Accueil / Romansa / HOT & SWEET EX / 7 - Urusan Dengan Alex

Share

7 - Urusan Dengan Alex

Auteur: Di_evil
last update Dernière mise à jour: 2021-06-03 13:26:52

"Apa lagi maumu? Sudah aku bilang aku tidak mau!" seru Synda dengan intonasi tinggi, setelah mengangkat teleponnya.

"Kau jangan menjanjikan kepadaku berbagai hal yang manis. Aku tidak akan mengubah keputusanku, Barret!"

Synda langsung menjauhkan handphone dari telinga, ketika bentakan sang kakak dari seberang sana. Bukan berarti dirinya merasa takut. Hanya menghindari indera pendengaran jadi terganggu. Beberapa detik kemudian, kembali ponselnya ditempelkan di telinga. Celotehan sang kakak belum selesai.

"Kau pikir kau saja yang emosi? Aku juga! Kau jangan mengatakan aku seorang pembangkang. Aku tidak suka kau tuduh macam-macam." Synda ikut mengeraskan suaranya.

"Kau yang menangani proyek dia! Jangan menyuruhku! Tidak akan pernah mau aku melakukannya. Camkan!"

Tanpa menunggu jawaban dan reaksi sang kakak, ditutup telepon secara sepihak. Lantas, pengaturan napas diterapkan untuk segera mengurangi gelenyar emosi di bagian dadanya. Tak ingin terlalu lama hanyut dalam kekesalannya juga.

"Menyebalkan sekali punya kakak pemaksa seperti dia. Aku tidak diberikan kebebasan memilih." Synda menggerutu.

Siapa pun akan merasakan hal yang sama seperti dirinya jika berkaitan akan sebuah pekerjaan mengharuskan ada kerja sama dengan mantan kekasih. Ia keberatan sejak awal. Bahkan, sudah dikemukan langsung di hadapan sang kakak. Namun, tak bisa untuk diterima alasan yang diberikan olehnya dan tetap diminta bersikap profesional. Jelas saja dirinya kesal. Tidak akan mudah seperti yang dikatakan kakaknya.

Di sisi lain, ancaman dari Barret tak bisa untuk dihiraukan karena sangat penting kedudukannya di perusahaan. Jika sampai benar posisinya diturunkan atau bahkan diberhentikan, maka kerugian sangat besar harus ditanggungnya.

Belum sanggup untuk dihadapi. Harusnya memang ia lebih mempertimbangkan secara matang, memikirkan dengan logika dan rasional. Bagaimana pun dirinya seorang pengusaha, tak mestinya mengedepan perasaan pribadi dalam berbisnis.

"Astaga! Sangat sulit! Menyebalkan!" Synda meloloskan seruan kencang untuk meluapkan kejengkelannya.

"Aku harus menerima? Jalan terbaik sepert—"

Ucapannya terhenti karena bel rumah berbunyi. Ia tidak segera berjalan ke arah pintu karena salah satu pelayan yang sudah membukakan, tetap berada di ruang tamu. Hanya saja, rasa penasaran akan siapa tengah datang tiba-tiba menyergap dirinya. Terlebih, tak diterima olehnya sama sekali. pemberitahuan. Wajar juga jika menjadi curiga. Terus menerka-nerka tentu saja.

Tak lama kemudian derap sepatu seseorang pun tertangkap gendang telinganya, pastilah Mrs. Dyne yang datang guna menginformasi siapa tengah berkunjung. Ia pun langsung bangun dari sofa yang belum satu menit didudukinya. Kepala ditolehkan ke samping.

"Hai, Sayang."

Synda jelas langsung membelalakan mata melihat sosok jangkung mantan kekasihnya. Alexander berdiri tidak jauh darinya. Pria itu justru semakin berjalan mendekat. Ia hanya bisa berdiri mematung dengan rasa terkejut yang belum mampu dihilangkan.

Bukan hanyalah keberadaan Alexander saja tak disangka. Namun, pakaian tengah pria itu kenakan adalah pemberian darinya, kado untuk peringatan hari ulang tahun mantan kekasihnya sebelum diakhiri jalinan asmara mereka. Alexander begitu tampak gagah.

