Andina menghela nafas panjang sambil memandangi suaminya. Tak sepatah kata pun terucap. Namun, ia tahu, mereka sama-sama merasakan manis dan pahitnya secara bersamaan. Begitu besarnya perubahan yang terjadi. Betapa getir rasanya, namun juga betapa ia merasakan begitu dekat dengannya sekarang ini. "Maafkan aku, Mas, Maaf. Tapi, yang datang dan pergi akan membuatmu lebih mengerti, dan semoga ini menjadi perjalanan menuju pendewasaan diri untukmu." Andina mengelus pipi Daniel yang masih memejamkan matanya di atas ranjang. Terlihat betapa kusut wajah suaminya, betapa menyedihkannya wajah Daniel. Ia pasti begitu mendamba malam pertama. Begitu ingin menikmati malam-malam indah pengantin baru. Tapi bukankah Daniel pernah merasakannya sebelumnya. Merasakan bagaimana malam pertama yang ia lakukan bersama Aurelie. Andina mengikat rambutnya tinggi-tinggi sebelum berjongkok untuk membuka kopernya. Ia mengambil beberapa potong baju ganti untukn
Read more