Beranda / Romansa / The Devil CEO / Bab 111 - Bab 120

Semua Bab The Devil CEO: Bab 111 - Bab 120

150 Bab

Kisah Lama Yang Belum Tuntas

Sudah dua puluh menit Ethand menunggu di kamarnya. Lelaki itu sedang menunggu Caroline menyiapkan diri. Di dalam hatinya merasa cemas bagaimana reaksi Emma ketika melihat dirinya bersama Caroline nanti.Tok…tokEthand segera membuka pintu kamarnya. Caroline sudah terlihat cantik dengan dress merah yang menampakkan body goalsnya. “Kita sudah terlambat. Ayo kita ke aula.”Caroline menelan salivanya kesal karena Ethand tidak memuji penampilannya malam ini. Lelaki itu tidak menggandeng tangannya dan berlalu pergi melewatinya. “Gino, tunggu dong,” panggil Caroline. Ethand menghembuskan napas kesal dan menghentikan langkahnya. “Kamu lupa menggandeng tanganku.” Caroline melingkarkan tangannya di lengan Ethand.“Kita akan menuruni tangga dan pasti rumit jika harus bergandengan seperti ini.” Kernyitan di dahi lelaki itu terlihat jelas pertanda ia sedang menahan kesalnya. Caroline segera melepaskan genggaman tangannya di lengan Ethand.“Baiklah.”Mereka akhirnya berjalan menuju ruangan aula. Su
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-04
Baca selengkapnya

Perjuangan Ethand

Ethand tidak memedulikan Caroline yang mengucapkan kalimat manis padanya. Ia hanya berhenti sejenak dan enggan berbalik menatap wanita itu.“Kamu sudah tahu bagaimana statusku. Aku sudah mencintai wanita yang bersamaku sekarang,” ujar Ethand lalu kembali melanjutkan langkahnya. Ia tidak peduli ketika mendengar suara isak tangis dari wanita itu. Ethand sudah mengecewakan Emma. Entah wanita itu akan memaafkannya atau tidak.Kamar nomor 25 membuat langkahnya terhenti. Ingin sekali rasanya ia masuk ke dalamnya. Ethand melihat Caroline sudah masuk ke kamarnya. Dengan menguatkan mental, Ethand mengarahkan tangannya pada handle pintu kamar tersebut. Setelah terdiam sejenak, lelaki itu memberanikan diri memutarnya.“Dikunci?” gumam Ethand. “Apakah dia belum kembali ke kamarnya?” tanya Ethand. Ia kemudian mengetuk pintu kamar Emma. Setelah tiga kali mengetuk, pintu itu tetap terkunci dan tidak ada tanda-tanda penghuninya membukakan pintu.“Emma tidak ada?” tanya Ryan yang baru saja datang sete
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-04
Baca selengkapnya

Marahnya Emma

Satu bakat tersembunyi Emma selain jenius dalam dunia peretas, wanita juga suka memanjat. Bahkan pohon yang sukup tinggi saja wanita itu dapat memanjatnya. Ia biasa melakukan itu sejak dirinya masih kecil. Emma selalu memanjat pohon dengan tujuan untuk memantau ayahnya sudah pulang kerja atau belum. Sudah berulang kali Ester menegurnya namun wanita itu tetap kekeh pada kebiasaannya.“Jika aku kembali ke kamar lewat tangga pasti akan bertemu dia,” gumam Emma lalu berjalan keluar dari vila dan menyusuri bagian taman sampai di bawah balkon kamarnya. Emma tersenyum senang. Sebelumnya ia hampir ketahuan oleh Ethand, kini ia melihat di balkon lelaki itu tidak terlihat batang hidungnya.Emma seperti atlet pemanjat. Dalam waktu yang singkat saja ia sudah sampai di balkon kamarnya. Wanita itu menepuk tangannya untuk menghilangkan debu yang melengket di tangannya.Sudah pukul 23.00 malam, Emma belum juga mengantuk. Ia memutuskan untuk membuka kembali laptopnya. Selain hatinya yang kecewa, wani
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-04
Baca selengkapnya

