Home / Romansa / HOT & SWEET EX / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of HOT & SWEET EX: Chapter 1 - Chapter 10

15 Chapters

1 - Aksi Mantan Kekasih

"Kau pasti lelah, ya? Maaf, kau harus ke sini, setelah bekerja. Harusnya aku membujuk Barret, tapi kau sudah tahu sendiri dia keras kepala. Tidak akan bisa mendengarkan apa yang aku katakan atau saran aku berikan."Synda Sydney menggeleng pelan. Tawanya turut terlolos karena gaya bicara dari Aldora Adams yang lucu, kekasih hati sang kakak. Raut kesal wanita itu tampak jelas di wajah. Namun, Synda justru merasa terhibur."Tenang saja, Aldora. Aku tidak apa-apa ke sini," jawabnya dengan lembut. Senyuman yang lebar dipatrinya. "Aku bisa beristirahat nanti. Aku juga tidak terlalu lelah hari ini."Selepas menjawab, Synda sudah tidak lagi memusatkan pandangan pada sosok Aldora. Ia pun memandang kembali lurus ke depan. Sedangkan, kedua kakinya masih melangkah dengan anggun menuju ke teras belakang rumah mewah kakak sulung laki-lakinya.Tangan kanan dan kiri memegang dua buah kantong plastik yang berisi beberapa jenis makanan siap saji diminta Barret Sydney."Ada
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

2 - Godaan Alexander

"Kau sudah makan atau belum?"Synda menggeleng pelan. Namun, tak ingin memberi respons imbuhan lewat kata-kata untuk pertanyaan yang dilontarkan sang kakak. Synda yakin jika sudah bisa dipahami oleh saudara sulungnya itu, walau dirinya tak menjawab dengan jelas atau detail."Kenapa tidak cicipi ayam dan pasta, jika kau belum makan? Nanti kau bisa sakit. Dapat berpengaruh untukku juga. Pekerjaan akan dilimpahkan kepadaku, saat kau sakit."Synda memilih meneguk wine yang tersisa banyak di dalam gelasnya, dibandingkan ia harus meladeni Barret Sydney yang sedang mabuk. Ia bisa memaklumi jika sang kakak akan lebih banyak mengoceh, ketika sudah dipengaruhi oleh minuman beralkohol.Suasana hatinya juga tengah tak baik akibat harus berada di satu tempat dengan mantan kekasihnya. Benar, mereka masih duduk di teras belakang. Dirinya, sang kakak, Aldora, dan Alexander. Hanya berempat saja."Ayolah, Adikku. Kau harus makan. Apa kau tahu? Tubuhmu semakin kurus
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

3 - Kesempatan Emas

"Aku bisa berjalan sendiri. Kepalaku tidak terlalu pusing. Jadi, kau tidak perlu jug--"Synda segera menangkap tubuh Alexander yang baru beberapa detik lalu dilepaskan dari pegangannya. Ia tidak ingin sampai pria itu terjatuh ke lantai. Walau, bukan masalah yang mudah juga menghadapi penolakan pria itu untuk diantarkan ke dalam kamar.Dirinya pun cukup keberatan. Namun, tidak mungkin mengingkari janji yang sudah ia buat pada Aldora Adams. Synda menepati apa yang sudah dikatakan. Dan, diabaikan status di antara dirinya dan Alexander."Lepaskan aku. Tadi, sudah aku bilang jika aku bisa ke dalam sendiri. Kau bisa pe--""Bisakah kau jangan terus bersikap seolah kau tetap kuat? Kau mabuk. Kau tidak akan bisa berjalan sendiri ke kamar dengan baik. Kau hanya perlu diam," potong Synda cepat."Jika kau terus menolak bantuanku. Paling kau akan sering terjatuh ke bawah dan kau pasti mencium lantai," imbuh wanita itu.Kemudian, dihelanya napas. Ia berupaya ta
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

