Home / Pendekar / PENDEKAR TAPAK DEWA / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of PENDEKAR TAPAK DEWA: Chapter 51 - Chapter 60

151 Chapters

PART 51

       Sebuah retakan bumi yang menganga memanjang tampak di depan mata mereka. Tubuh Dewa Seta Me’e lenyap di tempatnya.      Namun, tiba-tiba terdengar suara teriakan dalam rengkahan bumi yang membahana. Itu suara Dewa Seta Me’e yang sedang meminta tolong. Tak ada yang berani menengok di pinggir rengkahan apalagi untuk menolongnya.      Pendekar Tapak Dewa tak peduli dengan  suara minta tolong yang menyayat hati itu. Karena saat itu pula gendang telinganya seolah-olah mendengar ribuan orang yang berteriak meminta tolong, lalu suara mereka terhenti. Mereka dibantai secara tanpa ampun!                                 &n
last updateLast Updated : 2021-08-25
Read more

PART 52

      Namun betapa heran  keduanya, karena mereka tak merasakan mata pedangnya telah menebas sasarannya. Terasa seperti hanya menebas asap. Dan lebih terhenyak lagi keduanya saat menyaksikan, bahwa pemuda itu telah lenyap di tempatnya. Mata keduanya terbuka lebar ketika di hadapannya mereka menyaksikan sebuah bekas lobang yang sudah tertutup.       Haahh...!”     “Hei, saya di sini...!”       Mendengar sebuah suara tiba-tiba ada di belakang mereka, keduanya pun serta-merta membalikkan tubuhnya. Namun belum lagi keduanya menghadap ke belakang dengan sempurna, dada mereka sudah langsung disambut dengan hantaman dua tapak tangan Pendekar Tapak Dewa dengan cukup keras.       Bugghhkk...!!!   &nbs
last updateLast Updated : 2021-08-26
Read more

PART 53

         Sejak Pendekar Tapak Dewa keluar sebagai calon tunggal sebagai panglima angkatan perang di tahap pertama, rumah kediamannya langsung dijaga ketat oleh ratusan  prajurit khusus pengawal kediaman panglima. Jalan yang melintas di depan perkampungan utara itu pun langsung dipagar betis oleh para pajuri yang bersenjatakan tombak itu, tak siapa pun yang boleh lewat sembarangan di jalan itu. Termasuk yang bukan pengawal kediaman panglima. Dalam waktu sekejap La Mudu alias Pendekar Tapak Dewa telah dianggap sebagai calon petinggi di negeri kecil ini. Apa pun keperluan sang calon panglima sudah dijamin sepenuhnya oleh Paduka Sandaka Dana selaku kepala negeri.        Tentu yang boleh bebas berada di dalam dan sekitar kediaman sang calon panglima adalah kelima sahabatnya, yaitu            La Turangga, La
last updateLast Updated : 2021-08-27
Read more

PART 54

      La Mudu menggeleng-geleng heran. Peristiwa tragis pemusnahan sebuah keluarga atau banyak keluarga tanpa berdosa, cukup dia dan ratusan keluarga Desa Tanaru saja yang mengalaminya, dan jangan lagi terhadap keluarga dari para mendiang calon panglima itu, atau terhadap keluarga mana pun. Kebiadaban serupa harus dilenyapkan di atas muka bumi!      “Tidak, Bumi Osu. Kita memang dikenal sebagai bangsa biadab, tetapi tidak boleh berlaku biadab terhadap penduduk Sangiang sendiri, apalagi mereka tak memiliki dosa apa-apa. Terkecuali sesuatu hal yang mengharuskan sebagai sebuah aturan atau dosa yang tak termaafkan. Lagi pula, apa salah dan dosa mereka terhadap saya sehingga saya harus menjatuhkan hukuman terhadap mereka? Tidak! Justru saya meminta agar mereka semua dijamin hidup dan kenyamanan hidupnya. Saya memutuskan untuk melindungi mereka!”      Mend
last updateLast Updated : 2021-08-29
Read more

PART 55

       Udara pantai berhembus sepoi-sepoi, mampu menetralkan terik matahari yang terasa menyengat.       Di hari menjelang siang itu, Meilin berada di pantai yang terletak di belakang kampungnya, tempat di mana ia dengan La Mudu pernah mengucapkan janji cinta mereka. Ia sedang menunggu La Sangga, La Parange, La Landa, La Sunta, dan La Geta yang sedang melaut untuk memanah ikan atau udang karang. Kelima penyamun insyaf itu melaut menggunakan perahu sewaan milik penduduk setempat. Meilin tidak berada sendiri di pantai, namun banyak penduduk lain yang sedang menunggu kepulangan suami, saudara, atau ayah mereka yang sedang melaut. Ia juga dikawal oleh La Parada, salah seorang anggota penyamun yang kini menjadi salah satu kakak angkatnya.       Sambil menunggu itu, Meilin dan La Parada manfaatkan dengan mencari berbagai hewan laut kecil seperti kerang-
last updateLast Updated : 2021-08-30
Read more