"Aku tidak mengganggumu 'kan, Sayang?"

Synda berupaya menunjukkan reaksinya secara cepat, ingin menggeleng. Akan tetapi, kepala terasa sangat berat digerakkan. Dan, hanya masih bisa memandang sosok sang mantan kekasih yang sudah berada di dekat dirinya, saling berhadap-hadapan.

"Kau terpesona dengan penampilanku?"

Synda jelas segera memalingkan wajahnya. Harus diselamatkan harga diri. Pilihan yang paling baik untuk diperlihatkannya yakni gelengan. Tak mungkin mengakui, terlebih ia sedang dipamerkan seringaian puas.

Lalu, perhatian dengan terpaksa dipusatkan lagi pada sang mantan kekasih. Kekagetan pun mendadak melandanya karena jarak mereka yang semakin dekat saja. Otomatis, kedua kaki dilangkahkan menjauh. Namun, Alexander justru juga segera beraksi. Diraih salah satu bahunya. Pergerakan pun jadi terbatas. Tak bisa berjalan ke belakang.

"Kenapa kau tidak menjawab, Synda? Aku sudah mengajukan beberapa pertanyaan. Kau pasti mendengar semuanya. Tapi, kau tidak membalas satu pun. Ada apa?"

Synda menggeleng cepat. "Aku malas saja menjawab. Kenapa? Apa aku tidak boleh melakukannya? Aku juga punya hak!"

"Haha. Baiklah, Sayang. Kau benar. Aku bisa mengerti. Tidak masalah jika kau tidak mau menjawab. Tapi, kau harus ikut denganku sekarang. Aku sudah minta izin ke Barret."

Synda membeliak. "Apa yang kau maksud? Aku harus apa? Ikut denganmu? Ke mana?"

"Apartemenku. Menurutmu ke mana lagi?"

Synda kembali menggeleng. "Untuk apa aku pergi ke sana?" tanyanya dengan curiga.

"Yang jelas kita tidak akan tidur bersama sekarang. Mungkin lain kali bisa terjadi."

Jawaban singkat yang membuat Synda tidak senang. Kemudian, ia menggeleng kembali. Lebih mantap. Tentu menolak. "Aku tidak mau. Aku tidak akan pergi. Kau tidak bis--"

Tak dapat dilanjutkan ucapan karena sang mantan kekasih sudah menggendongnya. Begitu kilat. Namun demikian, segera saja ditunjukkan perlawanan. Kedua tangan dan kakinya digerak-gerakan secara sembarang.

"Aku tidak mau ikut! Turunkan aku! Sudah aku bilang pada Barret, aku tidak akan ambil yang harus melibatkan aku denganmu!"

Tepat setelah diselesaikan kalimatnya, sang mantan kekasih pun sudah mendirikannya lagi di lantai. Namun, kedua tangan pria itu beralih ke pinggangnya, merengkuh kuat. Ia jelas tak terima, mencoba melepas secepat mungkin. Tetapi, tenaganya masih kalah.

"Kau yakin akan menolak? Bagaimana jika aku memegang rahasiamu? Aku akan beri tahu Barret dan Mr. Sydney. Mereka pasti akan terkejut. Tidak menyangka kau sudah melanggar aturan yang dibuat Mr. Sydney."

Synda membeku. Tak bereaksi apa pun atas ucapan mantan kekasihnya. Tahu apa yang sedang dibahas pria itu. Ia bahkan diam saja saat Alexander mengangkat tubuhnya lagi. Menggendong menuju ke pintu utama. Tidak bisa menunjukkan penolakan seperti tadi.

"Aku akan berpikir ulang membocorkan. Bagaimana pun juga aku berperan penting dalam pelanggaran yang kau lakukan."


Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Related chapter

  • HOT & SWEET EX   8 - Memulai Perang

    Alexander sudah sangat merasakan aura kemarahan Synda semakin besar yang sedang berjalan di sampingnya dengan tangan mereka saling menggenggam. Lebih tepat, dirinya begitu kencang menautkan jemari ke jari-jari wanita itu.Diawal, saat masuk ke dalam lift, Synda menunjukkan penolakan keras. Masih tidak mau menuruni perintahnya untuk pergi ke apartemen guna mendiskusikan pekerjaan.Synda bahkan nyaris kabur, namun berhasil dihentikan dengan pembicaraan mengarah pada ancaman tentang akan dicabut posisi cukup tinggi wanita itu dari perusahaan.Hampir lima menit berlalu, Synda pun hanya diam. Tidak memerlihatkan perlawanan apa pun lagi. Wanita itu bahkan tak menolak saat tangan mereka ditautkan olehnya.Tidak ada juga reaksi yang berlebihan, sekan sentuhan yang ia berikan biasa saja. Tak seistimewa dulu. Ya, ketika masih menjadi pasangan kekasih, Synda sangatlah senang jika dirinya menggenggam dengan erat tangan wanita itu.Synda akan tersenyum lebar. Kedua

    Dernière mise à jour : 2021-06-03
  • HOT & SWEET EX   9 - Ancaman Halus

    "Kenapa tidak menjawab, Sayang? Kau pasti sudah tahu apa yang akan terjadi kepad--"Synda menjatuhkan kasar tangan mantan kekasihnya dari bahu. Lalu, didorong pria itu menjauh sehingga mereka jadi berjarak, walau memang tidak sampai lima meter. Tetapi, penghindaran kontak fisik sudah dirasanya cukup supaya tak menimbulkan sensasi aneh bagi dirinya yang meresahkan."Aku tidak mau tahu bagaimana?" Synda pun sengaja membalas dengan kalimatnya yang terkesan menantang. Suara tegasMatanya yang masih mendelik tajam terus diarahkan ke Alexander yang menyeringai dengan tatapan sarat akan kejahilan. Dari pancaran sepasang mata pria itu, mampu untuk ditangkapnya arti kejujuran. Memiliki kaitan akan apa yang Alexander sampaikan."Kau harus mau tahu, Sayang. Kau tidak akan bisa bersikap tidak peduli."Terus terang ucapan tersebut membuat ketenangannya semakin terkikis. Tentu ada sugesti untuk diri sendiri agar tidak mudah memercayai ucapan pria itu. Terlebih b

    Dernière mise à jour : 2021-07-02
  • HOT & SWEET EX   10 - Pesona Mantan Kekasih

    Seringaian Alexander tampak semakin puas, tentu dirinya menebak karena jawaban yang telah ia luncurkan. Synda pun mengutuk di dalam hati akan balasan dilontarkannya.Jika dipikirkan ulang kembali, terutama dari nada bicaranya, memanglah menunjukkan antusiasme tinggi akan apa yang Alexander hendak lakukan. Seakan juga menginginkan pria itu dengan hasrat tidak terbendung.Dan, pantas saja Alexander memerlihatkan reaksi begitu senang. Sepasang mata mantan kekasihnya itu juga memancarkan semakin nyata kebanggaan. Tentu, sorot tantangan turut bertambah, memandang dirinya."Kau mengatakan apa tadi, Sayang? Tidak terlalu jelas aku dengar. Bisa kau ulangi?"Synda menggeleng cepat. Ekspresinya tetap dibuat datar. Dan, dipilih melakukan upaya untuk menjauhkan badan dari kungkungan Alexander. Usahanya tak berjalan baik. Pria itu justru mengeratkan rengkuhan. Peluang untuk melepaskan bertambah kecil.Synda memutuskan menjalankan rencana kedua yang dirasa akan

    Dernière mise à jour : 2021-07-02
  • HOT & SWEET EX   11 - Amarah & Godaan

    "Haahhh, masih ada dua lagi," gumam Synda dengan embusan napasnya yang panjang.Setelah memutuskan untuk bergabung di perusahaan, Synda selalu mengisi hari-hari kerjanya dengan kerumitan. Begitu banyak dokumen yang harus diperiksa, dikoreksi, dan bahkan dibuat ulang sesekali juga.Isi kepala sudah pasti terkuras dikarenakan memang membutuhkan cara berpikir yang keras, terlebih ketika menangani dan juga menuntaskan urusan beberapa proyek besar diberikan oleh sang ayah kepadanya.Synda hanya akan mempunyai tujuan serta konsentrasi untuk menyelesaikan dengan hasil terbaik yang bisa dilakukannya. Sudah menjadi kewajiban bagi Synda. Ia harus bisa membuktikan diri bahwa memang memiliki potensi dan kemampuan dalam berbisnis."Sayang, apa yang sedang kau kerjakan?"Synda pun langsung bangun dari kursi kerja tengah ditempati mendengar suara dan juga sosok sang ayah. Dengan langkah kaki cukup cepat, Synda berjalan ke arah sofa. Di mana, ayahnya sedang ingin