4 - Kebimbangan Synda

Synda hanya dapat mengerjap-ngerjapkan mata sembari melakukan penarikan serta juga pembuangan napas beberapa kali. Tak ada hal lain yang bisa dilakukan. Misalkan saja menggerakkan tubuhnya, terasa sangat mustahil. Walau, sudah pernah dicobanya.Dekapan Alexander terlalu kuat. Tidak ada celah baginya menunjukkan perlawanan. Berbaring di atas kasur bersama yang tentu membuat Syinda sangat merasa tak nyaman. Mereka berdua tidak memiliki jarak sama sekali memisahkan. Ia pun dapat merasakan napas halus dan teratur Alexander Dominiq yang sedang tertidur dengan nyenyaknya.Sudah hampir selama dua jam, tidak mampu Synda untuk melakukan perubahan posisi mereka. Pelukan pria itu belum berkurang. Masih kencang lengan-lengan kokok sang manta kekasih memerangkapkan tubuhnya.Synda lelah. Beragam cara telah berupaya ia lakukan. Namun, tak ada yang berhasil. Dan tidak ada pilihan lain lagi. Synda memilih menyerah. Membiarkan Alexander untuk memeluknya terus. Ia juga sudah mulai l
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

5 - Tingginya Sensitivitas

"Jadi, kau tidak ingat sama sekali apa yang sudah kalian lakukan kemarin malam di dalam kamar?" Barret bertanya dengan rasa ingin tahu yang semakin bertambah besar."Aku tidak ingat. Kau boleh percaya ataupun tidak jawabanku. Terserah padamu saja.""Aku tidak percaya. Walaupun, aku mabuk. Aku masih ingat bagaimana aku dan Aldora menghabiskan malam panas. Dia yang mengerang dengan suara seksi p--""Bisakah kau jangan menceritakan secara detail? Itu adalah privasi kita. Kau tidak bisa membukanya kepada orang lain, tanpa ada persetujuan dariku dahulu. Mengerti?"Barret mengangguk dengan gerakan santai dan memperlebar senyuman ke arah sang kekasih guna menanggapi permintaan dari wanita itu. Ia juga mengedipkan mata.Barret tak akan melakukan rayuan apa pun untuk menenangkan Aldora yang sedang kesal. Kekasihnya tak benar-benar marah. Dari raut wajah tampak jelas menunjukkan rasa malu. Ada semburat warna merah pada kedua pipi. Hanya suara Aldora saja yan
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

6 - Tragedi Suara Desahan?

Synda mengalami rasa kantuk yang sangat berat. Kedua kelopak matanya susah untuk dibuka. Namun, tak berarti ia dapat dengan mudah terlelap dan juga bermimpi indah.Pikiran terus bekerja. Sejumlah hal menyita kepala sehingga menimbulkan rasa pusing. Efek yang tidak bagus bagi dirinya. Synda sudah berupaya tidak mempermasalahkan, tetapi ia tetap saja gagal dalam melakukan."Wajahmu pucat. Apa kau kurang tidur?"Synda langsung mengangkat kepala yang ia letakkan di atas meja makan. Lantas secara cepat mengangguk sembari menatap sosok Aldora Adams. Wanita itu memang selalu bisa memahami apa yang tengah ia alami.Dari waktu ke waktu dekat dengan kekasih sang kakak, membuat Synda menganggap Aldora sebagai teman baik. Jika ada masalah ia tak akan terbebani untuk menceritakan kepada wanita itu. Aldora akan memberikan solusi dan saran yang banyak cocok baginya."Kau benar. Aku kurang tidur. Hanya tiga jam saja, aku benar-benar tidur nyenyak dan untukku masih kura
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

7 - Urusan Dengan Alex

"Apa lagi maumu? Sudah aku bilang aku tidak mau!" seru Synda dengan intonasi tinggi, setelah mengangkat teleponnya."Kau jangan menjanjikan kepadaku berbagai hal yang manis. Aku tidak akan mengubah keputusanku, Barret!"Synda langsung menjauhkan handphone dari telinga, ketika bentakan sang kakak dari seberang sana. Bukan berarti dirinya merasa takut. Hanya menghindari indera pendengaran jadi terganggu. Beberapa detik kemudian, kembali ponselnya ditempelkan di telinga. Celotehan sang kakak belum selesai."Kau pikir kau saja yang emosi? Aku juga! Kau jangan mengatakan aku seorang pembangkang. Aku tidak suka kau tuduh macam-macam." Synda ikut mengeraskan suaranya."Kau yang menangani proyek dia! Jangan menyuruhku! Tidak akan pernah mau aku melakukannya. Camkan!"Tanpa menunggu jawaban dan reaksi sang kakak, ditutup telepon secara sepihak. Lantas, pengaturan napas diterapkan untuk segera m
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

