"Tadi janjinya cuma sebentar aja, kan ketemunya? Terus, kenapa sekarang malah minta nego perjanjian?" Gaza menggenggam kedua tanganku. "Jujur, aku keberatan dengan syarat tadi siang, untuk tidak sekamar sama kamu. Tapi, daripada kamu nggak mau menikah sama aku, terpaksa aku iyakan." "Ya, udah, kalau gitu, tepati dong, syarat perjanjiannya," kataku. "Tadi siang aku tidak berjanji, lho. Cuma mengiyakan saja." Huh! Si*l*n!"Oke. Tapi, kamu tadi janji cuma sebentar ketemunya, kan?" Gaza menghela napas, lalu melepaskan genggaman tangan. Dia menyugar rambutnya seperti sedang frustasi. Duh, aku jadi kasian. "Kalau aku ingkar janji bagaimana? Aku beneran tidak bisa berjauhan sama kamu, Alula." Dasar mas suami! Segitu bucinnya ya, sama aku? Melihat matanya yang sendu, membuatku semakin tidak tega. Dia mungkin nggak bisa tidur karena ini bukan di rumahnya, atau di apartemennya. Maklu
Baca selengkapnya