    Dernière mise à jour : 2021-07-02
  • HOT & SWEET EX   12 - Pertahanan Runtuh (Mature Content)

    Synda semakin kehilangan konsentrasinya dalam bekerja karena durasi keberadaan di apartemen Alexander yang bertambah. Hampir dua jam lamanya. Hanya sendirian.Entah kapan dirinya bisa pergi, belum dapat diprediksi dengan tepat, sebab harus menunggu mantan kekasihnya itu kembali ke apartemen terlebih dahulu. Belum pasti.Synda pun merutuki kejengkelan dirinya yang sudah beri izin pria itu meninggalkan apartemen karena tidak ingin dekat lama-lama dengan Alexander. Namun, menjadi bumerang baginya juga. Tidak dipikirkannya secara matang.Tak ada hal bisa dilakukan, selain menanti sampai sang mantan kekasih kembali. Harusnya, ia senang. Tentram dalam menyelesaikan tugasnya tanpa ada gangguan. Tetapi, justru konsentrasi semakin mengalami perpecahan di dalam kepala.Penyebab utama karena kembali terbangunnya memori kebersamaan dengan Alexander yang pernah dilalui, ketika mereka masih menjadi pasangan kekasih. Terutama, tentang percintaan panas yang kerap dilakuk

    Dernière mise à jour : 2021-07-02
  • HOT & SWEET EX   13 - Rencana Mencurigakan Alex

    "Hei,Dad. Maaf, aku terlambat datang.Dadtidak lama menungguku bukan di sini?"Synda melemparkan tatapan sangat tajam ke sosok saudara sulungnya yang baru saja membuka pintu ruang kerja ayah mereka. Reaksi diperoleh dari Barret hanya berupa senyum tidak bersalah. Dan, hal tersebut sukses membuat Synda semakin kesal."Tidak lama.Dadtahu alasanmu terlambat karena apa kali ini. Dad akan memahami.""Dadmemang sangat memahamiku. Dan, apakah Dad sudah mengatakan pada adikku tentang proyek yang harus ditanganinya?""Benarkah,Dad? Wow, berita sangat bagus. Trims, Dad.""SudahDadberi tahu. Proyek akan berjalan sesuai rencana.Dadyakin adikmu dapat menangani dengan baik. Jika kau tidak ingin dikalahkan. Kau juga harus bekerja keras."Synda langsung membalas tatapan Barret dengan senyuman bangga yang terkesan juga sedikit angkuh. Memang sengaja untuk diperlihatkan agar saudara sulungnya it

    Dernière mise à jour : 2021-07-02
  • HOT & SWEET EX   14 - Sosok Pria Lain

    Alexander langsung keluar dari kamarnya karena mendengar bel apartemen berbunyi. Menandakan tamu-tamu yang ditunggunya sudah datang. Hampir satu jam menanti.Dilangkahkan kaki dengan santai, tak perlu membukakan pintu. Baik, Synda maupun Barret sudah mengetahui sandi apartemen. Ia hanya perlu menyambut mereka berdua di ruang tamu. Beberapa meter lagi dicapai.Alexander pun memasang senyuman lebar pada wajah. Memang terlihat seperti sebuah seringai. Akan dipamerkan nanti ke Synda. Ia sudah terbayang bagaimana reaksi wanita itu, ekspresi kesal dan delikan mata."Hai, Kawan. Aku datang sendiri."Alexander spontan lebih membelalak akibat tak melihat sosok mantan kekasihnya. "Kau sendiri? Di mana Synda? Apa yang terjadi?""Hahaha. Kau kaget sekali, Kawan."Alexander tidak menjawab. Memilih duduk di sofa. Namun, tak dipindahkan pandangan dari Barret yang mendekatinya. Ia akan menunggu jawaban tanpa harus bertanya lagi. Barret pasti akan buka