8 - Memulai Perang

Alexander sudah sangat merasakan aura kemarahan Synda semakin besar yang sedang berjalan di sampingnya dengan tangan mereka saling menggenggam. Lebih tepat, dirinya begitu kencang menautkan jemari ke jari-jari wanita itu.Diawal, saat masuk ke dalam lift, Synda menunjukkan penolakan keras. Masih tidak mau menuruni perintahnya untuk pergi ke apartemen guna mendiskusikan pekerjaan.Synda bahkan nyaris kabur, namun berhasil dihentikan dengan pembicaraan mengarah pada ancaman tentang akan dicabut posisi cukup tinggi wanita itu dari perusahaan.Hampir lima menit berlalu, Synda pun hanya diam. Tidak memerlihatkan perlawanan apa pun lagi. Wanita itu bahkan tak menolak saat tangan mereka ditautkan olehnya.Tidak ada juga reaksi yang berlebihan, sekan sentuhan yang ia berikan biasa saja. Tak seistimewa dulu. Ya, ketika masih menjadi pasangan kekasih, Synda sangatlah senang jika dirinya menggenggam dengan erat tangan wanita itu.Synda akan tersenyum lebar. Kedua
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

9 - Ancaman Halus

"Kenapa tidak menjawab, Sayang? Kau pasti sudah tahu apa yang akan terjadi kepad--"Synda menjatuhkan kasar tangan mantan kekasihnya dari bahu. Lalu, didorong pria itu menjauh sehingga mereka jadi berjarak, walau memang tidak sampai lima meter. Tetapi, penghindaran kontak fisik sudah dirasanya cukup supaya tak menimbulkan sensasi aneh bagi dirinya yang meresahkan."Aku tidak mau tahu bagaimana?" Synda pun sengaja membalas dengan kalimatnya yang terkesan menantang. Suara tegasMatanya yang masih mendelik tajam terus diarahkan ke Alexander yang menyeringai dengan tatapan sarat akan kejahilan. Dari pancaran sepasang mata pria itu, mampu untuk ditangkapnya arti kejujuran. Memiliki kaitan akan apa yang Alexander sampaikan."Kau harus mau tahu, Sayang. Kau tidak akan bisa bersikap tidak peduli."Terus terang ucapan tersebut membuat ketenangannya semakin terkikis. Tentu ada sugesti untuk diri sendiri agar tidak mudah memercayai ucapan pria itu. Terlebih b
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

10 - Pesona Mantan Kekasih

Seringaian Alexander tampak semakin puas, tentu dirinya menebak karena jawaban yang telah ia luncurkan. Synda pun mengutuk di dalam hati akan balasan dilontarkannya.Jika dipikirkan ulang kembali, terutama dari nada bicaranya, memanglah menunjukkan antusiasme tinggi akan apa yang Alexander hendak lakukan. Seakan juga menginginkan pria itu dengan hasrat tidak terbendung.Dan, pantas saja Alexander memerlihatkan reaksi begitu senang. Sepasang mata mantan kekasihnya itu juga memancarkan semakin nyata kebanggaan. Tentu, sorot tantangan turut bertambah, memandang dirinya."Kau mengatakan apa tadi, Sayang? Tidak terlalu jelas aku dengar. Bisa kau ulangi?"Synda menggeleng cepat. Ekspresinya tetap dibuat datar. Dan, dipilih melakukan upaya untuk menjauhkan badan dari kungkungan Alexander. Usahanya tak berjalan baik. Pria itu justru mengeratkan rengkuhan. Peluang untuk melepaskan bertambah kecil.Synda memutuskan menjalankan rencana kedua yang dirasa akan
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status