Cemburu

Segala perbuatan akan ada akibatnya. Ethand telah memilih langkah yang salah. Mendengar perkataan Emma membuat hatinya perih. Matanya menatap pintu kamar wanita itu. Kaki dan hatinya merasa enggan untuk keluar dari kamar Emma.“Aku tidak mendengar kalimat itu malam ini.” Ethand masih menatap pintu kamar. Ia tidak mau menunjukkan wajah sedihnya pada Emma. “Aku akan bertanggung jawab atas rasa sakit yang kamu alami hari ini.” Ethand kemudian berjalan mendekati pintu namun masih enggan membukanya. “Maafkan, aku.” Ethand kemudian membuka pintu kamar dan berjalan keluar dari kamar Emma.“Bagaimana caranya ia bertanggung jawab kalau yang terluka adalah aku,” gumam Emma yang merasa bingung dengan perkataan Ethand.Ethand berjalan dengan tergesa-gesa menuju kamarnya. Ia merasa hancur karena perkataan Emma mampu membuatnya terpuruk. Bahkan lebih hancur dari Caroline yang meninggalkannya. Dari kehilangan, sudah banyak yang dipelajari lelaki itu. Kehilangan tidak mampu mengembalikan yang telah h
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-04
Baca selengkapnya

Keras Kepala

Setelah mendengar adanya penambahan jam pelatihan, tim IT hanya bisa menghela napas panjang. Mereka mengira bahwa pelatihan ini membuat mereka sedikit lebih santai setelah sehari-hari hanya bekerja memperbaiki peralatan elektronik dan jaringan komputer. Begitu pula Emma dan Sobig yang setiap hari selalu bergumul dengan bahasa program dan alur coding yang membuat mereka lelah dan bosan.“Apakah performa kita selama ini kurang bagus sehingga pak Ethand menambah jam pelatihan kita?” tanya Page dengan wajah suram. Niat untuk bermain game kini telah sirna.“Bukankah atasan kita sedang bahagia bersama kekasihnya? Malah menambah jam pelatihan.” Linus tanpa sadar melontarkan kalimat itu. Emma yang sedang memutar sekrup di CPU langsung terhenti. Ia terdiam kemudian menengadah menatap langit-langit ruangan.Pagi ini ketika Emma lewat di depan kamar wanita itu, ia melihat jika ada seorang wanita paruh baya yang secara khusus membersihkan kamar tersebut. Sepertinya Ethand benar-benar masih peduli
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-04
Baca selengkapnya

Emma Bagi Ethand

Kecewa. Sebuah kata yang membuat seseorang berubah. Bahkan hal kecil yang kamu anggap sepele begitu membekas di hati orang lain. Apalagi perihal cinta yang sangat sensitive. Kadang seseorang selalu merasa bahwa segalanya bisa diterima oleh orang lain namun nyatanya tidak semudah itu.Ethand berhasil melepaskan seseorang yang tidak pantas digenggam. Lelaki itu berhasil menghapus segala kenangannya dengan Caroline. Wanita yang tidak layak dijadikan tempat pulang. Namun kini ia harus menelan pahit diabaikan oleh wanita yang bertahta di hatinya selama beberapa bulan ini. Bahkan sudah dua kali Emma memintanya untuk pergi.Satu hal yang didapat Ethand dari Emma adalah wanita itu berpendirian teguh. Dia wanita yang baik dan tegas. Sekalinya ia memberimu kesempatan jika tidak digunakan dengan baik maka hanya amukan yang engkau dapat darinya.Ethand hanya bisa memandang pintu yang sudah dibuka olehnya. Emma sudah berlalu pergi dan meninggalkan dirinya yang kalut. Belum pernah ada yang berani m
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-04
Baca selengkapnya

Sedikit Melunak

Bukan hanya Ethand saja yang geram namun Ryan juga. Ia menunggu kesempatan untuk memarahi Riana. “Jangan menjadi bodoh hanya untuk membela sahabatmu. Tahukah kamu jika sahabatmu itu sudah memiliki suami di Spanyol?” Ryan akhirnya mendapat kesempatan memarahi Riana.Emma menatap lucu pada kedua lelaki itu. Ia mengulum bibirnya dan menahan tawa.“Carol adalah masa laluku, kamu tidak berhak atas hubunganku dan Emma.” Ethand masih belum puas menyadarkan Riana.Bagaikan mendapat panah bertubi-tubi, Riana hanya bisa terdiam dan menundukkan kepalanya. Ia sangat malu diperlakukan seperti itu. Niat untuk mengatai Emma kini malah dirinya yang dikatai oleh para petinggi Alves Corp. Riana merasa wajahnya sangat panas.“Sudah-sudah. Sejak kapan kalian berdua terlihat seperti emak-emak?” Emma merasa iba melihat Riana yang diam tidak berkutik.“Jangan terlalu baik, Emma,” sergah Ryan. Emma tersentak kaget. Kedua lelaki itu benar-benar marah pada Riana. Emma langsung memegang tangan Ethand dan Ryan l
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-04
Baca selengkapnya