    Dernière mise à jour : 2021-07-02
  • HOT & SWEET EX   15 - Perasaan Khusus Maxel

    "Hmm, harus aku perjelas lagi.""Kau ingin memperjelas tentang apa?" tanya Synda dengan nada canggung. Kian tidak nyaman. Namun, tetap tersenyum lebar.Sikap yang dirasanya harus ditunjukkan di hadapan Maxel agar tak menimbulkan rasa curiga. Bagaimana pun, hubungan di antara mereka sebagai teman menjadi prioritas.Ya, terlepas dengan apa yang hendak pria itu sampaikan. Synda yakin akan menyangkut hal-hal lebih pribadi. Namun, belum mampu untuk diterka-terka. Lebih baik menunggu.Pergantian detik demi detik terasa lama juga bagi Synda dengan belumnya diungkap oleh Maxel keinginan pria itu. Ia semakin gugup. Kurang percaya diri bisa menjawab dengan tepat atau sesuai yang dikehendaki Maxel."Ada apa, Synda? Kau kenapa?"Digelengkan kepala secara cepat. "Aku tidak apa-apa. Seharusnya aku yang bertanya se--""Aku suka kau, Synda. Aku mencintaimu."Maxel merasakan debaran jantungnya yang meningkat. Reaksi sangat wajar karena ia baru

    Dernière mise à jour : 2021-07-02

Latest chapter

  • HOT & SWEET EX   15 - Perasaan Khusus Maxel

    "Hmm, harus aku perjelas lagi.""Kau ingin memperjelas tentang apa?" tanya Synda dengan nada canggung. Kian tidak nyaman. Namun, tetap tersenyum lebar.Sikap yang dirasanya harus ditunjukkan di hadapan Maxel agar tak menimbulkan rasa curiga. Bagaimana pun, hubungan di antara mereka sebagai teman menjadi prioritas.Ya, terlepas dengan apa yang hendak pria itu sampaikan. Synda yakin akan menyangkut hal-hal lebih pribadi. Namun, belum mampu untuk diterka-terka. Lebih baik menunggu.Pergantian detik demi detik terasa lama juga bagi Synda dengan belumnya diungkap oleh Maxel keinginan pria itu. Ia semakin gugup. Kurang percaya diri bisa menjawab dengan tepat atau sesuai yang dikehendaki Maxel."Ada apa, Synda? Kau kenapa?"Digelengkan kepala secara cepat. "Aku tidak apa-apa. Seharusnya aku yang bertanya se--""Aku suka kau, Synda. Aku mencintaimu."Maxel merasakan debaran jantungnya yang meningkat. Reaksi sangat wajar karena ia baru

  • HOT & SWEET EX   14 - Sosok Pria Lain

    Alexander langsung keluar dari kamarnya karena mendengar bel apartemen berbunyi. Menandakan tamu-tamu yang ditunggunya sudah datang. Hampir satu jam menanti.Dilangkahkan kaki dengan santai, tak perlu membukakan pintu. Baik, Synda maupun Barret sudah mengetahui sandi apartemen. Ia hanya perlu menyambut mereka berdua di ruang tamu. Beberapa meter lagi dicapai.Alexander pun memasang senyuman lebar pada wajah. Memang terlihat seperti sebuah seringai. Akan dipamerkan nanti ke Synda. Ia sudah terbayang bagaimana reaksi wanita itu, ekspresi kesal dan delikan mata."Hai, Kawan. Aku datang sendiri."Alexander spontan lebih membelalak akibat tak melihat sosok mantan kekasihnya. "Kau sendiri? Di mana Synda? Apa yang terjadi?""Hahaha. Kau kaget sekali, Kawan."Alexander tidak menjawab. Memilih duduk di sofa. Namun, tak dipindahkan pandangan dari Barret yang mendekatinya. Ia akan menunggu jawaban tanpa harus bertanya lagi. Barret pasti akan buka

