Home / Romansa / 90's Love Life Laugh / Chapter 1 - Chapter 9

All Chapters of 90's Love Life Laugh: Chapter 1 - Chapter 9

9 Chapters

WHALE 52

1|Whale 52                                 Sunyi,Senyap,Sepi.....   Kau tau apa itu Whale 52? Ya, Whale 52  adalah seekor paus paling kesepian di dunia ini yang sama sekali tak memiliki pasangan hidup atau kawanan. Tidak ada yang menghiraukannya,tidak ada yang mendengarnya,ia ada namun senyap.   1981      Kala itu,semua hancur.  Peristiwa yang sungguh menyakitkan bagiku terjadi di kala umurku genap 10 tahun.Semua sumber bahagiaku lenyap seketika... belahan jiwaku pergi untuk selamanya,meninggalkan buah hatinya yang bahkan belum beranjak dewasa. ”Oh Tuhan mengapa harus diriku?” aku mengutuk Tuhan atas segala hal yang terjadi pada diriku.
Read more

Memulai

2|Memulai Kendaraan mobil, motor, begitu juga beca dan andong kian padat di setiap sudut kota, orang-orang berlalu lalang terlihat sibuk dengan urusannya masing-masing. Kini sosok lelaki itu tengah ada diantaranya.   Dante sudah sampai di pusat kota dengan membawa tas ransel yang cukup besar, ia melihat sekeliling dan mencoba mengamati apa yang kini ia lihat.Ia terlihat tidak terbiasa dengan suara berisik kendaraan dan polusi udara yang tidak sejernih di tempatnya berasal. Bagaimana tidak merasa aneh, setiap hari ia hanya melihat pohon yang rimbun hijau dan orang –orang kebanyakan masih menggunakan sepeda dan andong sebagai akomodasi pertama. Dengan segala kebingungannya ia tetap  mengambil langkah yang pasti bahwa tidak ada penyesalan atas apa yang dia pilih, ia harus berjuang kini ataupun nanti. Dante POV“Aku sangat merasa asing dengan tempat ini semuanya terasa berbeda tetapi kini aku tidak boleh mengambil langkah mun
Read more

Penasaran

3| Penasaran   Galen dan Flow ialah sosok lelaki dan wanita yang menghampiri Dante tempo hari. Galen adalah sosok lelaki dengan postur tubuh yang kurus dan berambut kribo, lalu Flow adalah sosok wanita berambut pendek dengan postur tinggi kurus dan sedikit tomboy penampilannya. Kembali pada malam itu, ketika ia hendak mencari telepon umum untuk menghubungi Ayahnya, ia di kagetkan dengan sepasang muda-mudi dengan penampilan urakan yang tiba-tiba menghampiri Dante malam setelah ia dipecat dari pekerjaanya. Dengan perasaan yang was-was Dante mencoba bersikap berani ketika mereka menghampiri Dante. "Hai pemuda, saya liat anda sedang kesusahan. Adakah yang dapat kami bantu?" ucap Galen dengan ramah. " Sebenarnya mereka orang baik atau bukan sih, nampaknya mencurigakan" ucap Dante dalam hati. "Halo,apakah kamu mendengar kami?" Ucap Flow mencoba menyadarkan Dante yang kebingungan. "Maaf, saya hanya sedang mencari telepon
Read more

Agen Rahasia

   4|Agen Rahasia Mereka kini sedang berada di ruangan Bu Han. Setelah mengintrogasi Galen dan Flow akhirnya Bu Han memutuskan untuk menjelaskan kegiatan apa yang mereka lakukan kepada Dante, ia berharap pemuda itu dapat dipercaya. "Setelah mendengar penjelasan dari Galen dan Flow saya memutuskan untuk mengajak anda bergabung dengan kami. Tentu anda masih bingung apa sih yang kita kerjakan nanti, singkatnya kita merupakan agen rahasia bernama "Krystal Company". Kita selalu membantu apa saja yang dibutuhkan para klien. Entah itu melanggar hukum atau tidak selagi kita tidak melanggar nilai kemanusiaan dan tidak menyakiti orang yang baik maka pekerjaan apapun akan kita terima." "Lalu mengapa agen ini menjadi agen rahasia?" tanya Dante "Kita sangat berusaha menjadi tidak terlihat, dan hanya terlihat bagi mereka yang membutuhkan jasa kita. Agen ini ada dan berjalan dari mulut ke mulut dan kita mencoba semaksimal mungkin untuk men
Read more

Umpan Flow

5|Umpan Flow  Siang itu Flow yang masih menyamar di kantor milik pelaku tersebut tiba-tiba ditugaskan untuk mendampingi Pak Bos melakukan meeting di kantor cabangnya yang baru. Manajer mengatakan kepada Flow untuk segera bersiap pergi ke lobi bawah karena Bos sudah menunggu ia di sana. Dengan perasaan campur aduk ia berusaha mengirim pesan satu arah menggunakan pesan pager kepada Galen untuk siap siaga pada segala kondisi yang akan terjadi. Galen pun menerima pesan tersebut dan meluncur bersama Dante mengikuti mobil mereka, sementara Bu Han tetap mengawasi di ruangannya. Mobil yang membawa Flow terus melaju diikuti Dante dan Galen yang sedang membututi mereka. Hingga mobil tersebut berhenti di sebuah rumah yang terlihat sangat usang, dari kejauhan Dante dan Galen melihat Flow sudah tak sadarkan diri masuk di bopong oleh bodyguard bersama Bos nya yang berjalan sangat santai. "Sialan! Para bajingan ini" ucap Galen "Kau haru
Read more