Desakan Prima

“Menurutmu apa yang dilakukan Emma pada pak Ethand?” Tim IT mulai bergosip. Mereka sudah melihat bahwa CEO Alves Corp itu jelas-jelas membawa wanita lain.“Tentu memarahi bahkan memukul pak Ethand.” Json dengan jawabannya.“Menurutku, Emma tidak akan memukul pak Ethand.” Linus menyanggah kalimat Json. Semua mata tim IT langsung tertuju padanya. “Kita tahu kemampuan Emma melebihi kita semua. Itu karena kapasitas otaknya berbeda dengan kita. Jadi mengenai cinta seperti ini tidak akan membuatnya memukul pak Ethand.” Jelas Linus.“Semua wanita itu memiliki emosi yang sama bahkan sensitive terhadap cinta segitiga seperti ini.” Page juga ikut ambil bagian dalam acara gosip hari ini.“Selama ini Emma ataupun kita selalu berpikiran logic karena basicnya yang kita pelajari adalah komputer dan segala isinya. Tentu saja Emma akan berpikir logic.” Ruby menyetujui apa yang dikatakan oleh Linus sebelumnya.“Apakah tim IT begitu santai sampai-sampai membahas kisah cinta orang lain?” tanya Ryan yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-04
Baca selengkapnya

Sebuah Kenyataan

Sudah hampir jam tujuh malam. Emma masih saja berkutat pada laptopnya. Satu jam yang lalu bunyi alarm di ponselnya pertanda ada yang berusaha meretas Alves Corp. Wanita itu sudah menghempaskan peretas itu dalam beberapa menit saja. Namun ada sesuatu yang masih mengganjal di pikirannya.“Apakah itu adalah Melissa?” tanya Mac pada Emma.“Iya, Pak.” Emma menjawab kepala tim IT tanpa menatap wajahnya. Matanya masih sibuk menyelidiki logaritma yang digunakan peretas.“Apakah hal itu mengganggumu?” tanya Mac lagi. Emma terdiam sejenak. Ia melipat kedua tangannya di dada.“Apakah belum selesai?” Pintu ruangan pelatihan tiba-tiba dibuka dan Ethand langsung masuk ke dalamnya. Lelaki itu sudah menunggu Emma keluar dari ruangan itu namun wanita itu belum menampakan batang hidungnya sehingga Ethand memutuskan untuk masuk ke dalamnya. Di dalam ruangan terlihat Mac dan Emma yang masih menatap ke layar laptop.“Ini, Pak. Emma mendapat alert di ponselnya jika ada yang mencoba meretas Alves Corp la
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-04
Baca selengkapnya

Wanita Di Rumah sakit Jiwa

Di sebuah sudut kota Vunia terlihat seorang wanita mengenakan jaket dan topi sebagai upaya menutup wajahnya. Ia berjalan santai di sebuah gang yang lumayan sempit. Setelah mencapai sebuah pintu yang terkunci dengan gembok yang lumayan besar, ia mengeluarkan kunci dari dalam tasnya.“Aku tahu kamu sekarang masih terkurung di tempat ini,” ujar wanita itu dengan senyum ramah yang sulit diartikan. Lelaki yang sedang fokus di layar komputer itu seketika menghentikan ketikan jarinya di keyboard. Ia segera berbalik untuk melihat siapa wanita yang datang menemuinya itu.“Caroline? Kamukah itu?” tanya lelaki itu dengan raut wajah terkejut. Hampir delapan tahun anak gadis yang sudah dewasa itu tidak pernah datang mengunjunginya. Baru hari ini ia kembali mendengar suara wanita itu.“Aku pikir kamu sudah melupakanku, Melissa. Ternyata gelap dan sempitnya ruangan ini tidak mematikan sel-sel otakmu.” Caroline berjalan mendekati lelaki itu. Cahaya yang masuk membuat ruangan itu menjadi terang. Jaran
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-04
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status