  • HOT & SWEET EX   13 - Rencana Mencurigakan Alex

    "Hei,Dad. Maaf, aku terlambat datang.Dadtidak lama menungguku bukan di sini?"Synda melemparkan tatapan sangat tajam ke sosok saudara sulungnya yang baru saja membuka pintu ruang kerja ayah mereka. Reaksi diperoleh dari Barret hanya berupa senyum tidak bersalah. Dan, hal tersebut sukses membuat Synda semakin kesal."Tidak lama.Dadtahu alasanmu terlambat karena apa kali ini. Dad akan memahami.""Dadmemang sangat memahamiku. Dan, apakah Dad sudah mengatakan pada adikku tentang proyek yang harus ditanganinya?""Benarkah,Dad? Wow, berita sangat bagus. Trims, Dad.""SudahDadberi tahu. Proyek akan berjalan sesuai rencana.Dadyakin adikmu dapat menangani dengan baik. Jika kau tidak ingin dikalahkan. Kau juga harus bekerja keras."Synda langsung membalas tatapan Barret dengan senyuman bangga yang terkesan juga sedikit angkuh. Memang sengaja untuk diperlihatkan agar saudara sulungnya it

  • HOT & SWEET EX   12 - Pertahanan Runtuh (Mature Content)

    Synda semakin kehilangan konsentrasinya dalam bekerja karena durasi keberadaan di apartemen Alexander yang bertambah. Hampir dua jam lamanya. Hanya sendirian.Entah kapan dirinya bisa pergi, belum dapat diprediksi dengan tepat, sebab harus menunggu mantan kekasihnya itu kembali ke apartemen terlebih dahulu. Belum pasti.Synda pun merutuki kejengkelan dirinya yang sudah beri izin pria itu meninggalkan apartemen karena tidak ingin dekat lama-lama dengan Alexander. Namun, menjadi bumerang baginya juga. Tidak dipikirkannya secara matang.Tak ada hal bisa dilakukan, selain menanti sampai sang mantan kekasih kembali. Harusnya, ia senang. Tentram dalam menyelesaikan tugasnya tanpa ada gangguan. Tetapi, justru konsentrasi semakin mengalami perpecahan di dalam kepala.Penyebab utama karena kembali terbangunnya memori kebersamaan dengan Alexander yang pernah dilalui, ketika mereka masih menjadi pasangan kekasih. Terutama, tentang percintaan panas yang kerap dilakuk

  • HOT & SWEET EX   11 - Amarah & Godaan

    "Haahhh, masih ada dua lagi," gumam Synda dengan embusan napasnya yang panjang.Setelah memutuskan untuk bergabung di perusahaan, Synda selalu mengisi hari-hari kerjanya dengan kerumitan. Begitu banyak dokumen yang harus diperiksa, dikoreksi, dan bahkan dibuat ulang sesekali juga.Isi kepala sudah pasti terkuras dikarenakan memang membutuhkan cara berpikir yang keras, terlebih ketika menangani dan juga menuntaskan urusan beberapa proyek besar diberikan oleh sang ayah kepadanya.Synda hanya akan mempunyai tujuan serta konsentrasi untuk menyelesaikan dengan hasil terbaik yang bisa dilakukannya. Sudah menjadi kewajiban bagi Synda. Ia harus bisa membuktikan diri bahwa memang memiliki potensi dan kemampuan dalam berbisnis."Sayang, apa yang sedang kau kerjakan?"Synda pun langsung bangun dari kursi kerja tengah ditempati mendengar suara dan juga sosok sang ayah. Dengan langkah kaki cukup cepat, Synda berjalan ke arah sofa. Di mana, ayahnya sedang ingin

  • HOT & SWEET EX   10 - Pesona Mantan Kekasih

    Seringaian Alexander tampak semakin puas, tentu dirinya menebak karena jawaban yang telah ia luncurkan. Synda pun mengutuk di dalam hati akan balasan dilontarkannya.Jika dipikirkan ulang kembali, terutama dari nada bicaranya, memanglah menunjukkan antusiasme tinggi akan apa yang Alexander hendak lakukan. Seakan juga menginginkan pria itu dengan hasrat tidak terbendung.Dan, pantas saja Alexander memerlihatkan reaksi begitu senang. Sepasang mata mantan kekasihnya itu juga memancarkan semakin nyata kebanggaan. Tentu, sorot tantangan turut bertambah, memandang dirinya."Kau mengatakan apa tadi, Sayang? Tidak terlalu jelas aku dengar. Bisa kau ulangi?"Synda menggeleng cepat. Ekspresinya tetap dibuat datar. Dan, dipilih melakukan upaya untuk menjauhkan badan dari kungkungan Alexander. Usahanya tak berjalan baik. Pria itu justru mengeratkan rengkuhan. Peluang untuk melepaskan bertambah kecil.Synda memutuskan menjalankan rencana kedua yang dirasa akan