PART 56

            Matahari baru saja condong ke barat, tetapi sekeliling alun-alun yang luas sudah dipenuhi oleh panonton yang akan menyaksikan peristiwa penting, yaitu pertarungan penentuan pemilihan calon panglima angkatan perang ‘Kerajaan’Negeri Sangiang yang menampilkan calon tunggal yang tersisa, yaitu Pendekar Tapak Dewa yang akan melawan para jawara penguji. Yang berkibar di keempat penjuru alun-alun sore itu hanya tinggal panji kebesaran dari Pendekar Tapak Dewa yang berlambangkan gambar sebuah tapak tangan. Tapak Dewa.      Kalangan yang digunakan untuk pertempuran hari kedua atau terakhir ini lebih diperluas dari pertarungan pada hari pertama kemarin. Mengambil sebagaian besar bagian tengah alun-alun. Seperti yang sudah diatur, bahwa jawara yang lolos ke hari kedua, yaitu hari ini,  wajib melalui tiga pertarungan. Pertarungan tahap pertama yaitu melawan lima jawara penguji. J
last updateLast Updated : 2021-09-01
Read more

PART 57

    Tatkala dengan serentak kelima lawannya menebaskan pedang mereka kepada sang jawara muda secara membabi buta, mereka sangat dikagetkan dengan sebuah kenyataan bahwa pedang mereka hanya menebas angin kosong. Ternyata Pendekar Tapak Dewa telah melakukan sebuah gerakan menipu, karena dengan tiba-tiba ia melakukan salto di udara dengan sebuah gerakan yang amat cepat sehingga sulit ditangkap oleh mata biasa.       Saat kelimanya membalikkan badan, tau-tau..       Krrakk...!!     “Agghk...!!”       Tubuh salah satu dari kelima jawara penguji telah terlempar ke belakang dan jatuh persis di depan Nilam Pambinta. Saat menyaksikan korban pertama dari kakak angkatnya dalam keadaan meregang nyawa dan dada hangus, gadis itu  langsung menjerit dan menu
last updateLast Updated : 2021-09-03
Read more

PART 58

      “Untuk melawan lima puluh prajuri penguji, sebaiknya Nanda Jawara menggunakan salah satu senjata, entah tongkat, pedang, atau lainnya,”Dewa Na’e mendapat giliran untuk sekedar memberi saran kepada La Mudu sembari memajukan wajahnya ke depan.       “Bila saya memerlukannya nanti, tentu, Dewa Na’e,” sahut La Mudu, dengan suara setengah berbisik juga. “Yang penting Dewa Na’e, Dewa Ngoja, dan Bumi Osu tetap bersiap-siap seperti yang kita rencanakan tadi pagi.”        “Kami bertiga sudah bersiap untuk itu, Nanda Jawara,” bisik Bumi Osu sambil menjulurkan wajahnya di dekat telinganya La Mudu.       Apa yang telah direncana oleh La Mudu dan ketiga penasihatnya itu?       Ketika tadi pagi Dewa Na’e dan Dewa Ngoja datang menghadap ke kediama
last updateLast Updated : 2021-09-04
Read more

PART 59

          Saat tubuh sang jawara muda lenyap dari pandangan semua orang yang melihatnya di bumi, tiba-tiba tubuhnya berbalik arah dan meluncur  menukik tajam dengan mengarahkan kedua tapak tangannya ke bawah. Lengkingannya berganti dengan teriakannya...”Jurus Tapak Seribu Dewaaaaa.....!!” yang amat nyaring dan makin menyakitkan gendak telinga semua orang yang berada di bawah.          “Berhati-hatilah, Kak Mudu. Mereka para jawara sakti,”La Shinta Panala yang duduk di kursi di sebelah kiri La Mudu membuka suaranya, memberikan nasihatnya. Di wajahnya terpancar rasa khawatirnya. Tentu ia yang la
last updateLast Updated : 2021-09-05
Read more

PART 60

         Tubuh Pendekar Tapak Dewa laksana sebuah meteor yang berwana keemasan. Kelima puluh pendekar uji yang menyaksikan jurus yang teramat dahsyat itu, hanya melongo sesaat, kemudian kocar-kacir untuk menyelamatkan diri.       Tetapi malang bagi mereka. Sebelum mereka sempat menyelamatkan diri, bayangan cepat ribuan tapak raksasa telah lebih dahulu menghantam tubuh mereka secara bersamaan.        Buummm...!!!        Sebuah ledakan dahsyat menggelegar mengguncang bumi, membuat tubuh siapa pun mencelat dan jatuh ke belakang, termasuk juga Paduka Sandaka
last updateLast Updated : 2021-09-06
Read more
PREV
1
...
45678
...
16
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status