Sekte

6|Sekte  Malam itu Dante pergi berjalan untuk mencari udara segar karena ia sangat merasa bosan. Ia sedikit bersenandung kecil,tentu saja untuk mengusir kesunyiaan yang menyeruak di malam gelap. Hingga di ujung jalan ia melihat sosok wanita berambut panjang sedang berlari bertelanjang kaki.Terlintas dalam pikiran Dante apakah itu hantu. "Astaga, apakah itu orang atau hantu?" ucap Dante dalam hati.  Wanita itu berlari dekat semakin dekat menghampiri Dante,dengan lirih wanita itu mengucapkan sebuah kata pada Dante sembari bersimbuh terduduk lemas. "Tolong...tolong saya" ucap wanita itu lirih "Apa yang dapat saya bantu nona?" ucap Dante panik "Bawalah saya menjauh dari sini tolong..." ucap wanita itu Tanpa berpikir panjang Dante membawa wanita itu dan segera menuntun ia berjalan. Di sepanjang jalan Dante tidak berhenti berpikir bagaimana respon orang-orang di gedung panti jika ia membawa
Read more

Sekter II

Setelah kejadian semalam Dante terus mengutuk dirinya sendiri. Bahkan sekarang pemuda itu harus menahan malu atas kejadian yang terjadi semalam di gudang bersama wanita itu.Tak lama Galen mengetuk pintu kamar Dante."Kau bersiaplah. Kita harus menuju ruang Bu Han sekarang" ucap Dante memberitahu"Baiklah,aku akan segera ke sana" jawab DantePemuda itu kemudian bergegas berbenah diri dan langsung menuju lantai dua ruangan Bu Han.Tampak disana semua orang sudah berkumpul termasuk wanita itu, Lea. Dante  tak mau terlihat bodoh, ia harus terlihat biasa saja."Bagaimana bisa wanita itu terlihat biasa saja atas apa yang terjadi semalam di gudang" ucap batinnya"Selamat pagi semua,hari ini adalah waktunya untuk kita memenuhi keinginan klien yaitu, Lea" ucap Bu HanMereka pun menyapa Bu Han kembali dengan masih berselimutkan kantuk."Saya,Galen dan Dante telah mengumpulkan semua keperluan penyelidikan untuk Kau dan Lea" u
Read more

Sekte III

Dengan segala kepanikan yang ada, Flow menyelinap kembali ke kamar untuk melaporkan hal tersebut ke para anggota agen.Pesan pager pun dikirim kan ia kepada para anggota agen. Tak lama dari itu balasan pun datang dari mereka." Jangan panik dan ceroboh. Dante dan Galen menuju tempat itu segera,untuk memantau kalian " jawab pesan pager itu." Baiklah jangan panik Flow. Aku akan menyelinap di malam hari untuk melihat kondisi Lea" ucap Flow dalam hati meyakinkan diri.Malam pun tiba. Flow segera pergi menyelinap ke ruangan isolasi untuk melihat keadaan Lea, tetapi semua ruangan itu terkunci rapat, bahkan di setiap ruangan terdapat penjaganya.Flow pun mengurungkan niatnya untuk menerobos masuk. Ia tidak boleh ceroboh.**Malam pun berlalu digantikan oleh pagi yang suram, karena Flow sangat mencemaskan Lea. Hingga lonceng pun berbunyi memenuhi semua gedung ini. Dengan jubah hitam itu ia pergi ke Aula.Di sana semua pengikut seperti biasa s
Read more

Familiar

Sore itu tak mendung juga tak cerah. Pemuda itu mengayuh sepeda dengan santainya. Dante melihat sekeliling taman untuk hiburannya sendiri di kala penatnya hidup.  Hingga tiba-tiba sorot matanya melihat sosok gadis muda memakai seragam sekolah, ia tampak kesusahan memperbaiki rantai sepedanya yang lepas. "Permisi nona, apakah kau membutuhkan bantuan?" ucap Dante tepat dibelakang gadis itu Ketika gadis itu berbalik ke arah Dante, seketika ia merasa tidak asing dengan paras gadis itu. "Apakah boleh Tuan? ucap Gadis ituDante masih menatap wajahnya lamat-lamat " Tuan?" ucap gadis itu menyadarkan Dante " Ah iya, tentu boleh nona" jawab Dante sembari memalingkan wajahnya " Terima kasih Tuan" ucap gadis itu tersenyum hangat Deg. Hati Dante merasa tak karuan, senyum itu telah lama ia rindukan. " Dia mirip sekali dengan ibu, wajahnya, sorot matanya, lesung pipi dan senyum hangatnya mengingatkan ku pada ib
Read more
DMCA.com Protection Status