  • HOT & SWEET EX   9 - Ancaman Halus

    "Kenapa tidak menjawab, Sayang? Kau pasti sudah tahu apa yang akan terjadi kepad--"Synda menjatuhkan kasar tangan mantan kekasihnya dari bahu. Lalu, didorong pria itu menjauh sehingga mereka jadi berjarak, walau memang tidak sampai lima meter. Tetapi, penghindaran kontak fisik sudah dirasanya cukup supaya tak menimbulkan sensasi aneh bagi dirinya yang meresahkan."Aku tidak mau tahu bagaimana?" Synda pun sengaja membalas dengan kalimatnya yang terkesan menantang. Suara tegasMatanya yang masih mendelik tajam terus diarahkan ke Alexander yang menyeringai dengan tatapan sarat akan kejahilan. Dari pancaran sepasang mata pria itu, mampu untuk ditangkapnya arti kejujuran. Memiliki kaitan akan apa yang Alexander sampaikan."Kau harus mau tahu, Sayang. Kau tidak akan bisa bersikap tidak peduli."Terus terang ucapan tersebut membuat ketenangannya semakin terkikis. Tentu ada sugesti untuk diri sendiri agar tidak mudah memercayai ucapan pria itu. Terlebih b

  • HOT & SWEET EX   8 - Memulai Perang

    Alexander sudah sangat merasakan aura kemarahan Synda semakin besar yang sedang berjalan di sampingnya dengan tangan mereka saling menggenggam. Lebih tepat, dirinya begitu kencang menautkan jemari ke jari-jari wanita itu.Diawal, saat masuk ke dalam lift, Synda menunjukkan penolakan keras. Masih tidak mau menuruni perintahnya untuk pergi ke apartemen guna mendiskusikan pekerjaan.Synda bahkan nyaris kabur, namun berhasil dihentikan dengan pembicaraan mengarah pada ancaman tentang akan dicabut posisi cukup tinggi wanita itu dari perusahaan.Hampir lima menit berlalu, Synda pun hanya diam. Tidak memerlihatkan perlawanan apa pun lagi. Wanita itu bahkan tak menolak saat tangan mereka ditautkan olehnya.Tidak ada juga reaksi yang berlebihan, sekan sentuhan yang ia berikan biasa saja. Tak seistimewa dulu. Ya, ketika masih menjadi pasangan kekasih, Synda sangatlah senang jika dirinya menggenggam dengan erat tangan wanita itu.Synda akan tersenyum lebar. Kedua

  • HOT & SWEET EX   7 - Urusan Dengan Alex

    "Apa lagi maumu? Sudah aku bilang aku tidak mau!" seru Synda dengan intonasi tinggi, setelah mengangkat teleponnya."Kau jangan menjanjikan kepadaku berbagai hal yang manis. Aku tidak akan mengubah keputusanku, Barret!"Synda langsung menjauhkan handphone dari telinga, ketika bentakan sang kakak dari seberang sana. Bukan berarti dirinya merasa takut. Hanya menghindari indera pendengaran jadi terganggu. Beberapa detik kemudian, kembali ponselnya ditempelkan di telinga. Celotehan sang kakak belum selesai."Kau pikir kau saja yang emosi? Aku juga! Kau jangan mengatakan aku seorang pembangkang. Aku tidak suka kau tuduh macam-macam." Synda ikut mengeraskan suaranya."Kau yang menangani proyek dia! Jangan menyuruhku! Tidak akan pernah mau aku melakukannya. Camkan!"Tanpa menunggu jawaban dan reaksi sang kakak, ditutup telepon secara sepihak. Lantas, pengaturan napas diterapkan untuk segera m

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status