bilang sedari tadi!" ucap Tera.  "jadi, aku temannya Meira.Senang bisa bergabung dengan kalian!" ucap Tera.  "Aku tak menyangka. Ratu kita nanti bisa seramah ini deng
Baca selengkapnya

Ola

"kau yakin itu Ola!" tanya Harry pada mereka."Aku pasti tidak cocok rias seperti ini"  Ola lagi lagi merendahkan dirinya."Cukup, Ola!!  Sudah berpaa kali kubilang kau itu cantik.  Mengerti tidak! " Meira kesal dengan sikap Ola sedari tadi.  Bagaimana tidak! Dia selalu saja membuat dirinya tidak cocok dengan apapun."Kau sangat cantik, Ola!  Yakin lah padaku.  Mau jalan bersamaku? " tawar Harry pada Ola.Dengan tersipu malu,  Ola menerimanya."Baiklah,  pangeran!" jawab Ola.Meira tersenyum melihat mereka.***"Vartan, apa. Kau yakin akan berhenti? " Tanya Tera pada Vartan."Aku tidak akan berhenti.  Aku ada cara lain untuk membuatnya jatuh cinta padaku.  Cara yang lebih modern." Jawab Vartan pada Tera yang temangu mangu mendengar tuturan dari Vartan."Aku tak yakin kau itu mencintainya. Bukannya dulu kau membencinya karena dia adalah gadis cengen dan manja?" tany
Baca selengkapnya

Ikan

"Maaf bertanya, nona. Istana dimana yang anda maksud?" Tanya kusir tersebut dengan hati hati."Oh, maaf tidak memberitahukan-mu. Bawa aku ke istana negeri ungu. Aku perlu bertemu dengan saudaraku!" Kusir tersebut langsung membulatkan matanya dan membalikan kepalanya memastikan apakah penumpangnya adalah orang yang ia pikirkan."Kenapa melakukan pengereman?" Ucap Meira ketika  kereta tersebut berhenti tidak pada waktu yang benar."A-anda! Bukankah ratu kejam itu. M-maaf. Tolong jangan membunuhku!!!" teriak Kusir tersebut. Meira terdiam sesaat seolah sematan nama tereebut sudah biasa orang berikan.Kusir tersebut Kabur meninggalkan ia dan kereta kudanya. Terpaksa ia mengendalikan kereta kuda tersebut sendiri. Hanya saja ia tidak ahli dalam mengendarai kereta kuda. Sehingga ia terperosok kedalam genangan air yang sangat dingin."Ya Tuhan. Mengapa bisa seperti ini. Terpaksa aku harus berjalan kaki." lirih Meira.Ia pun mengangkat baju kurun
Baca selengkapnya

Obrolan

 Layaknya kadal terbakar. Meira terus berjalan masuk ke gerbang. Namun, ia di hadang penjaga disana."Maaf. Anda tidak boleh masuk!" ucap Penjaga itu."Atas dasar apa saya tidak boleh masuk? Saya ingin bertemu saudara saya!" Maki Meira pada Penjaga tersebut."Apa anda yakin? Seorang rakyat biasa seperti anda dengan pakaian seperti gembel, kusam dan kotor bisa memiliki saudara di istana ini. Apakah saudara anda seorang pembantu?" Ucap Penjaga itu lagi membuat teman teman yang berada di dekatnya pun ikut tertawa. Tertawa merendahkan."Owh. Jadi begitu. Bagaimana kalau anda akan di pecat setelah ini. Aku yang miskin atau kalian? Dasar rakyat jelata. Taunya menghina!" ejek Meira pada mereka. Bukannya terdiam ataupun takut mereka tetap saja tertawa merendahkan."Ada keributan apa disini? Saya mendengarkan nya jauh dari sana!" Tanya Tera dengan para dayangnya. Sepertinya mereka akan pergi ke suatu tempat."Maaf Nona. Kami tertawa kare
Baca selengkapnya

Ikan II

Matahari sudah naik bahkan sudah menembus tirai. Kulit Meira merasakan sinar itu menerpa dirinya. Hiasan yang begitu buruk menyemat wajah Meira. Mata panda dan keringat karena tak bisa tidur.Ikan ikan itu terus tertawa. Seakan akan menertawakan sang pemilik mata panda itu."Dasar bedebah tak tahu diuntung!!!" Bukannya diam, Ikan itu terus saja tertawa. Hal itu membuat darah meira mendidih."Apa yang kalian tertawakan, huh?" Tanya Meira. Ia semakin mendekat ke arah akuarium tersebut, kemudian memasukan tangannya ke dalam akurium itu."Diobok obok air nya diobok obok ada ikannya kecil kecil pada mabok!!" Meira pun  membuat gerakan memutar pada tangannya sehingga air dalam akurium itu bergerak tak karuan."Tolong!!! Ampun Ratu Meira...Ampun!!" Salah satu ikan berteriak kemudian diikuti teman temannya."Rasakan ini!! aku sudah menghentikannya sedari tadi! tapi...airnya masih saja bergerak," Meira tersenyum manis dengan menumpukan kedua telapak
Baca selengkapnya

Pertunangan?!

"Saya akan mengumumkan bahwa saya akan bertunangan minggu depan" ucap Vartan di depan para pendengarnya.Meira terkejut. Bukankah pertunangannya dengan Vartan sudah dibatalkan? apakah dia bertunangan dengan orang lain?"Kali ini saya akan memperkenalkan wanitabyang membuat kalian sedari tadi penasaran" Degub jantung Meira semakin kencang dikarenakan ucapan Vartan tersebut.semoga bukan dirinya, gumam Meira.Namun Vartan selalu menatap kearahnya sehingga orang orang juga ikut menatap kearahnya."Wanitaku kau dipersilahkan masuk!" wanita berambut merah itu masuk setelah mendengar instruksi dari Vartan. Meira menghela nafas lega. Tapi tunggu, ia seperti mengenal wanita itu. Tapi dimana?.***Setelah pemberitaan yang dilakukan Vartan tadi. Meira kembali ke kamarnya guna mengingat ingat siapa wanita tadi.Setelah lama melamun, akhirnya Meira dapat mengingatnya."Dia adalah wanita sombong yang pernah merendahkanku sewaktu lomba
Baca selengkapnya

Seperti aku

"Aku sudah membawa kalian! jadi setelah ke gunung merah, kemana lagi?" Meira sudah kelelahan karena ia sudah memutari gunung Merah yang dikenal dengan keajaibannya."Oh, kesana. bulan sabit telah muncul di awan emas. Portal sungai biru akan dibuka!!!" sontak Rere berkoar koar di karenakan dirinya yang sudah tak sabar lagi."Itu portalnya!"Meira berlari dengan hati hati karena ia ingat ia masih membawa tiga makhluk berisik ini. Akhirnya, Meira di suguhi oleh rasa penasarannya yang tak bisa dibendung lagi. Ia masuk ke portal dan terhenyak."Woah...." Meira menikmati keindahan sungai biru sehingga ia melupakan tiga makhluk berisik yang ia bawa."Nona Meira!! bisakah anda melepaskan kami? letakan kami di sungai itu!" perintah Riri."Iya, kami sudah tidak sabar,""kenapa kau melamun?"Seolah tak mendengar, Meira duduk di pinggir sungai yang menghadao bulan sabit. Di pinggir sungai sebelah kiri terdapat bunga berwarna kuning dengan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status